Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Film "The Shadow Strays", Pembuktian Film Action Indonesia Naik Kelas!

25 Oktober 2024   07:00 Diperbarui: 26 Oktober 2024   19:56 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film The Shadow Strays (2024). (Sumber: Netflix)

Porsinya adegan aksi yang diperankan oleh Aurora Ribero nyaris full tanpa jeda. Seperti tidak diberi ruang untuk menyeimbangkan tarikan napas. Dari awal sampai akhir, Aurora tampil epic membawakan adegan aksi yang luar biasa. Durasi setiap adegan aksi tidak hanya semenit atau dua menit saja. Nyaris 10 menit bahkan lebih hanya untuk memeragakan adegan perkelahian.

Menarik dari film ini adalah keselurhan tokoh yang tampil menonjol dengan karakternya yang nyentrik. Seperti Agra Piliang sebagai Haga yang mengoperasikan prostitusi dan penjualan narkoba, berakting secara sebagai sosok yang abusive.  Adipati Dolken berperan sebagai polisi korup bernama Prasetyo. Andri Mashadi yang berperan sebagai Ariel, anak calon gubernur yang manja tapi juga tukang menyiksa orang lain tanpa ampun. Terakhir ada Taskya Namya yang berperan sebagai kembaran Haga, Soriah. Menjadi sosok cegil yang bikin kesel sepanjang menontonnya.

Film The Shadow Strays (2024). (Sumber: Netflix)
Film The Shadow Strays (2024). (Sumber: Netflix)

Tidak hanya segi penokohannya saja, tentu film ini harus berkelas dari sisi actionnya. Sesuai dengan genrenya, film ini memang menampilkan banyak adegan laga. Hampir keseluruhan perkelahian atau baku hantam antara tokoh utama dengan antagois. Menariknya, sosok 13 memang tidak bisa dianggap enteng. Musuhnya kerap menganggap remeh karena lawannya adalah perempuan. Namun ternyata 13 bukan perempuan biasa. Gerakannya cepat, lincah, dan selalu muncul tiba-tiba.

Jarang sekali film action yang menjadikan perempuan sebagai tokoh utamanya. Kini film Indonesia sudah berani megambil peranan ini. Bahkan tidak hanya sekadar adegan berkelahi saja, penonton akan dibuat ngilu dengan kebrutalan yang berdarah-darah.

Menonton film The Shadow Strays membutuhkan keberanian yang matang. Bukan karena ada adegan horor atau unsur mistinya, tetapi memang perkelahian yang ditampilkan sangat brutal. Tidak cocok bagi penonton yang merasa jijik atau terganggu dengan potongan tubuh yang berdarah-darah.

Film The Shadow Strays (2024). (Sumber: Netflix)
Film The Shadow Strays (2024). (Sumber: Netflix)

Untuk saya pribadi, keberanian film The Shadow Strays menjadi poin plus yang membuat film ini semakin menantang untuk ditonton. Semua adegan brutal terbilang masih aman bagi saya yang lebih tidak mampu menonton film monster yang mengerikan. Film ini justru membuktikan bahwa film action Indonesia sudah naik kelas. Siap bersaing bahkan mengalahkan film action Asia.

Nampaknya harus ada kelanjutan dari kisah 13. Harus ada film lanjutan untuk menjelaskan semua pertanyaan yang dibiarkan menggantung. Masih banyak pertanyaan penonton yang dibiarkan begitu saja. Jangan sampai film kelanjutannya menjatuhkan ekspektasi penonton yang sudah diberikan tontonan berkualitas di film pertamanya. Saya termasuk penonton yang sangat menantikan kelanjutan dari film The Shadow Strays.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun