Pembahasan yang tidak kalah menarik adalah tentang Allah yang maha kuasa. Allah tidak pernah sibuk dan tidak pernah kesulitan. Kuasa Allah yang tidak terbatas itu dinyatakan dalam ciptaan. Allah menopang apa yang diciptakan-Nya. Dia tidak pernah berhenti melakukannya. Kuasa Allah yang besar itu nyata Kebangkitan-Nya dan dalam rencana keselamatan dari Allah bagi manusia. Kuasa Allah berguna bagi orang percaya saat tidak berdaya, saat ragu-ragu dan saat tanpa pengharapan. Akan tetapi apa jadinya jika kemahakuasaan Allah ini dihubungkan dengan murka-Nya. Anda akan diajak berfikir betapa dahsyatnya Allah yang murka. Murka Allah adalah murni karena terkait dengan kekudusan-Nya dan keadilan-Nya. Allah sering menahan murka-Nya, tetapi pasti akan melakukan-Nya dengan hebat suatu saat.  Anda harus membaca halaman 89 untuk memahami murka Allah yang bersifat pribadi ini. Obyek murka Allah adalah dosa yang terwujud dalam kefasikan, kelaliman dan berujung pada penolakan akan Allah. MacArthur memberikan contoh Nebukadnezar yang dipermalukan selama 7 tahun karena tidak menyadari betapa dahsyatnya murka Allah. Sadar  akan dosa akan menjauhkan umat manusia dari  murka-Nya.
Dalam pribadi yang sama, terdapat murka yang dahsyat dan kebaikan yang tak tertandingi. Itulah pribadi Allah. Kebaikan Allah tercermin dari kesabaran-Nya. Secara umum kebaikan Allah tercermin pada pemeliharaan-Nya atas semua ciptaan-Nya. Secara khusus kebaikan Allah terjadi saat anak-Nya, Raja di atas segala raja dihina. Dalam keadaan sebagai manusia, Yesus Kristus disalibkan dan mati. Dalam halaman 113 MacArthur secara detail menjelaskan alasannya. Tujuan dari kebaikkan Allah ini adalah untuk memberikan kepastian keselamatan bagi yang percaya. Tidak ada yang bisa menggagalkan tujuan Allah. Inilah yang disebut kedaulatan Allah. Ada tiga kedaulatan Allah dalam bab 9 buku ini, yaitu kedaulatan teokrasi, kedaulatan pekerjaan dan kedaulatan keselamatan. Kedaulatan Allah inilah yang bisa membuat hal baik maupun buruk menjadi kebaikan anda. Sayang kalau anda melewatkan membaca hal-hal penting ini.
John MacArthur tidak lupa mejelaskan hubungan yang sangat dekat antara orang percaya dengan Allah yaitu, Allah sebagai Bapa. Hubungan Kristus dengan Bapa adalah polanya. Siapa yang di dalam Kristus akan menjadi satu keluarga dengan Bapa. Kasih Bapa yang kekal, menyatukan dan memberkati anak-anakNya. Semuanya ini bertujuan untuk kemuliaan Allah. Tentang kemuliaan Allah ini, penulis sangat rinci menjelaskan mulai dari taman Eden hingga kemuliaan di dalam Kristus Yesus. Dan bab terakhir dari buku ini MacArthur membawa pembaca menyadari tujuan akhir dari keselamatan yaitu penyembahan. Siapakah yang kita sembah? Allah Tritunggal. DIA lah pusat pikiran dan penyembahan orang percaya. Tidak boleh ada penyembahan yang cacat. Oleh sebab itu orang percaya harus menghadap Allah dengan tulus, setia, rendah hati  dan murni hatinya.
Buku ini berisi hal-hal yang berat namun disajikan dengan ringan sehinga siapa saja bisa membaca buku ini. Bahasa yang mudah difahami dan alur pemaparan yang mengarah dari berat ke ringan, membuat pembaca makin lama makin menikmati. Anda kaum awam, pelajar atau rohaniwan wajib membaca buku yang satu ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H