Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Film "My Annoying Brother", Tawa dan Tangis dalam Love Hate Relationship Kakak Beradik

30 Oktober 2024   10:00 Diperbarui: 30 Oktober 2024   12:35 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film My Annoying Brother (2024). (Sumber: Dok. The Publicist)

Tokoh Jaya dibangun dengan karakter yang masuk akal dicerna oleh penonton. Meski terlihat sangat menyebalkan bahkan jahat, sedari awala Jaya sudah memberikan kebaikan kecil kepada adiknya. Rasa sayang dan simpati meski hanya sedikit sudah disampaikan oleh Jaya. Benar-benar mendefinisikan love hate relationship kakak beradik.

Vino yang paling senior memang menampilkan kualitas aktingnya yang memukau. Nyaris sempurna. Tanpa cela. Benar-benar berhasil menghidupkan karakter Jaya. Nampaknya gelar sebagai rajanya film remake memang pantas disematkan pada Vino. Memang nyatanya, ia tidak pernah gagal membawakan karakternya dalam film remake.

Tidak hanya Vino, lagi-lagi Angga Yunanda kembali menunjukkan kualitas aktingnya. Angga menunjukkan bahwa ia adalah aktor yang pintar mendalami peran dengan baik. Berperan sebagai orang yang baru mengalami kebutaan, berhasil dibawakan Angga begitu natural. Tidak terlihat seperti pura-pura buta. 

Film ini juga didukung dengan visual yang mendukung pengembangan cerita. Pemilihan tone warna dan pergerakan kamera membuat penonton turut merasakan apa yang sedang dialami oleh Kemal dan Jaya. Ditambah lagi dengan soundtrack yang membuat cerita semakin dramatis.

Film My Annoying Brother (2024). (Sumber: Dok. The Publicist)
Film My Annoying Brother (2024). (Sumber: Dok. The Publicist)

Tumpuan keberhasilan film ini memang paling berat diberikan kepada chemistry yang dibangun Vino dan Angga. Memerakan karakter kakak beradik yang saling membenci, tapi juga saling menyayangi. Keduanya tidak hanya berhasil membawakan perannya masing-masing, tetapi juga klop saat harus beradegan bersama. Baik itu saat adegan ribut atau sedang akur.

Sama seperti film originalnya, pesan manis dari film My Annoying Brother adalah tentang kasih sayang kakak beradik. Terkadang memang tidak mudah mengutarakan rasa sayang antara kakak dan adik. Padahal sebenarnya begitu peduli dan takut kehilangan satu sama lain. Menjadi sebuah pengingat bahwa tempat ternyaman untuk pulang adalah keluarga sendiri.

Selain itu, penonton juga bisa belajar dari musibah yang menimpa Kemal. Sesuatu yang tidak kita harapkan bisa terjadi kapan saja jika memang menjadi takdir yang dituliskan Tuhan. Tidak ada pilihan lain selain sabar, ikhlas, dan terus berusaha. 

Segala keterbatasan yang ada bukan dijadikan sebagai penghalang. Justru bisa dijadikan pecutan untuk diri sendiri agar berusaha lebih keras dari biasanya. Percayalah, selalu ada hal baik ketika hal buruk terjadi.

Menonton film My Annoying Brother serasa seperti dibawa terbang bebas ke angkasa, lalu tiba-tiba dijatuhkan sejatuh jatuhnya. Ya, memang begitu kocak di beberapa adegan. Namun di pertengahan sampai akhir, siap-siap dibuat haru dan begitu sesak menontonnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun