Mohon tunggu...
Pendekar Syair Berdarah
Pendekar Syair Berdarah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jancuker's, Penutur Basa Ngapak Tegalan, Cinta Wayang, Lebih Cinta Keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Keringat Dorma, di Malam Syukuran Marga “Rangkat” (ECR#3 - 48 )

26 Juli 2011   11:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:22 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Keringat Dorma, Di Malam Syukuran Marga “RANGKAT”

Jumangkah angro sru susumbar lindu bumi gonjing... tuhu sang Wisnu Batoro kang nedyo Ambadog bumi…

“Ki Dalang ini ya apa sih... itu kan suluk sinopsis yang menandakan wisnu yang mampu bertriwikrama segunung gede... sampai – sampai seperti hampir menelan bumi......?” Bisik Mas Han Sip pada Dorma, yang semenjak sore tadi sampai malam beranjak belum beranjak pula ia dari sisi Mas han Sip.

“Ko, mas hans bisa tau....”

“Tahulah, aku pernah didongenging Ki Dalang about Batoro Wisnu Nitis ke Prabu Arjuna Sasrabahu, sampai ke Raden Ramawijaya era Lokapala...”

“Nah ini...orang mau nutup pidato kan biasanya uluk salam, lanjut wassholawatu wassalamu alla...bla...bla...amma’badu faya ayuhannas...”

“Baaaahh itu kan Mas Hans...yang kulina dengan bahasa arab... Naaaah... kalo Ki Dalang kan transmigran dari Brebes ke Rangkat... ya gitu itulah Laee... kalo pidato... Njaaaaahhhwani...”

Njawani sih njawani Dor... tapi ga’ usah pake kuah kaliiiiii...”

“Ah... mentang – mentang Dalang, selalu berbasa – basi dengan suluk, macapat, dan nembang terus... makanya dia melapuk tak laku – laku, Devi aja nolak dia, mana mau cewe se-sexy dia dicumbu rayu pakai lagu campur sari, macapat, dan sulak-sulukan...”

Kita tinggalkan Dorma yang masih ngobrol sambil menjilat es krim MAGNUM, dan Mas Hans, yang terus ngoceh pake bahasa arab percis Pak Ahmad Dinejad yang lagi pidato, sesekali pentunganya sampai terlupa ia jadikan mic.

. . .

Tumpeng Nasi kuning, juadah, macem – macem jajanan, dari jajan pasar sampai jajanan Mall ada, berbagai minuman dari mulai kopi Kapal selam sampai kopi luwak, ada. Dari wedang ronde sampe Milkshake juaga ada.

Yang ditunggu – tunggu adalah tumpeng dari Mba Kembang Rangkat yang sangat menggiurkan, berbagai masakan olahan Bunda Selsa dan satu lagi gelas – gelas berisi campuran kunyit, beras kencur, dan bratawali, itulah jamu yang special dibuat Devi untuk perjaka dan hadirin Rangkat.

Tak mau kalah berbagai buah – buahan hasil panen dari sawah – sawah rangkat yang amat subur, banget – banget. Lengkap, Duren, pepaya, manggis, jambu, pokoknya ada semua tanpa terkecuali.

Sementara Kang Hikmat, Mbah As, Pak Kades, dan Ki Dalang, saling bersila mengitari sesaji dan tumpeng malam itu. Mereka semua khusyuk memanjatkan do’a menurut agama dan kepercayaanya masing – masing.

Semuanya serius ga’ aura lucu sama sekali, nama – nama warga rangkat yang malam itu sedang punya hajat bareng – bareng ditulis diatas whiteboard besar :


