Mereka mencoba bertahan di rumah itu. Dengan persediaan yang seadanya. Dengan kondisi yang memprihatinkan.
Lambat laun, konflik keluarga muncul. Ketegangan emosi begitu terasa di antara mereka.Â
Mulai dari Francis yang memiliki trauma dengan rumah itu. Saat kecil, ia pernah dikurng di ruang bawah tanah oleh ayahnya sendiri. Alasan itulah yang membuat Francis membawa istri dan anaknya pergi dari orang tuanya.
Sedangkan Iris begitu ingin keluar dari rumah itu. Ia ingin mencari kehidupan dan harapan baru yang lebih menjanjikan. Bukan sekadar bertahan hidup dengan segala keterbatasan yang ada.
Josh sebagai anak laki-laki pertama mendapatkan petunjuk tentang tempat aman di Utara. Sayangnya, ayahnya tidak setuju untuk mencari tempat aman itu.Â
Melihat wabah zombie yang tak kunjung usai, Francis mendorong Josh untuk bisa bertahan dan melindungi diri dari serangan zombie. Francis mengajarkan anaknya menembak. Suara tembakan justru membangkitkan para zombie di sana. Ratusan zombie mengejar mereka sampai mengerumuni kediaman Francis dan keluarganya.
Beruntungnya datang Diego, saudara Francis yang mengalihkan perhatian para zombie. Kehadiran Diego tidak membuat Francis senang. Ada rasa trauma dan konflik sejak dulu antara Francis dengan saudara laki-lakinya itu. Apalagi jika ia mengingat perselingkuhan istrinya dan bahkan memberikan anak dari perselingkuhan ke dalam rumah tangganya.
Kondisi mental Francis semakin memburuk. Rahasia demi rahasia antara anggota keluarga terkuat. Satu persatu mereka bak menjadi zombie yang saling membunuh satu sama lain. Bukan karena terkena wabah zombie, tapi karena sudah kehilangan akal sehat.