Mohon tunggu...
Sis Hartika
Sis Hartika Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hoby saya bermain bulutangkis dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Adanya Dorongan Berkarya Seni Sebagai Salah Satu Cara Terbaik untuk Menumbuhkan Minat Peserta Didik Tingkat SD dalam Pembuatan Sebuah Karya Seni

30 April 2024   11:01 Diperbarui: 30 April 2024   12:40 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terciptanya sebuah seni bukan tanpa alasan, seni lahir karena adanya dorongan berkarya seni. Adanya dorongan dalam berkarya seni ini membantu mengklasifikasikan/mengkategorikan seni yang dibuat oleh seseorang termasuk kategori seni karena adanya dorongan apa didalam diri seseorang tersebut.

Sebagai seorang guru yang akan mengajarkan pembelajaran seni kepada peserta didiknya. Guru harus mempelajari dan mengetahui serta dapat menidentifikasi karya seni yang telah dibuat peserta didik termasuk didalam karya seni yang tercipta karena adanya dorongan apa dalam diri peserta didik tersebut. Terciptanya sebuah karya seni itu, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bukan tanpa alasan. Tetapi karena adanya dorongan yang membuat seseorang menciptakan sebuah karya seni.

Dorongan berkarya seni itu ada beberapa macam, sebagai seorang calon guru alangkah lebih baiknya harus mengetahui dan mempelajari dorongan-dorongan berkarya seni tersebut untuk bekal dalam memberikan pelajaran seni kepada peserta didiknya kelak.

Dorongan-dorongan dalam berkarya seni sebagai berikut:

1. Dorongan magis atau religius (keagamaan)

Banyak contoh karya seni yang dapat dibuat peserta didik karena adanya dorongan magis atau religius (keagamaan) didalam dirinya. Peserta didik yang berada di dalam satu kelas tentunya memiliki agama dan kepercayaan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Inilah yang menyebabkan beragamannya karya seni yang dapat dibuat oleh peserta didik sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

Berikut beberapa contoh karya seni yang dibuat peserta didik tingkat SD karena adanya dorongan magis atau riligius:

a) Peserta didik yang beragaman Islam menggambar seni kaligrafi, dorongan berkarya seni ini dilandasi dari penghayatan ayat-ayat dalam kitab suci Al-Qur`an sehingga seni kaligrafi tersebut memiliki keindahan atau nilai estetika tersendiri bagi setiap peserta didik yang membuatnya.

b) Peserta didik yang beragama Budha menggambarkan patung Budha sebagai pengingat dan pemusatan pemikiran kepada seluruh umat Budha untuk selalu bermeditasi untuk memperoleh ketenangan diri.

Dari beberapa contoh diatas mengenai penciptaan karya seni karena adanya dorongan magis dan religius, dapat kita lihat bahwa peserta didik dapat membuat karya seni sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya. Sebagai seorang guru dalam hal ini, diharapkan mampu membimbing, memotivasi peserta didik, dan saran jika peserta didik memerlukan hal tersebut untuk kelancaran dalam pembuatan karya seninya.

2. Dorongan untuk bermain

Peserta didik tingkat SD sebagian besar kegiatan yang dilakukannya sehari-hari selain sekolah adalah bermain. Hal tersebut sangatlah wajar, terlebih lagi apabila peserta didik masih duduk di kelas rendah. Dalam pembelajaran seni tidak harus selalu sesuai dengan tuntutan guru. Guru juga harus mampu mengetahui kebutuhan dan kemampuan peserta didiknya. Karena pembelajaran seni ini konteksnya untuk peserta didik tingkat SD. Guru harus mampu membawa pembelajaran seni ini lebih santai, namun tetap mampu mencapai tujuan pembelajaran dalam seni tersebut. Peserta didik dapat diberikan kebebasan untuk membuat karya seni, akan tetapi harus selalu dalam pengawasan gurunya. Dengan begitu peserta didik dapat belajar sambil bermain dan tidak melupakan kewajibannya dalam berkarya seni.