1.Hans Sip Rangkat a.k.a Triansyah PJ

2.Bu Kades Rangkat a.k.a Mommy

3.Jingga Penari Desah Rangkat a.k.aJingga

4.Asih Bocing Rangkat a.k.aAsih Suwarsy

5.Pujangga Rangkat a.k.aLala Sangkak Laranta

6.Si Tante Jutex Rangkat a.k.a Deasy Maria

7.Ci Pocong Rangkat a.k.aPongky

8.Bowo Rangkat a.k.aBowo Bagus

9.Dorma Hansip Rangkat a.k.aDorma  Jadi Haulian Situmorang

10.Dalang Rangkat a.k.aEdy Siswoyo

11.Bocing Rangkat a.k.a Erwin

12.Calon Artis Rangkat a.k.aArga Serena

13.RT Rangkat a.k.aIbay Benz

14.Rinduku Rangkat a.k.aLia Nathalia


15.Sekdes Rangkat a.k.a Acik muhtar


16.Yeni Depe Kecil Rangkat a.k.aYeni Depe

17.Kades Rangkat a.k.aYayok Haryanto

18.RWRangkat a.k.aEdy Priyatna

19.Imels Rangkat Karaoke Poenyaa.k.achoky poenya

20.Lina Rangkata.k.aLovely Lina

21.Derose Pengamat DesaRangkat a.k.ademini rose

22.Bunda RT Rangkata.k.aSelsa Rengganis

Semuanya bener – bener normal dan sekali lagi masih serius, sampai Mbah As sesepuh Desa

Rangkat, mempersilahkan Dorma dan Mas Han Sip untukbergabung bersama semua hadirin, untuk ikut dalam do’a penutupan syukuran penggunaan marga RANGKAT.

“Awas tumpeng Kembang jangan disentuh – sentuh Ki...” Bisik Mas Han Sip dari sebelah kiri Ki Dalang sambil menyodokan pentunganya ke perut sebelah kiri Ki Dalang.

“Awas, peuyeumnya Ki jangan kau ganggu gugat...sekeranjang itu Dorma bangeeeett...” Bisik Dorma teman seprofesi Mas Hans dari sebelah kanan sambil menodongkan pentungan berwarna pinknya ke perut sebelah kanan Ki Dalang.

Kini, Ki Dalang dalam posisi terancam bak lelaki disarang penyamun. Sementara baru saja setengah do’a Kang Hikmat dibacakan mendadak mati lampu.

Ahh... jagad menjadi gelap gulita, asli gelap banget, lah wong rembulan dan lintang juga ndak’ ada. Tapi, untunglah PLR (Perusahaan Listrik Rangkat) berbaik hati, mati lampu tak berlangsung nyala.

“Byaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrr......” lampu terang benderang seperti sediakala.

“Ahhhhh.... ketahuaaaannnn.....” teriak koor para hadirin, di susul dengan riuh gelak tawa, serta bahak.

Mbah As yang biasanya Cuma mesem pun ikut tertawa terbahak sampai terbatuk – batuk, Bu Kades sak Pak kadesnya, Bu RT selsa sak Pak RT Ibaynya pun tertawa lepas sambil memegangi perut mereka.

Mas Hans, sudah membopong setampah Tumpeng nasi kuning plus ayam bakar sak urab – urabnya, sudah hampir mas hans bawa lari.

Sementara rambut Ki Dalang yang pendek satu senti sudah berubah menjadi gimbal, tapi bukan gimbal dengan gugusan rambut segede jari telunjuk kayak rambutnya Kompasianer dan Rangkaters Mas R-82 alias Rony Sundanicus.

Rambut Ki Dalang Gimbal Pete, satu ikat Pete ia sangkutkan di kepalanya, lebih mirip seperti kepala Ki dalang berumbia Pete.

Dorma.

Seperti tak ada apa – apa ia ikut – ikut menertaiwai Mas hans dan Ki Dalang, tanpa terasa cairan putih pekat deras meluncur dari kepalanya.

“Itu apa Dooorrr....” tanya Ki Dalang.

“Apa Ki ko nglihatin aku...? Kringet ini Ki....!!!!”

“Kringet ko bau tape eh peuyeum gituuuuh...”

“Hehehehehe....”

Dorma menyembunyikan peuyem kedalam topinya.

Jadilah, do’a penutup benar – benar diakhiri dengan gelak tawa, puas para hadirin.

Begitulah Rangkat yang saya tahu, penuh cerita, penuh canda, ada tangis yang lebur ke samudra tawa, dan beginilah kegembiraan yang sejati luapan antara tangis dan tawa berbaur menjadi satu. Bukan sekedar hahahaha, xixixixi, wekekekeke, qiqiqiiqqi, heuheuheu, atau dilambangkan dengan smiley [ J ].

Bilasen Srono, Lakak Guyumu hahahaha... Bilaslah tangismu dengan bahak tawamu hahaha.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun