Alur ceritanya juga tidak bertele-tele. Tidak seperti sinetron Indonesia lainnya yang begitu lama menguak sebuah rahasia atau kebohongan besar. Namun sinetron Asmara Gen Z begitu cepat mengungkap rahasia besar sebagai konflik utama. Tentu sangat dinantikan oleh penonton yang selama ini sudah geregetan menontonnya.
Meski sudah menguak kebohongan besar, sinetron Asmara Gen Z masih menyimpan permasalahan lainnya yang belum muncul ke permukaan. Ketika sudah sampai di daratan, bom akan kembali meledak. Membuat rasa penasaran penonton semakin menjadi. Sulit untuk bisa lepas dari satu masalah ke masalah yang lain. Karena masih ada banyak misteri yang mungkin terjadi pada cerita sinetron ini.
Cerita yang kompleks dan kerap diabaikan banyak orang. Seperti isu kesehatan mental dan pola asuh orangtua. Gen Z yang mudah menerima banyak informasi, termasuk lebih peka terhadap isu-isu ini akan merasa relate dengan cerita Asmara Gen Z. Mulai dari rasa tidak percaya diri, membutuhkan validasi dari lingkungan, ambisi tinggi, hati yang begitu sensitif dalam merasa, sampai keputusan-keputusan yang diambil orangtua tanpa mempertimbangkan kondisi anak-anaknya yang masih remaja.
Cerita yang kompleks didukung pula dengan penokohan yang kuat. Tidak hanya pemeran utama, pemeran pendukung pun diberi karakter yang begitu kuat. Berbagai macam watak manusia ala gen z terdapat pada sinetron ini. Beraneka ragam, warna-warni.
Seperti para pemeran utama dengan karakter dan latar cerita yang berbeda. Fattah Syach yang berperan sebagai Fattah adalah anak SMA yang problematik. Kerap terlibat aksi tawuran sebagai bentuk kekesalan dan kekecewaan terhadap perselingkuhan ayahnya yang membuat ibunya berakhir di rumah sakit jiwa. Lalu ada Nicole Rossi yang berperan sebagai Zara adalah gadis lugu dan begitu ceroboh. Ketika hatinya dilanda kekhawatiran, ia mudah merasa panik. Tak jarang sampai terkena panik attack imbas dari pertengkaran orangtua yang kerap ia lihat sedari kecil.
Lalu ada Aqeela Calista sebagai Aqeela dan Arya Mohan sebagai Mohan. Kedunya sama-sama lincah, energik, heboh, jail, dan selalu ceria. Padahal keduanya menyimpan banyak masalah kehidupan. Aqeela adalah anak angkat yang dijual oleh Ayahnya sendiri. Sedangkan Mohan, terbiasa hidup di panti asuhan. Keduanya bersembunyi dibalik topeng keceriaan.Â
Pemeran pendukung lainnya pun memikili karakter yang unik dan menonjol. Sinetron Asmara Gen Z tak hanya menyoroti pemeran utama saja. Namun pemeran pendukung pun diberi ruang dan porsi untuk menonjolkan karakter mereka masing-masing. Misalnya saja Geng Pop Diva yang terdiri dari tiga serangkai cewek-cewek cantik yang memesona. Lalu ada geng Go Green yang memiliki misi menghijaukan kembali seisi bumi.Â
Perbedaan karakter para pemain mengundang banyak pro kontra di kalangan penonton. Tentu dalam hal ini, perbedaan pendapat penonton menjadi daya tarik dan membuat sinetron ini semakin gereget untuk diikuti. Terbagi beberapa kubu. Yang paling banyak menarik perhatian adalah tim Fatqeel (Fattah dan Aqeela) dan Moqeel (Mohan dan Aqeela).
Aqeela diperebutkan oleh dua laki-laki tampan yang sama-sama keren. Kekasihnya Fattah adalah cowok tampan kaya raya nan romantis. Namun sikapnya dingin dan sering memperilakukan teman-temannya terlalu berlebihan. Misalnya rasa empatinya yang tinggi membuat dirinya memutuskan untuk membantu biaya hidup Zara. Jelas ini sangat menyakiti hati Aqeela.