Mohon tunggu...
Siska Putri Sp
Siska Putri Sp Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - bermimpi menjadi penulis

#pharmacist #sastra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Pertunjukan Teater Drama "Yalebonto"

6 Juli 2021   20:45 Diperbarui: 6 Juli 2021   20:59 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kritik Pertunjukan Teater Drama "Yalebonto"

1. Sinopsis

Teater ini menceritakan tentang kisah sepasang suami istri yang sedang menantikan kelahiran calon anak mereka. Sang istri mengandung bayi kembar dan akan melahirkan. sang suamipun memanggil dukun beranak yang ada di sekitar mereka. Ketika anak mereka lahir, sang suami terkejut karena salah satu dari bayi kembar yang dilahirkan isrtinya adalah buaya. mereka menamainya "Yalebonto". Sang suami tidak mau Yalebonto dirawat di dalam rumahnya, ia ingin Yalebonto dilepas ke sungai, sementara sang istri menolak keras dan menginginkan sebaliknya. Akhirnya sang istri mengalah dan mengikhlaskan Yalebonto untuk dilepaskan kesungai, ia memberi pesan terakhir kepada Yalebonto bila suatu saat saudara dan keluarganya melewati sungai dimana ia dibuang maka ia patut memakan mereka.

2. Pendekatan Struktural/Objektif

Pendekatan struktural dipelopori oleh kaum Formalis Rusia dan Strukturalisme Praha, yang mendapat pengaruh langsung dari teori Saussure yang mengubah studi linguistik dari pendekatan diakronik ke sinkronik. Studi linguistik tidak lagi ditekankan pada sejarah perkembangannya, melainkan pada hubungan antar unsurnya. Masalah unsur dan hubungan antarunsur merupakan hal yang penting dalam pendekatan ini  (Nurgiyantoro, 2000:36). Aliran ini muncul dengan teori strukturalisme yang dikemukakan oleh anthropolog Perancis, Claudio Levi  Strauss. Teori ini dikembangkan dalam linguistik oleh  Ferdinand de Saussure dengan bukunya Cours de Linguistique Generale.(Djojosuroto, 2006: 33)

Pendekatan Objektif adalah pendekatan yang memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom,   karena itu tulisan ini mengarah pada analisis karya sastra secara strukturalisme. Sehingga pendekatan strukturalisme  dinamakan juga pendekatan objektif.  Semi (1993:67) menyebutkan bahwa pendekatan struktural dinamakan juga pendekatan objektif, pendekatan formal, atau pendekatan analitik. Strukturalisme berpandangan bahwa untuk menanggapi karya sastra secara objektif haruslah berdasarkan pemahaman terhadap teks karya sastra itu sendiri. Proses menganalisis diarahkan pada pemahaman terhadap bagian-bagian karya sastra dalam menyangga keseluruhan, dan sebaliknya bahwa keseluruhan itu sendiri dari bagian-bagian (Sayuti, 2001; 63).

- Unsur intrinsik drama teater " Yalebonto"

a. Tema : Teater drama tersebut bertemakan tengang keluarga.

b. Alur : Alur yang digunakan dalam pertunjukan drama teater tersebut adalah alur maju.

c. Tokoh dan Penokohan :

   Terdapat 4 tokoh dalam drama tersebut yaitu :

* Ina / istri : Dalam teater tersebut sang istri digambarkan sebagai gadis kampung yanh sedang hamil.besar dan akan melahirkan.

* Suami : Dalam teater tersebut tokoh suami digambarkan sebagai laki-laki yang konyol dan pelupa.

* Dukun bayi : Digambarkan sebagai nenek tua yang membantu proses persalinan Ina.

* Yalebonto : Digambarkan sebagai salah satu bayi kembar dari ina dan sang suami yang berwujud buaya.

d. latar : Latar yang ditampilkan pada pertunjukan ini adalah di dalam rumah.

e. Dialog : teater drama ini menggunakan dialog percakapan antar pemain.

f. Setting : Teater ini disetting dengan nuansa rumah sederhana khas di pedesaan.

- Unsur ekstrinsik

sosial/budaya : Kepercayaan terhadap mitos, dalam cerita ini mengatakan bahwa bila istri sedang mengandung, maka suami dan istri tersebut tidak boleh membunuh binatang bila tidak ingin hal buruk terjadi pada calon bayi yang ada dikandungan.

seperti pada kutipan berikut ini :

"Astaga, istriku hamil, jadi tidak boleh membunuh binatang" kata sang suami.

3. Pendekatan pragmatik

Pendekatan pragmatik adalah pendekatan dengan.melihat kegunaan suatu karya sastra. Kegunaan ini dilihat dari segi hiburan, estetika, pendidikan, dan hal lainnya.

-- Nilai sosial : Membedakan seseorang berdasarkan fisik adalah hal yang tidak baik terlebih saat orang tua yang membedakan perlakuan kepada anak yang satu dengan lainnya.

- Nilai agama : Kepasrahan menerima keadaan yang tidak sesuai harapan dan menganggapnya sebagai ujian dari Alloh SWT.

4. Pendekatan mimetik

Menurut Abrams (dalam Siswanto, 2008:188) pendekatan mimetik adalah pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya terhadap hubungan karya sastra dengan kenyataan di luar karya sastra.

a. Gambaran nyata kehidupan

- Saling mencintai

- Hamil

- Melahirkan

- Mempunyai keturunan

b. Gambaran tidak nyata

- Manusia melahirkan anak buaya

5. Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan

Cerita yang dibuat sangat bagus, mengandung nilai pendidikan. Para tokoh tampil dengan sangat baik sehingga teater sangat bisa dinikmati.

Kekurangan

Suara atau tata musik masih terlalu keras sehingga membuat suara pemeran tidak terdengar jelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun