Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Terlalu Memanjakan Membuat Anak Bermental Strawberry Generation

15 November 2024   16:00 Diperbarui: 30 November 2024   18:03 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua dan anak. (Sumber: tirachardz/ Freepik via kompas.com) 

Ilustrasi. (Sumber: kompas.com)
Ilustrasi. (Sumber: kompas.com)

Meminjam istilah anak zaman now, generasi strawberry terbilang gampang baper (bawa perasaan) sehingga sensitif sekali menerima kritik. Bahkan terbilang tidak menerima atau alergi terhadap kritikan orang lain. Tidak hanya kritikan, generasi ini juga tidak mau menerima pendapat orang lain. Merasa pendapatnya yang paling benar dan tidak mau kalah saing.

Karakter generasi strawberry menumbuhkan mental yang lemah. Sulit untuk menerima kegagalan dan kekalahan, membuat generasi strawberry mudah putus asa dan berujung rentan terkena stres.

Alhasil, generasi strawberry kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru yang tidak ia sukai. Perubahan-perubahan yang terjadi sekaligus masalah-masalah dalam kehidupan yang harus dihadapi.

Mungkin bagi sebagian orangtua, menjadi strawberry parents merupakan upaya menjaga dan melindungi anak dari segala hal-hal buruk yang mungkin terjadi. Namun ternyata pola asuh seperti ini akan membuat anak tumbuh dengan mental strawberry.

Memang tidak semuanya buruk. Mengingat generasi strawberry adalah generasi yang memiliki ide-ide kreatif. Namun anak yang bermental strawberry akan mengalami banyak kesulitan saat berada dalam lingkungan. Khususnya ketika tanpa peranan orangtua yang menyertainya. Ia akan ketergantungan pada orangtua, sulit mandiri, emosional, tak terima perbedaan, sampai berujung rentan terkena stres.

Ilustrasi generasi strawberry. (Sumber: Pexels/Norma Mortenson via kompas.com) 
Ilustrasi generasi strawberry. (Sumber: Pexels/Norma Mortenson via kompas.com) 

Nasi sudah menjadi bubur. Yang berlalu biarkan berlalu. Sudah saatnya memulai untuk mencegah anak memiliki mental selembek strawberry. Anak harus tumbuh menjadi pribadi pemberani, berjiwa sosial tinggi, dan bisa mengendalikan dirinya dalam situasi apapun.

Kuncinya adalah dengan memberikan kepercayaan kepada anak. Dengan memberikan anak kepercayaan, keberaniaan akan tumbuh sedikit demi sedikip. Meski mulanya anak adalah pribadi yang cengeng, tetapi lambat laun ia akan merasa bisa karena orangtuanya sendiri percaya bahwa dirinya adalah anak yang pemberani.

Dengan begitu, anak akan belajar untuk memecahkan masalahnya sendiri. Mulai dari hal-hal sederhana yang bisa terjangkau olehnya. Seperti menemukan mainan di rumah, membereskan mainannya sendiri, sampai tiba saatnya ia berada dalam lingkungan pertemanan seusianya yang tidak menutup kemungkinan terjadi konflik-konflik ringan.

Tanamkan selalu nilai-nilai positif kepada anak. Beri kalimat-kalimat positif yang dapat memotivasi anak untuk menjalankan aktivitasnya. Mengutarakan kalimat penyemangat sembari memberikan sentuhan hangat kepada si kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun