Gak heran sih. Lah dr awal film ini diberitakan akan liris. Saya mikir "pasti ada Part 1 part 2nya"
Eh ternyata di gradak jd 1 film.
Jadi intinya gimana? Â
Filmnya bagus. Latar waktu yg diambil berbeda. Latar tempat nya niat. Walau kadang sedikit terganggu dg editan latar animasi indosiar nya. Hehe namun termaafkan dg alur konflik yg berani diangkat.Â
Intinya gimana sis? setelah saya melihat film ini.
Saya biasa aja. Knp biasa aja?
Eh gimana yaa, ekspektasi yg sy inginkan berbeda.
Berbeda gimana? Bagi saya Jiwa kepenulisan pak Pram disini kurang muncul.Â
Dan lagipula sy sedikit lebih menyukai genre film yg dominan sejarah lalu dibumbui drama percintaan.
Bukan kebalikannya.
Kalau di Bumi Manusia ini kan film yg fokus ke percintaan namun berada bumbu latar sejarah.
Paham kan maksudku? Paham ya?
Tp bagi yg suka film drama2 percintaan pasti bakal suka sama film ini.
Yakin.
Oh ya aku baru inget, perasaan setelah nonton film ini ternyata sama kyk pas aku habis nonton film "dibalik 98" .
Dan ternyata ekspektasi yg kuinginkan berbeda.
Kirain dulu film nya fokus menceritakan ttg tragedi 98.
Ternyata bukan. Hehe
Kembali ke Bumi Manusia.
Setidaknya Bumi Manusia in berani mengomando penonton bioskop untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya d awal film.
Ya walau teks panduan d awal film terasa terlalu cepat hilang.
Jd ada beberapa penonton yg kurang fokus yg tiba2 cuma ikut2an berdiri