Setelah kasus perundungan itu ramai dan menghebohkan seisi kota, Tong menjadi sasaran perundungan oleh sekelompok perundung itu. Banyak saksi yang melihat perundungan itu. Namun tidak ada satu pun yang berani mendekat untuk menolong Tong. Bahkan satpam sekolah saja meminta para murid yang menyaksikan perundungan itu bubar dan tidak mengganggu aksi keji itu.
Permasalahan mulai memuncak ketika para perundung hilang begitu saja. Orangtua para perundung mencari ke sekolah. Sekolah pun tidak mengetahui keberadaan murid-muridnya yang hilang itu.
Tentu Tong dan Ibunya menjadi calon pelaku yang paling memungkinkan. Motifnya jelas. Unsur balas dendam atas perundungan yang selama ini Tong dapatkan.
Kasus demi kasus semakin terkuak. Muncul orang-orang baru yang menambah terduga pelaku. Membuat polisi terus menyelidi kasus ini. Mencari para perundung yang hilang sampai akhirnya Tong juga hilang. Membuat Ibunya begitu khawatir dan berupaya mencari dengan segala cara agar bisa menemukan anaknya sebelum terlambat.
Konflik yang kompleks. Menonton film A Place Called Silence harus bersiap dengan segala sesuatu yang terjadi. Penonton disuguhi tonton yang bisa saja mengundang trauma seseorang karena menampilkan adegan kekerasan secara gamlang.
Bukan film thriller jika tidak ada adegan berdarah-darah. Film ini menampilkan adegan sadis yang berdarah-darah. Diiringi dengan aksi perundungan yang bikin ngeri dan gak tega melihatnya.
Belum lagi konflik demi konflik yang muncul secara perlahan. Bikin hati tak tenang dengan mulut ternganga karena tidak menyangka dengan segala yang terjadi yang menimpa tokoh utama.
Menonton film A Place Called Silence seperti menerima sebuah kotak besar yang misterius. Ketika membuka kotak tersebut, di dalamnya ada kotak lagi. Lalu kotak kedua dibuka muncul lagi kotak ketiga. Terus seperti itu sampai akhir cerita. Ada kotak dalam kotak. Ada misteri dalam misteri.
Sembari membuka kotak demi kotak, penonton juga dibuat penasaran dengan pelaku sebenarnya. Di kotak pertama, penonton diarahkan untuk mencurigai si A. Namun di kotak selanjutnya, penonton malah mencurigai si B. Terus seperti itu.
Adegan kekerasan yang ditampilkan tak bisa meredakan rasa penasaran siapa pelaku sebenarnya. Termasuk rasa ingin tahu untuk memecahkan misteri yang ditampilan di setiap kotak. Sampai akhirnya terjawab di akhir cerita yang semakin gila untuk dipikirkan!