Senioritas menjadi hal yang menyebalkan bagi sebagian orang di dunia pekerjaan. Fenomena ini sudah seperti budaya di tempat kerja. Tidak memandang instansi pemerintahan ataupun perusahaan swasta. Senioritas melekat dan menjadi momok yang menakutkan saat bekerja.
Sebenarnya, konsep senioritas sudah sejak masih di bangku sekolah tidak sadar terbangun perlahan. Mulai dari masa orientasi saat sekolah, sampai ospek di perguruan tinggi. Junior yang baru masuk ke lingkungan baru, diberi arahan untuk hormat kepada seniornya.
Memang ada sisi positifnya, mengingat seseorang yang lebih muda harus menghormati yang lebih tua. Namun budaya ini sering kali dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Merasa lebih senior sehingga bisa seenaknya terhadap yang lebih muda.
Penggambaran dan pembatasan antara senior dengan junior, sampai terbawa ke dunia pekerjaan. Senioritas sudah bukan lagi jadi rahasia atau sekadar rumor. Banyak pegawai baru yang sudah menyangka bahwa hal ini akan terjadi. Namun mungkin pegawai baru tidak tahu batasan apa yang diterapkan antara senior dengan juniornya.
Sebagai pegawai baru, tentu banyak sekali problematika untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan baru. Ketakutan dan kekhawatiran seringkali menghampiri. Apalagi ternyata lingkungan baru yang sulit untuk mendukung dirinya.
Senioritas menjadi hal yang menyebalkan bagi pegawai baru. Bahkan ketika ia sudah berstatus tidak sebagai pegawai baru karena sudah ada pegawai yang lebih baru lagi, tetap saja tak menghapuskan sekat senioritas dengan yang paling maha di tempat kerja.Â
Kalau perkara menghormati, itu memang sebagai keharusan dari yang lebih muda kepada yang lebih tua. Namun yang lebih tua pun perlu menghargai junior yang sedang berproses di tempat kerja. Jangan sampai menghalangi bahkan membatasi proses bertumbuhnya seorang pegawai baru. Hanya karena merasa lebih senior, merasa tidak boleh ada yang lebih pintar darinya.
Seseorang yang dikategorikan sebagai senior tidak hanya karena usianya yang lebih tua. Senior juga dapat dilihat dari masa kerja ataupun wewenang yang dimilikinya.Â
Masa kerja yang lebih lama sehingga sering terdengar cuitan, "Sebelum tempat ini sukses, saya sudah ada di sini." Ada juga yang berseru seolah-olah paling tahu dan paling penting dalam kemajuan tempat kerjanya.Â
Wewenang yang lebih tinggi bisa membuat dirinya berbuat sesuka hati. Memberi tugas kepada bawahannya di luar tugas yang seharusnya ia emban. Beban kerja tinggi dengan target kerja yang tidak masuk akal. Junior terpaksa lembur untuk memenuhi permintaan itu dibarengin umpatan penghasilan yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang diemban.