Setelah di tangani di UGD, akhirnya saya di bawa ke ruang perawatan di lantai 4 karena menurut dokter saya harus masuk ruang rawat inap untuk observasi. Sebetulnya , kesemutan sebelah badan yang saya rasakan sebelumnya sudah mulai hilang dan saya sudah tidak merasa sakit lagi alias sehat walafiat segar bugar. Tapi tetap harus dirawat atas perintah dokter. Penyakit nya sendiri adalah TIA (http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/06/24/hati-hati-dengan-tia/) yang kembali menyerang saya setelah lama tidak 'mampir' , dan seperti sebelumnya, setelah hilang maka saya akan kembali sehat. Menurut dokter Hartono Prabowo Sp Syaraf, dokter yang menangani saya, penyakit TIA atau stroke ringan ini , ada tiga kemungkinan bagi saya atau siapa pun yang pernah terserang 'neng TIA' ini, yaitu :
- 1. Sepertiga pasien yang pernah menderita TIA akan sembuh total dan tidak akan terserang lagi.
- 2. Sepertiga ke dua adalah penyakit TIA ini akan berulang dan berulang jika ada faktor pemicu.
- 3. Dan sepertiga pasien TIA akan menjadi stroke akut atau menyebabkan kematian atau cacat permanen ( Â Â Â Â Â hiiiiingeri ah, mudah2an saya tidak ).
Dan karena TIA yang menyerang saya kali ini ini adalah yang kesekian, jadi saya masuk ke kelompok yang kedua, walaupun saya berharap masuk ke kelompok yang pertama dan sangat berharap tidak masuk ke kelompok yang ke tiga. Karena sudah sehat dan hanya menunggu observasi pemeriksaan dokter, di RS selama perawatan saya pun mulai merasa bosan karena merasa di penjara, terutama karena saya 'disandera' oleh cairan infus yang menggelantung sehingga tidak bisa bebas. Dan karena merasa sehat, saya pun gak mau pake baju 'seragam' pasien RS, kesannya gimana getoh kalo pake baju pasien, kayak gak berdaya. ( lebay dikit gpp ah). Sehingga waktu ada temen yang nengok, komen nya adalah saya gak kayak orang sakit katanya, apalagi sebelumnya dia membayangkan saya terbaring lemah di ranjang rumah sakit, ternyata waktu dia datang saya sedang cengengesan katanya. Karena hasil CT Scan gak ada masalah, dokter yang memeriksa saya merujuk saya ke dokter jantung karena dikhawatirkan ada penyebab yang berasal dari jantung. Maka saya pun harus nunggu sehari lagi karena harus diperiksa jantung nya. Esok malamnya , saya pun diperiksa di bagian jantung, ada tiga yang harus saya pemeriksaan yang harus saya jalani, yaitu :
- USG jantung. Saya pikir ibu hamil aja yang di USG, ternyata jantung saya juga harus di USG.
- Treadmill
- Ekokardiografi atau echo, untuk memeriksa jalan nya darah dari jantung ke otak, yang di periksa adalah urat leher tempat darah menuju otak.
Dari hasil pemeriksaan ketiganya, ternyata jantung saya tidak ada masalah dan penyebab TIA nya saya pun ternyata bukan dari jantung. Sebetulnya saya merasa bersyukur karena hasil pemeriksaan jantung saya oke, tapi ada sedikit ganjelan juga, ganjelannya adalah pemeriksaan itu ternyata telah berhasil menguras dompet yang cukup 'dalam'. Sampai saya berfikir , kalau mau su'udzon nya, keliatannya pihak Rumah Sakit seperti mengada ada menyuruh saya memeriksakan jantung agar alat yang sudah mahal mereka beli bisa cepat kembali modal, tapi itu cuma pikiran negatif saya, mudah2an saya salah, tapi memang mahal juga sih, karena untuk USG biaya nya hampir 1 juta, treadmill 500 ribu, echo 700 ribuan, tapi sudah lah, yang penting sehat. Memang kadang kita tidak menyadari bahwa sehat itu sebuah nikmat dan karunia dari Allah yang sangat berharga sampai kita merasakan sakit. Sehat itu mahal, maka mari kita jaga kesehatan kita, seperti nasehat dokter, kita harus menjaga pola hidup sehat dengan makanan sehat, pola hidup sehat dan istirahat yang cukup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H