Bagi penggemar film horor dengan gore yang gong, film Sumala akan memenuhi ekspektasi. Hanya melihat posternya saja, sudah memperlihatkan bahwa film Sumala menyuguhkan visual yang penuh dengan adegan berdarah-darah.
Terbilang cukup brutal memperlihatkan adegan kekerasan. Khususnya ketika Sumala melakukan aksi balas dendam. Mengejak orang-orang yang menggannggu ketentraman Kumala. Sumala tak segan untuk menyakiti bahkan menghabisi tanpa ampun. Penggambaran adegan ini disuguhkan dengan visual yang begitu rinci.Â
Bagi penonton yang memang senang dengan adegan gore berdarah-darah, tentu film Sumala akan menimbulkan ketegangan yang luar biasa. Tidak akan berakhir mengecewakan.
Lain halnya bagi penonton yang ingin menonton film horor saja. Dalam artian murni tentang setan tanpa adanya adegan kekerasan yang brutal. Rasanya tak cocok untuk menonton film Sumala. Full menampilkan adegan sadis yang mungkin saja membuat sebagian penonton tidak nyaman.
Kekuatan utama dari film Sumala memang terletak dari latar belakang cerita yang diangkat dari kisah nyata yang diyakini banyak orang benar adanya. Sebuah kisah yang menjadi pengingat bagi semua orang untuk tidak bermain-main dengan makhluk gaib. Apalagi sampai membuat perjanjian dengan setan.
Perilaku itu adalah tindakan gegabah yang menimbulkan banyak permasalahan untuk ke depannya. Tidak mudah untuk lepas dari ikatan perjanjian dengan setan. Sebuah perjanjian yang terus menerus meminta tumbal berkepanjangan.
Kekurangan dari film Sumala terletak pada alur yang terbilang lambat. Apalagi pada menit-menit pertama. Pengembangan cerita dibangun dengan membosankan. Padahal saat adegan horor muncul, sangat menegangkan dan meyakinkan sampai akhir cerita. Sayangnya memang hanya membosankan di bagian awal saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H