Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Menilik Masa Jaya Era Sinetron Remaja, Mungkinkah Kembali Bersinar?

9 Januari 2025   18:00 Diperbarui: 9 Januari 2025   17:35 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinetron menjadi tontonan hiburan yang didominasi oleh ibu-ibu. Biasanya selepas adzan maghrib, kaum emak-emak sudah bersiap di depan televisi sembari memegang remote tv. Menantikan sinetron kesayangannya sampai kantuk tiba.

Tontonan hiburan yang murah meriah. Selepas beraktivitas seharian. Mulai dari mengurus rumah tangga, bahkan bekerja demi membantu perekonomian keluarga, sinetron menjadi hiburan yang menyenangkan. Meski alur ceritanya bikin geregetan dan sebal sepanjang malam. Tetap saja, tetap ditonton sampai tamat.

Meski didominasi oleh kaum hawa yang sudah berkeluarga, sinetron tak selalu menyuguhkan cerita dengan konflik orang dewasa. Bahkan terkadang ada sinetron dewasa yang diselipkan konflik anak-anak di dalamnya. Ya memang seperti itu. Selalu banyak konflik dalam sebuah sinetron. Yang terkadang tidak masuk akal juga hehe.

Tidak semua sinetron menyuguhkan cerita orang dewasa. Mungkin di sini ada diantara pembaca yang pernah mengikuti sinetron remaja yang digandrungi pada zamannya. Mengisahkan konflik remaja. Dengan bumbu cinta, persahabatan, dan keluarga. 

Sinetron Arti Sahabat. (Sumber: Instagram @arti_sahabatlovers via kumparan.com) 
Sinetron Arti Sahabat. (Sumber: Instagram @arti_sahabatlovers via kumparan.com) 

Sinetron remaja yang pertama terlintas dalam pikiran penulis adalah sinetron yang berjudul Kepompong. Tayang di SCTV pada tahun 2008. Mendongkrak aktor cilik yang kembali ke dunia akting, yaitu Derby Romero. Bersama Aryani Fitriana, Dinda Kirana, Tania Putri, dan Mikha Tambayong. Mengisahkan lima sahabat yang diberi nama geng The Rainbow. Tentang persahabatan dan cinta anak remaja.

Indosiar di tahun 2010 turut memberikan tontonan remaja yang memikat penonton. Berjudul Arti Sahabat yang dibintangi Steven William, Yuki Kato, Cut Meyriska, dan Kevin Julio. Cerita anak sekolah yang cukup pelik.

Kedua sinetron itu menjadi salah satu teman kala itu. Meski sudah lupa-lupa ingat bagaimana alur ceritanya. Atau mungkin dulu saat menontonnya pun tak mengerti seratus persen isi cerita secara keseluruhan hehe.

Era sinetron remaja semakin cemerlang ketika Ganteng-Ganteng Serigala menjadi tontonan semua kalangan. Tidak hanya remaja, ibu-ibu juga turut menonton sinetron ini. Tayang pada tahun 2014 di SCTV dengan total 471 episode. Terinspirasi dari film Twilight yang dibintangi oleh Ricky Harun, Jessica Mila, Prilly Latuconsina, Aliando, dan Kevin Julio. 

Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala. (Sumber: Vidio)
Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala. (Sumber: Vidio)

Tak mau ketinggalan, RCTI pun turut menyuguhkan tontonan remaja. Biasanya memberikan tontonan konflik orang dewasa, konflik kehidupan sehari-hari, atau bahkan anak-anak, RCTI juga pernah berhasil dengan sinetron remajanya. Seperti sinetron Candy pada tahun 2007 dan Mentari pada tahun 2008. 

Paling melekat pada ingatan adalah sinetron Anak Jalanan di tahun 2015. Dibintangi oleh Natasha Wilona, Ammar Zoni, dan Cut Meyriska. Tentang anak geng motor yang menjadi idola semua orang. Ratingnya saat itu cukup fantastis. Sampai berhasil menamatkan 810 episode. Umur sinetron yang terbilang panjang.

Sinetron Anak Jalanan. (Sumber: SinemaArt)
Sinetron Anak Jalanan. (Sumber: SinemaArt)

Well, masih banyak lagi sinetron remaja lainnya dengan jumlah penonton dan episode yang fantastis. Menjadi catatan bahwa era sinetron remaja pernah jaya pada zamannya. Ketika gadget tidak secanggih seperti saat ini. Ketika media sosial begitu terbatas dan tidak semua kalangan menggunakannya.

Namun kini sudah jauh berbeda. Usia remaja, seperti anak sekolah yang duduk dibangku SMP dan SMA sudah hidup berdampingan dengan kecanggihan teknologi. Bahkan untuk mendukung kegiatan belajar, mereka turut melibatkan peran teknologi. Seperti penggunaan leptop, komputer, ponsel, internet, bahkan pengumpulan tugas lewat media sosial.

