Mohon tunggu...
Siswoko Wok
Siswoko Wok Mohon Tunggu... wiraswasta -

a happy father

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hati-hati dengan Tia

24 Juni 2011   10:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:13 2228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mulanya adalah rasa pusing, pusing yang berputar  atau vertigo, kemudian tiba tiba setengah badan dari ujung kepala sampai ujung kaki terasa kesemutan. Waduh, ada apa ini, saya saat itu sedang berada di belakang stir dalam perjalanan pulang ke rumah, sementara jarak ke rumah masih sekitar 3 km lagi, tapi rasa pusing dan kesemutan itu semakin menjadi, langsung dalam hati saya berdoa, Ya Allah tolong hambamu ini, tolong selamatkan hamba ya Allah, jangan sampai pingsan saat ini, saya terus berdoa sambil membawa mobil, mobil saya arahkan ke rumah sakit, kebetulan dekat rumah ada rumah sakit Mayapada, langsung saya masuk ke halaman RS, dan langsung parkir di depan IGD, Alhamdulillah bisa sampai juga ke RS. Dengan langkah gontai saya cepat2 masuk ke IGD dan langsung berbaring di tempat tidur yang ada di dalamnya tanpa sempat mendaftar di tempat pendaftaran. Setelah saya sampaikan masalah saya ke dokter jaga IGD, langsung saya ditangani, dan ternyata saya harus di rawat inap. Setelah melakukan serangkain pemeriksaan, terutama oleh dr syaraf, Dr Hartono Prabowo, disimpulkan bahwa saya kena TIA. Waduh, namanya bagus, nama wanita cantik pikir saya, ternyata TIA yang ini adalah kepanjangan dari Transient Ischemic Attack , TIA sering disebut ministroke, serangan iskemik transien ini dapat menjadi peringatan terhadap serangan stroke. Fakta menunjukkan bahwa sekitar satu dari tiga orang yang mengalami serangan iskemik transien akhirnya memiliki stroke, dengan sekitar setengah yang terjadi dalam satu tahun setelah serangan iskemik transien. itu kata dokter, mengerikan ya. Selain seperti yang saya alami, yaitu vertigo dan kesemutan, gejala TIA yang lain adalah * Cadel atau susah berbicara atau kesulitan untuk memahami orang lain * Tiba-tiba mengalami kebutaan pada salah satu atau kedua mata atau penglihatan ganda * Pusing, kehilangan keseimbangan atau koordinasi Jika tanda-tanda dan gejala berlangsung lebih lama dari 24 jam atau menyebabkan kerusakan otak abadi, itu dianggap sebagai stroke, Alhamdulillah, tanda2 yang saya alami hanya berlangsung sekitar 1 jam kurang, sehingga dokter menyebut serangan terhadap saya hanyalah stroke ringan. Yang terjadi pada saya, saat itu adalah karena adanya pengentalan darah sehingga tekanan darah naik sampai 180/120 sehingga terjadi penyumbatan aliran darah ke otak yang menyebabkan kesemutan setengah bagian tubuh saya. Kemudain dokter memberi obat pengencer darah CPG atau Clopidogel, juga obat darah tinggi Triatec serta Lipitor untuk penurun kolesterol. Menurut dokter , obat2 an ini harus di minum setiap hari seumur hidup. Waduh, bayangkan, seumur hidup, tapi ya sudah lah, mau bagaimana, karena tujuan nya adalah mencegah agar serangan "mbak TIA' ini tidak menghampiri saya lagi. Pernah  sekali waktu itu karena saya pikir tidak merasa apa2, saya hentikan makan obat selama beberapa waktu, dan ternyata kejadian kesemutan itu berulang, sehingga harus kembali ke RS, dan kata dokter memang tidak boleh "putus obat" untuk menghindari kedatangan mbak TIA tadi. Tapi yang jelas, selain obat juga harus menjaga pola hidup sehat, tidak merokok, tidak minum alkohol, hindari stres, dan banyak berolah raga. Tapi saya sendiri sebetulnya sudah mengikuti pola hidup sehat seperti itu, saya tidak merokok, tidak minum minuman beralkohol, stres ? ya saya mencoba untuk hidup menerima apa adanya sehingga merasa tidak stres. Olah raga, nah ini yang mungkin agak kurang, tapi sekarang selalu saya sempatkan setiap hari sabtu dan minggu untuk bersepeda 20 km secara rutin. Dan Alhamdulillah, sejak serangan terakhir sekitar 2 tahun lalu, sampai sekarang tidak pernah lagi dan mudah2an mbak TIA tidak menghampiri saya lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun