Mohon tunggu...
Siska Anggraini Putri
Siska Anggraini Putri Mohon Tunggu... Guru - Seorang manusia

Time is free, but its Priceless

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menjadi Wisatawan Pesisir di Muara Bengawan Solo Gresik

29 Januari 2018   13:10 Diperbarui: 30 Januari 2018   00:23 2014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata Gresik tidak hanya tentang industri dan pabrik. Kemarin 28 Januari 2018 kami  berkunjung  kesalah satu wahana wisata di kabupaten Gresik. Saat itu kami baru saja pulang dari wahana wisata yang lain, dan waktu masih menunjukkan pukul 1 siang. 

Masa' langsung pulang? Kemana lagi ya kitaaaa?  Kami yang diliputi jiwa petualang pun memutuskan kesana.

Muara Bengawan Solo di Daerah Ujung Pangkah adalah tempat pemberhentian kami selanjutnya. Sebenarnya kami tidak berencana kesana. Namun generasi minelial ini  kepo akibat papan wisata penunjuk jalan, maka sampailah kami kesini. 

Papan penunjuk jalan berada disebelah kiri jalan raya arah gresik -- paciran. Sabarlaaah melihat kearah kiri, nanti kamu akan dilihatkan dengan petunjuk "Wisata MBS belok kanan" . ikuti saja petunjuknya. Aksesnya cukup mudah tidak perlu GPS dan dan sebagainya. Buang-buang kuota.

Pemerintah disana rupanya cukup mengerti harga kuota yang mahal, kami hanya perlu melihat petunjuk jalan yang ada. Di arah menuju ke MBS , disebelah kanan kiri kami disuguhkan dengan area tambak yang luas dengan angin kencangnya. 

Setelah puas melihat area per tambak an,  papan penunjuk jalan menunjukkan penunjuk MBS  50meter lagi, kami sempat bingung dimana tempat wisatanya, karena kami  masuk diperkampungan warga di pesisir sungai.

 Setelah dilanda rasa penasaran yang cukup tinggi dan perdebatan siapa yang nanya kewarga sekitar, akhirnya akulah yang mengalah bertanya kewarga sekitar tentang point wisatanya. (Dasar laki-laki cupu, Tanya alamat aja gak berani, gak pernah ngerasain jadi ayu ting-ting susahnya cari alamat). #abaikan

Pemberhentian kami akhirnya sampai disebuah balai desa, disana terlihat beberapa remaja yang bertugas sebagai penjaga tiket. Sepertinya remaja karang taruna (Sepertinya?). Sebelum membeli tiket  kami diminta menuliskan daftar kehadiran terlebih dahulu. Harga tiketnya cukup murah, hanya sebesar Rp. 10.000/org dan parkir sebesar Rp.2.000.  Lumayaaan wisata hemaaaaaat... hihi

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Liburan kali ini kami ditemani beberapa keluarga yang juga akan kesana. Sembari  menunggu kapal yang berikutnya kami bisa menikmati beberapa makanan kecil yang dijual warga sekitar. Kami juga berbekal jajanan ciki-ciki, karna kabarnya di tempat wisata disana tidak ada orang berjualan makanan. Dan ternyata benar.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Setelah menunggu sekitar 20menit kami menyempatkan untuk berphoto-photo di jembatan pemberangkatan. dan stelahnya Kami menerima kabar kurang baik. Jeng jeng ...... Ternyata guna menuju kesana, kapal harus di isi minimal 10 orang dan saat itu kami hanya ber 8. Kurang 2 orang lagi, kemana kita harus mencariiiiiiii ?

 Dan akhirnya salah satu dari remaja tiketing berinisiatif agar kami patungan guna melengkapi kuota kursi yang tersisa. Karna hari sudah mulai sore dan kami tidak ingin menunggu lama kami pun menyetujuinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun