Bagi penonton yang belum sempat menonton film How To Make Millions Before Grandma Dies di bioskop pada bulan Mei lalu, film ini sudah tayang di Netflix sejak 12 September 2024. Tidak perlu menunggu lama, empat bulan setelah tayang di bioskop Indonesia, penonton bisa kembali menyaksikan lewat Netflix. Apalagi bagi penonton yang tak sempat ke bioskop, langsung saja berlangganan Netflix.
Saya adalah salah satu penonton yang sangat menantikan film ini tayang di bioskop. Bulan Mei lalu, saat orang-orang banyak membicarakan film How To Make Millions Before Grandma Dies, saya tertarik untuk ikut menontonnya. Sayangnya, waktu saat itu tidak mendukung. Banyak kesibukan ini itu yang membuat film ini keburu turun layar di bioskop terdekat. Padahal, saya sangat ingin menonton karena melihat review penonton yang memberikan rating tinggi.
Beruntungnya tidak perlu menunggu lama. Penayangan film How To Make Million Before Grandma Dies di Netflix menjadi yang paling saya nantikan. Di hari penayangannya, saya langsung menonton film ini.
Bukan hanya saya yang antusias, pengguna Netflix pun turut menantikan. Baru beberapa hari penayangan, film ini berada di nomor teratas yang paling diminati di Netflix. Nampaknya akan berlangsung cukup lama berada di jajaran teratas. Mengingat film ini menjadi buah bibir hangat yang manis.
How To Make Millions Before Grandma Dies adalah film Thailand yang tidak hanya laris di negeranya sendiri, tetapi juga laris di Indonesia. Masyarakat Indonesia nampaknya memang memiliki rasa penasaran terhadap film Thailand. Beberapa film Thailand berhasil mendapatkan hati penonton Indonesia, termasuk film ini.Â
Aktor muda berbakat Putthipong Assaratanakul atau dikenal sebagai Billkin, berperan sebagai M dalam film ini. M adalah cucu lelaki Amah dari anak perempuan Amah.
M seperti pemuda muda lainnya yang ingin menikmati hidupnya tanpa campur tangan orang lain. Termasuk keluarganya sendiri. Ia memiliki hobi bermain game yang menjadi mimpinya di masa depan.
Demi mewujudkan mimpinya itu, M menghabiskan waktunya dengan dunia game. Ia tidak peduli dengan kondisi keluarganya, termasuk neneknya yang sudah tua. Padahal neneknya selalu mengurus M sejak kecil.
Keputusan berani ia lakukan ketika meninggalkan dunia game untuk pindah ke rumah neneknya. Saat itu, nenek tinggal seorang diri di rumahnya dengan keadaan sakit kanker yang ia derita.Â
Kepindahan M ke rumah neneknya bukan bermaksud untuk merawat neneknya yang sakit. Justru M ingin mendapatkan hati neneknya agar mendapatkan warisan, yaitu rumah yang ditempati oleh nenek. Dengan begitu, M tidak perlu kebingungan lagi untuk mencari uang.Â
Segala upaya M lakukan untuk menarik simpati neneknya. Mulai dari membantu membereskan rumah, membantu memenuhi kebutuhan dan keperluan nenek, dan tentu mengurus neneknya. Bahkan ikut membantu dagang bubur di pagi hari meski bangun terlambat.
Di sela-sela mendapatkan hati nenek, M malah menemukan pelajaran berharga tentang kasih sayang seorang Ibu yang tak mengenal waktu. Amah adalah seorang Ibu dan Nenek yang baik. Tidak pernah mau merepotkan anak dan cucunya. Selalu berpura-pura baik-baik saja di hadapan anak dan cucunya.
M menyaksikan langsung betapa kesepiannya hidup seorang diri di hari tua. Bingung harus melakukan apa seorang diri. Kesehariannya hanyalah menunggu kehadiran anak dan cucunya di teras rumah. Menantikan penuh harap akan ada yang mau menjenguk atau sekadar menemaninya berbincang di sore hari.
Tidak hanya rasa sepi, M juga melihat ketulusan seorang Ibu kepada anak-anaknya. Amah memiliki 3 anak. Anak pertama sudah berkeluarga dengan kehidupan yang terjamin karena hasil jual beli saham. Anaknya kedua adalah pengangguran. Hidupnya berantakan dan terlilit hutang. Anak perempuan satu-satunya adalah Ibunya M yang harus kerja setiap hari untuk menghidupinya dan M.
Meski anak-anak Amah sudah dewasa dan memiliki kehidupan sendiri, tak pernah sedetikpun Amah tak memikirkan anak-anaknya, bahkan cucunya. Namun ada saja tingkah anaknya yang membuat M sakit hati. Menyaksikan uang simpanan Amah dari hasil jualan bubur diambil diam-diam oleh salah satu anak Amah.
Di sisa-sisa terakhir Amah, M diajak untuk mengunjungi rumah kakak Amah. Rumah mewah yang sangat berbanding terbalik dengan rumah yang Amah tempati. Mulanya keduanya temu kangen. Melepas rindu sambil menari dan bernyanyi bersama. Namun semuanya berubah ketika Amah menyampaikan maksud kedatangannya adalah untuk meminta hak warisannya guna membeli tanah pemakamannya kelak.Â
Diterima manis bukan berarti akan mendapatkan akhir yang manis. Penolakan harus ditelah oleh Amah. M yang menyaksikan itu semua tersadar bahwa warisan keluarga begitu sensitif dan diperebutkan banyak pihak. Seolah semua anak menganggap dirinya berhak dan pantas untuk mendapatkan warisan orangtuanya.
Kekecewaan tentang warisan pun harus M dapatkan. Rumah itu diwariskan kepada anak Amah yang pengangguran. Padahal di sisa-sisa hidupnya Amah, M yang selalu menemani. Merawat Amah dengan penuh sabar karena tak jarang Amah mengomel dan menyuruhnya hal-hal yang memusingkan.
Sampai akhirnya M tersadar bahwa warisan yang sebenarnya adalah pelajaran hidup yang ia dapatkan selama menemani Amah. M melihat langsung ketulusan seorang Ibu kepada anak-anaknya. Bahkan sampai memikirkan cucu-cucunya, termasuk kasih sayangnya kepada M.
Jarang ada film yang mengangkat kisah nenek dengan cucunya. Biasanya hanya terfokus pada hubungan anak dengan orangtua. Film ini ingin memperlihatkan kasih sayang seorang Ibu berlaku seumur hidup. Sampai anaknya dewasa, sampai anaknya memiliki keturuan, seorang Ibu selalu menjadi orangtua yang merasa harus memberikan yang terbaik untuk anaknya. Bahkan sampai ke cucu-cucunya.
Film ini juga menyentil tentang pembagian warisan yang sering mengundang konflik internal antar keluarga. Semua anggota keluarga merasa memiliki hak akan warisan itu. Merasa paling capek karena selama ini mengurus rumah atau orangtua. Merasa paling tidak diperlakukan adil dibandingkan saudaranya sehingga merasa lebih berhak mendapatkan warisan lebih banyak.
Ternyata Amah menunjukkan kasih sayangnya yang begitu adil. Ia tidak memandang anak atau cucu mana yang paling ia sayangi. Namun sebagai orangtua, ia memberikan warisan kepada keturunan yang memang membutuh dibandingnya keturunan lainnya yang bisa bertahan dan melanjutkan hidup.
Yang paling mengoyak-ngoyak hati adalah tentang kesepian di masa tua yang begitu menakutkan. Ketika anak sudah memiliki kehidupan baru dengan keluarganya, sedangkan orangtua harus seorang diri dalam masa tuanya. Masa libur sekolah atau acara besar menjadi yang paling dinantikan karena anak dan cucunya akan berkunjung. Tak lupa untuk segera menyiapkan hidangan untuk disantap bersama.
Sebenarnya film ini dikemas dengan sederhana. Tidak ada unsur kemewahan. Namun kemewahan tidak perlu datang dari properti atau latar yang digunakan. Kemewahan bisa juga berasal dari pesan cerita yang sederhana, tapi dikemas dengan baik.
Film How To Make Millions Before Grandma Dies memberikan pesan moral yang menyentuh. Mengingatkan tentang kasih sayang seorang Ibu, warisan keluarga yang tak perlu diperdebatkan sampai membuat konflik baru, sampai tentang keharusan anak mengunjungi orangtuanya ketika tua. Sejatinya, ketakutan semua orang ketika tua adalah rasa sepi akan kesendirian. Maka jangan sampai membuat orangtua kita merasakan rasa sepi itu.Â
Usai menonton film ini, saya tidak mau mengomentari apa-apa. Film yang begitu berdekatan dengan kehidupan siapapun membuat saya ingin tutup mata dan telinga akan kekurangannya. Meski sederhana, alur cerita yang relate dengan kehidupan sehari-hari membuat saya hanyut dan turut menikmati alur. Pesan tersampaikan dengan indah. Tentunya mengundang air mata.
