Rasa trauma itu membuat seseorang enggan untuk menjalin hubungan serius. Apalagi sampai berkomitmen pada orang lain. Namun di satu sisi, ia juga butuh orang lain yang mengisi hatinya atau kebutuhan yang hanya didapatkan dari orang lain. Maka cara yang dilakukan adalah dengan menjalin sebuah hubungan yang minim risiko. Minim terjerat sakit hati karena memang tidak menaruh apa-apa pada hubungan situationship.
Hubungan situationsip tidak akan saling menyakiti jika satu sama lain memang sepakat atau sama dalam memandang sebuah hubungan asmara. Tidak akan ada curiga atau menaruh harapan berlebihan karena sama-sama menaruh hubungan pada posisi yang sama. Namun berbeda jika salah satu tidak nyaman dengan ketidakjelasan sebuah hubungan.
Mayoritas orang dewasa dalam memandang sebuah hubungan adalah untuk jangka panjang. Itu artinya, ia akan menaruh harapan besar pada hubungan asmara yang sedang dibangun. Sejak masa pendekatan sampai akhir kejelasan status ke depannya seperti apa.
Ketika mendapatkan pasangan yang ternyata tidak memberikan kejelasan dalam hubungan, timbul ketidaknyaman untuk menjalin hubungan ini. Di satu sisi ingin mengakhiri, tetapi sudah terlanjur jatuh hati. Apalagi melihat doi yang memenuhi semua kriteria sebagai calon pasangan hidup.
Ada pula yang akhirnya memutuskan untuk membiarkan hubungannya mengalir seperti air. Membiarkan berjalan begitu saja seperti mengikuti arus dan arah mata angin saja. Membiarkan pasangan menjadi nahkodanya.
Semakin lama menjalin hubungan, akan semakin banyak pula harapan yang tertanam pada pasangan. Terutama pada hubungan yang lebih serius lagi, seperti pernikahan. Alhasil, lagi-lagi hanya ketidakpastian yang didapatkan.
Sebelum itu terjadi, pastikan saat ini kamu tidak terjebak pada hubungan situationsip. Kenali pasanganmu dengan baik. Kenali pula tanda-tanda orang yang memang tidak mau berkomitmen dalam sebuah hubungan. Dengan begitu, kamu bisa terhindar dari hubungan situationship. Sebelum semakin dalam menaruh harapan kepada seseorang.
Pertama, perhatikan dengan baik apakah pasanganmu tipe orang yang konsisten atau tidak. Jika ia tidak konsisten dalam memberikan kabar kepadamu, bisa saja karena memang ia tidak benar-benar menganggap dirimu penting. Tidak peduli apakah kamu baik-baik saja, sedang apa, sudah makan atau belum, dan pertanyaan lainnya yang menunjukkan perhatiannya,
Tidak konsisten dalam komunikasi, membuat dirinya seenaknya saja dalam mengabari. Hanya berkomunikasi ketika ia membutuhkan peranmu saja atau bahkan sengaja menghindar dari percakapan hubungan ke depannya. Padahal konsistensi dalam komunikasi menjadi sebuah pondasi dalam membangun keutuhan sebuah hubungan. Dibarengi dengan kepercayaan yang diberikan satu sama lain.