Berikut beberapa contoh pembuatan karya seni oleh peserta didik tingkat SD karena adanya dorongan untuk bermain:

a) Peserta didik diberikan kebebasan oleh guru untuk membuat sebuah karya seni dari cat air dan buku gambar. Dengan begitu peserta didik tidak akan merasa terbebani dengan tugas yang diberikan oleh guru, peserta didik dapat mengerjakannya sambil bermain, tetapi tetap dalam pengawasan guru. Contohnya peserta didik dapat membuat membuat lukisan dari cat air yang dibaluri ke seluruh telapak tangannya kemudian ditempelkan ke dalam sebuat buku gambar. Itu salah satu contoh bahwa peserta didik sebenarnya memiliki berbagai cara dalam membuat sebuah karya seni, meskipun sambil dalam kegiatan bermain. Pembuatan sebuah karya seni karen adanya dorongan untuk bermain dalam diri peserta didik juga dapat meningkatkan kreativitasnya dam berkarya seni.

b) Sebagai seorang guru juga harus terampil dan mampu memanfaatkan bahan yang ada disekitar untuk dijadikan media dalam pembelajaran seni. Contoh berikutnya yaitu membuat karya seni dari tanah liat. Peserta didik kembali diberikan kebebasan dalam membuat sebuah karya seni sesuai dengan keinginannya masing-masing, karena tingkat kekreativitasan peserta didik yang satu dengan yang itu berbeda-beda. Sebagai seorang guru harus mengakui bahwa peserta didik mampu membuat karya seninya sendiri karena adanya dorongan bermain dalam dirinya. Dengan tanah liat tersebut peserta didik dapat membuat karya seni sesuai kreasinya. Contohnya ada yang membuat hewan, benda-benda yang ada disekitarnya, atau pun hal-hal lainnya sesuai imajinasi peserta didik tersebut.

3. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan praktis sehari-hari

Seni mempunyai peranan dalam kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-seharinya. Melalui seni seseorang dapat mengungkapkan atau menyatakan perasaan pribadi mereka mengenai aspek-aspek pokok kehidupan sehari-hari. Tidak hanya orang dewasa, bahkan peserta didik tingkat SD sekalipun dapat membuat karya seni untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, hanya saja terkadang peserta didik tingkat SD belum mampu memahami bahwa karya seni yang dibuatnya tersebut secara tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Bagaimana contohnya?

Berikut ini adalah beberapa contoh karya seni yang dibuat peserta didik tingkat SD karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya:

a) Peserta didik membuat tempat alat tulis dari stik es krim, ini merupakan sebuah karya seni hasil karya peserta didik yang tujuan untuk memudahkan mereka dalam mencari alat tulisnya karena ada dalam satu tempat, jika ditanya kenapa mereka membuat tempat pensil tersebut mungkin jawabannya adalah sebagai tempat alat tulis. Itu adalah jawaban yang benar. Tapi sebagai seorang guru, guru akan mengetahui secara tidak langsung karya seni yang dibuat peserta didiknya adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, hanya saja peserta didik belum mampu menjelaskan bahwa karya seni tersebut untuk memenuhi kebutuhannya.

b) Pembuatan tempat sampah dari kardus bekas yang dilapisi karton, dalam realisasi pembelajaran seni bisa saja ada peserta didik yang terpikir untuk membuat tempat sampah. Bukan tanpa alasan, mungkin saja peserta didik tersebut tidak melihat adanya tempat sampah di dalam kelasnya jadi mereka berinisiatif untuk membuat tempat sampah dari kardus bekas yang dilapisi dengan karton. Dalam contoh pembuatan karya seni tersebut terlihat bahwa peserta didik mampu berimajinasi dan mengembangkan kekretivitasannya dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dengan melihat kondisi di dalam kelas peserta didik mampu mewujudkan sebuah karya, yang mana karya tersebut dapat memunuhi kebutuhannya dan kebutuhan orang lain juga.

Dari beberapa dorongan karya seni yang telah dijelaskan di atas dapat diketahui bahwa dengan adanya dorongan dalam berkarya seni mampu membuat peserta didik mengekspresikan imajinasi tentang pemahaman dirinya . Hal ini seringkali tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, namun mampu dituangkan lewat sebuah karya seni kerajinan tangan oleh peserta didik.

Tugas guru dalam pembelajaran seni ini adalah untuk membimbing, memotivasi, dan memberikan saran apabila diperlukan oleh peserta didik. Sesekali peserta didik diberikan kebebasan dalam berkarya seni, tetapi tetap dalam pengawasan dan bimbingan guru, agar peserta didik merasa senang dan tidak merasa terbebani dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun