Mohon tunggu...
Siska Solehah
Siska Solehah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Diponegoro

Mahasiswa Antropologi Sosial Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berbudaya Sejak Dini: Pembuatan Prakarya Wayang Kulit, Mainan Tradisional, dan Pojok Literasi

10 Agustus 2023   20:56 Diperbarui: 11 Agustus 2023   06:15 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Kepala Sekolah SDN 1 Banaran - Dok. pribadi

Desa Banaran, Kecamatan Pracimantoro.

Kebudayaan saat ini merupakan hal yang seharusnya diajarkan sejak dini, dengan seiring berjalannya waktu pemahaman wawasan mengenai kebudayaan mulai memudar. Pengaruh globalisasi, merajalelanya teknologi dan trend masa kini menjadi satu alasan memudarnya kebudayaan. 

Wayang Kulit adalah salah satu contoh kebudayaan dari Jawa Tengah yang kini keberadaanya mulai memudar di kalangan kaum muda, tepatnya anak sekolah dasar. Hanya segelintir anak-anak yang mengetahui wayang kulit. Maka bersamaan dengan itu, Mahasiswa KKN Tim II Undip 2022/2023 mengajak anak-anak SDN 1 dan SDN 2 Banaran (20/07/2023) untuk tidak melupakan kebudayaan daerah melalui pembuatan Prakarya Wayang Kulit. 

Anak-anak kelas 4,5,dan 6 di SDN 1 Banaran - Dok. pribadi
Anak-anak kelas 4,5,dan 6 di SDN 1 Banaran - Dok. pribadi

Pembuatan prakarya wayang kulit ini dilakukan untuk mengenalkan kesenian dari Jawa Tengah dengan mengambil tokoh wayang Punakawan. Dalam pelaksanaan pembuatan dan pemberian pengenalan mengenai wayang Punakawan ini dilakukan oleh Siska Solehah sebagai mahasiswa KKN Tim II Undip. 

Selain itu, Siska mengenalkan kebudayaan melalui pemberian buku dan mainan Tradisional yang dijadikan sebagai Pojok Literasi di SDN 1&2 Banaran, dan MIM Kranding (30/07/2023). Pemberian fasilitas buku dan permainan tradisional adalah tidak lain untuk mengurangi penggunaan gadget yang sudah mulai menjamur di kalangan anak-anak.  Dengan adanya fasilitas permainan tradisional, anak-anak diharapkan dapat membentuk kebersamaan tanpa menggunakan teknologi. Sebab, permainan tradisional bukan hanya melaksanakan bermain dengan gembira, namun banyak sekali filosofi dan manfaat yang baik untuk anak-anak. 

Bersama Kepala Sekolah SDN 1 Banaran - Dok. pribadi
Bersama Kepala Sekolah SDN 1 Banaran - Dok. pribadi
Bersama Kepala Sekolah SDN 2 Banaran - Dok. pribadi
Bersama Kepala Sekolah SDN 2 Banaran - Dok. pribadi

Pelaksanaan mainan tradisional dilaksanakan di MIM Kranding (04/08/2023) dengan bermain permainan, bola bekel, gobak sodor, lompat tinggi karet, dan dakon. Suasana sangat menyenangkan dan anak-anak sangat antusias, tidak lupa sebelum bermain dijelaskan pula manfaat dari bermain tradisional. 

Lompat Tali Karet di MIM Kranding - Dok. pribadi
Lompat Tali Karet di MIM Kranding - Dok. pribadi
Bersama anak-anak MIM Kranding - Dok. pribadi
Bersama anak-anak MIM Kranding - Dok. pribadi

Dengan pelaksanaan Pembuatan Prakarya Wayang dan Permainan Tradisional diharapkan dapat mengenalkan dan mempertahankan kebudayaan daerah sejak dini, hingga kebudayaan dapat terus lestari dan tak hilang dimakan waktu.

Penulis: Siska Solehah - Antropologi Sosial - Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro 

DPL : Muhammad Subhan, S.I.P., M.InternatRel.

Lokasi: Desa Banaran, Pracimantoro, Wonogiri Jawa Tengah.

#KKNtimIIperiode2023 #p2kknundip #lppmundip #undip

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun