Pemahaman yang tidak proporsional tentang Allah adalah sama seperti melihat gambar karikatur. Meyakini hal yang salah tentang Allah artinya sama dengan menyembah berhala. Sebab itu anda harus memiliki pandangan yang benar dan proporsional tentang Allah. Buku John MacArthur yang berjudul Our Awesome God akan menuntun anda untuk memiliki pandangan yang benar tentang Allah.
Judul Buku    : Our Awesome God
Pengarang    : John MacArthur
ISBN Â Â Â Â Â Â Â : 978-623-6453-36-0
Penerbit      : Literatur Perkantas Jatim
Halaman      : 184 hlm
Harga        : Rp. 65.000
Tahun Terbit   : 2024
Saat membaca buku yang satu ini dibutuhkan ketenangan dan keheningan berfikir sehingga anda faham tentang siapakah Allah itu. Pertanyaan tentang siapa Allah itu telah menyebabkan manusia membuat definisi, membuat pengakuan bahwa tidak ada Allah bahkan membuat Allah mereka sendiri. Kebingungan tentang siapa Allah yang sebenarnya dalam Alkitab disampaikan secara runut, jelas dan mendalam oleh John MacArthur dalam buku ini.
Allah Tritunggal menjadi sajian pembuka dalam buku ini. Di dalamnya terdapat penjelasan tentang Allah yang benar sebagai pribadi yang hakikat keberadaan-Nya adalah Roh. Yang menarik dalam bagian ini adalah bagaimana penulis menjelaskan Ke-Tritunggal-an Allah dan konsep Allah yang Esa. "Allah adalah satu tapi ada bukan sebagai dua, melainkan sebagai tiga Pribadi". Â Uraian tetang Tritinggal ini dijelaskan dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru.
Karena TUHAN adalah Allah, maka Dia tidak berubah. Karakter Allah tidak berubah. Inilah yang menyebabkan Abraham sangat percaya kepada Allah, bahkan berani mengorbankan apa pun. Selanjutnya MacArthur membahas rencana keselamatan Allah yang tidak berubah. Jangan lewatkan penjelasannya tentang keselamatan yang adalah kepastian dan tidak ada keraguan sedikit pun di dalamnya.
Allah kita yang hebat, menurut buku ini dicirikan dari sifat-Nya yang paling penting yaitu kudus.  Menariknya, dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, ketika memuji TUHAN  malaikat-malaikat tidak menyebutkan "setia, setia, setia" atau "kekal, kekal, kekal" melainkan "kudus, kudus, kuduslah TUHAN, Allah yang Maha Kuasa".  Allah yang kudus tanpa dosa itu menyebabkan jurang pemisah yang dalam  dengan yang tidak kudus. Kekudusan Allah menuntut siapa pun yang mendekat pada-Nya harus kudus. Kekudusan adalah kemutlakan. Tidak ada seorang pun yang bisa melihat Allah tanpa kekudusan. Nabi Yesaya pun hancur kati ketika melihat kekudusan Allah. Orang yang melihat Allah pasti akan mati. Dalam bab III,  ini yang penting untuk dibaca adalah bagaimana caranya agar kita bisa menjadi kudus sehingga berkenan kepada Allah. Bab ini diakhiri dengan perintah "kuduslah kamu, sebab Aku kudus" (1Pet. 1: 15-16).
Setelah menjelaskan Pribadi Allah Tritunggal dan sifat kudus-Nya, buku ini selanjutnya mengupas tentang sifat Allah yang maha tahu.  Gaya penulisan bab ini yang  langsung to the point  menyebabkan pembaca bisa dengan mudah memahami implikasi apa saja yang terkandung dalam kemahatahuan Allah. Implikasi-implikasi tersebut adalah tidak adanya tempat yang tersembunyi dari Allah. Allah tahu bahkan sampai bagian yang terdalam di hidup manusia, oleh sebab itu sia-sia munafik. Allah tidak bisa ditipu oleh apa pun dan siapa pun. Allah bersifat maha tahu dan hikmat-Nya yang menyebabkan Dia mengetahui segala sesuatu. Ini berbeda dengan hikmat manusia yang sudah cacat dengan dosa. Dalam bab ini anda dituntun bagaimana caranya untuk menemukan hikmat Allah (hlm. 58). Yang menarik di bagian ini adalah kemahatahuan Allah menguntungkan orang  percaya. Sifat-Nya itu menjamin dua hal dalam hidup orang percaya, yaitu tetap yakin akan kemahatahuan-Nya di tengah kesulitan dan ada penghiburan dalam setiap situasi. Dicontohkan dalam bagian ini bagaimana Petrus akhirnya bergantung kepada kemahatahuan Kristus ketika dalam kegundahan. Petrus berkata:" Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu. Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau" (Yoh. 21: 15-19).
Sifat Allah kita yang ajaib dan yang tidak dimiliki siapa pun selanjutnya adalah sifat maha hadir. Kemaha-hadiran Allah memberi ketenangan besar, sekalipun menghadapi kematian. MacArthur menuliskan bagaimana orang Asyur membatasi kehadiran Allah dengan menduga bahwa Allah hanya hadir di gunung dan tidak di tempat lain. Bahkan Israel pun berusaha membatasi kemahadiran Allah. Anda harus membaca bagian ini supaya tidak terjebak seperti sikap Asyur dan Israel yang membatasi kehadiran Allah. Persoalan umum yang sering dipikirkan manusia adalah bahwa Allah tidak hadir di tempat-tempat yang najis. Kalau Allah hadir di tempat najis, maka Dia ternodai dan pasti tidak murni. Ini semua salah. Untuk mendapatkan penjelasannya anda tidak boleh melewatkan halaman 67.
Karena kehadiran-Nya yang tetap, maka orang percaya bisa mengusahakan persekutuan yang dekat dan tetap dengan Allah. Hubungan ini memungkinkan karena Allah adalah Roh. Kedekatan ini Allah ini memungkinkan orang percaya bisa mengusahakan hidup saleh. Hal ini disebabkan karena adanya kesadaran kehadiran Allah sehingga membuat orang percaya menolak setiap pencobaan.