Hiburan bagi anak remaja sudah tidak lagi bergantung pada tayangan televisi. Scroll media sosial bisa mereka lakukan kapan saja dan di mana saja. Lebih mudah, cepat, dan banyak pilihan tontonan. Lain halnya dengan tayangan di televisi yang bersifat kaku. Sudah ada jadwalnya sehingga penonton tak bisa menentukan sendiri tontonannya.

Sebuah kebiasaan ini turut merubah kacamata industri sinetron. Risikonya begitu besar untuk merilis sinetron remaja yang dengan target penonton generasi z. Mereka jelas sudah bisa mengakses hiburan lewat ponselnya. Lebih mudah dan praktis. Disesuaikan dengan keinginan mereka sendiri.

Kebiasaan ini juga turut membuka kesempatan baru bagi aplikasi streaming yang kerap menyuguhkan serial dan film-film terbaru. Tidak hanya karya anak bangsa saja, seluruh penjuru dunia pun dapat diakses dengan mudah. Hanya berlangganan pada aplikasi saja, pengguna sudah dapat menikmati tanpa hambatan iklan. 

Ilustrasi menonton film dengan smartphone. (Sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com) 
Ilustrasi menonton film dengan smartphone. (Sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com) 

Remaja yang kini dihuni oleh generasi z tentu jauh lebih mudah menggunakan aplikasi video streaming. Sedari kecil sudah hidup berdampingan dengan kemajuan teknologi, membuat generasi z menjadi genari yang melek teknologi. Perkara mudah bagi mereka untuk berselancar di internet. Termasuk menemukan tontonan sesuai selera mereka.

Nampaknya, kondisi ini akan mempersulit sinetron remaja untuk dapat memikat generasi z. Terlihat dari performa sinetron Cerita SMA yang tayang di RCTI pada akhir 2024 tak bertahan lama. Hanya sampai 23 episode saja sudah bungkus dan digantikan oleh sinetron lain.

Pegiat sinetron remaja sepertinya harus belajar dari keberhasilan sinetron Dari Jendela SMP yang tayang tahun 2020. Dengan jumlah 778 episode, saya rasa sinetron ini menjadi satu-satunya sinteron remaja yang memikat generasi z saat itu. Penonton setia DJS terbilang fantastis dan memang didominasi anak remaja. Bahkan sampai saat ini, penggemar setia DJS tetap ramai berseliweran di media sosial.

Sinetron Dari Jendela SMP. (Sumber: Vidio)
Sinetron Dari Jendela SMP. (Sumber: Vidio)

Keberhasilan sinetron DJS saya rasa berkat performa para pemain yang memikat. Meski rata-rata pemain masih berusia remaja, kualitas aktingnya tak perlu diragukan lagi. Mayoritas adalah aktor dan aktris yang memang sedari kecil merintis karier di dunia akting. Seperi Rey Bong, Sandrinna Michelle, Aqeela Calista, dan Rassya Hidayah.

Tak hanya bergantung pada penonton televisi saja, performa sinetron DJS didukung pula dengan nilai share di media sosial yang tinggi. Mengingat kini aplikasi streaming Vidio sangat membantu penggunanya untuk menonton acara di stasiun televisi manapun hanya bermodal kuota internet dan ponsel saja. Pengguna bisa menikmati di mana saja tanpa harus memiliki televisi atau menonton televisi di rumah.

Lagi-lagi SCTV tak mau meredupkan peluang keberhasilan sinetron remaja. Saat ini, sudah tayang sinetron Asmara Gen Z yang jelas diperuntukkan untuk anak remaja. Dari judulnya saja sudah menggunakan istilah generasi z. Terlihat jelas mengangkat konflik percintaan generasi z.

Sinetron Asmara Gen Z. (Sumber: Vidio)
Sinetron Asmara Gen Z. (Sumber: Vidio)

Sejauh ini, performa sinetron Asmara Gen Z terbilang manjur dan berjalan mulus. Meski di awal penayangannya ditempatkan pada jam kramat yang jarang mendapatkan penonton, sinetron ini justru melesat dengan rangking rating yang fantastis. Menyapu saingan lainnya yang tayang di jam nyaman sekalipun. 

Menariknya, sinetron AGZ selalu trending dan FYP di media sosial TikTok. Jumlah penonton di aplikasi Vidio pun mencapi seratus ribu lebih. Generasi Z nampaknya tertarik untuk menonton sinetron ini. Bahkan tak hanya remaja, banyak penonton dengan berbagai usia yang turut membagikan keseruan mereka saat menonton sinetron Asmara Gen Z.

Baru berjalan 39 episode tidak bisa disimpulkan bahawa era sinetron remaja kembali bersinar. Namun sejauh ini, sinetron Asmara Gen Z berpeluang besar untuk kembali mencetak sejarah sinetron remaja. Pemilihan pemain dan alur cerita yang menarik menjadi modal besar yang dimiliki untuk membuat sinetron ini berumur panjang.

Di artikel selanjutnya, mungkin penulis akan secara khusus membahas sinetron Asmara Gen Z. Mulai dari mengulas alur cerita, para pemainnya, dan kemungkinan-kemungkinan lainnya yang menjadikan sinetron ini kembali mengulang masa jaya sinetron remaja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun