Benar saja, setelah menyelesaikan seluruh rangkaian ritual, Sulastri langsung hamil. Kehamilan Sulastri hasil dari perjanjiannya dengan setan. Meski begitu, Sulastri sangat senang atas kehamilannya. Soedjiman menyambut kabar bahagia itu dengan penuh sukacita.
Sulastri melahir anak kembar perempuan. Salah satu dari anaknya berasal dari bangsa manusia. Satunya lagi berasal dari keturunan iblis. Anak yang berasal dari keturunan iblis diberi nama Sumala. Sedangkan anak yang berasal dari keturunan manusia diberi nama Kumala.
Soedjiman melihat wujud salah satu anaknya yang bernama Sumala begitu mengerikan. Ia pun membunuh salah satu putrinya yang bernama Sumala. Membiarkan anak satunya lagi tumbuh, yaitu Kumala. Namun ternyata, Kumala tumbuh sebagai anak yang keterbelakangan. Kondisi fisik dan mentalnya tidak normal seperti anak-anak lainnya.
Pertumbuhan Kumala dicap aneh oleh lingkungannya. Ia mendapatkan perlakuan tidak baik dari lingkungannya. Banyak yang mengolok bahkan tak segan menyakiti Kumala secara langsung.Â
Seiring Kumala yang beranjak dewasa, ia memperlihatkan tingkah laku yang aneh. Warga berspekulasi bahwa kejadian tragis yang menghantui warga setempat karena ulah dari Kumala. Kumala dicap sebagai anak permabawa petaka. Setiap hari terjadi kematian seorang anak yang mengenaskan.
Soedjimana sebagai ayah dari Kumala harus menanggung semua amukan warga. Namun Kumala berdalih bahwa teror kematin itu berasal dari saudara kembarnya, Sumala.
Ternyata Sumala datang dari alam baka untuk membalaskan dendam kepada siapa saja yang menyakiti Kumala. Sumala adalah penyebab dari teror kematian di desa tersebut.Â
Para tetua desa mencoba berbagai ritual untuk menenangkan Sumala, tetapi semua upaya itu gagal. Sumala tidak hanya menginginkan persembahan biasa. Ia menginginkan anak-anak dari desa tersebut.Â
Ketakutan masyarakat semakin menjadi karena teror di desa semakin mencekam. Banyak anak yang hilang secara misterius.Â