Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Nostalgia Berburu Jajanan Jadul di Mall

3 September 2024   15:00 Diperbarui: 4 September 2024   11:15 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jajanan Jadoel di Asia Plaza Sumedang (02/09/2024). (Sumber: Dok.Pribadi/Siska Fajarrany)

Siapa yang rindu jajanan jadul di masa kecil? Mulai dari cokelat payung, rambut nenek, permen yosan, dan masih banyak lagi.

Generasi 90-an pasti memiliki jajanan favorit sewaktu kecil. Biasanya saat sore hari, bermain dengan teman satu komplek di sebuah lapangan atau lahan kosong. Bermain lompat tali, petak umpet, atau masak-masakan dengan bahan-bahan dari alam. Setelah itu mampir ke warung terdekat. Mencari jajanan favorit dan menyantapnya bersama-sama. Tentunya sembari diiringi tawa anak-anak yang begitu khas.

Sewaktu kecil, yang dipikirkan hanya tentang bermain, jajan, dan sekolah saja. Sekolah pun dibawa happy karena bertemu dengan teman-teman. Memanfaatkan waktu istirahat untuk bermain bersama dan jajan ke kantin mencari jajanan favorit.

Sebagai generasi yang tumbuh di tahun 2000-an, saya pun turut mencicipi jajanan jadul yang sudah hits sejak tahun 90-an. Warung-warung di dekat rumah masih menjualnya dengan harga yang relatif murah. Mulai dari seratus perak sampai lima ratus perak saja. Jajan seribu rupiah kala itu sudah seperti anak sultan karena sudah bisa mendapatkan beberapa jenis jajanan. Mulai dari permen, cokelat, ciki, bahkan minumannya.

Jajanan Jadoel di Asia Plaza Sumedang (02/09/2024). (Sumber: Dok.Pribadi/Siska Fajarrany)
Jajanan Jadoel di Asia Plaza Sumedang (02/09/2024). (Sumber: Dok.Pribadi/Siska Fajarrany)

Namun di zaman sekarang, uang seribu rupiah sudah tidak ada artinya lagi. Apalagi di kota-kota besar. Untuk membayar parkir saja, uang seribu rupiah tidak ada nilainya. Rata-rata biaya parkir kendaraan dua ribu rupiah. Bahkan di tempat-tempat tertentu bisa di atas lima ribu rupiah.

Keadaan itu membuat uang seribu rupiah sudah tidak ada nilainya jika hendak jajan di warung. Seribu rupiah hanya akan mendapatkan tiga permen saja. Paling minim jajan ke warung harus mengantongi uang lima ribu sampai sepuluh ribu rupiah.

Rasanya ingin kembali ke zaman dulu sewaktu kecil. Uang seribu rupiah bisa mendapatkan berbagai jenis jajanan yang dibeli di warung dekat rumah. Sedangkan sekarang, jarang sekali melihat anak-anak jajan ke warung. Lebih memilih jajan di supermarket yang pastinya akan mengeluarkan uang lebih banyak dibandingkan jajan di warung.

Jajanan Jadoel di Asia Plaza Sumedang (02/09/2024). (Sumber: Dok.Pribadi/Siska Fajarrany)
Jajanan Jadoel di Asia Plaza Sumedang (02/09/2024). (Sumber: Dok.Pribadi/Siska Fajarrany)

Untuk mengobati rasa rindu dengan jajanan jadul, ternyata kini sudah ada mall-mall besar yang menjual jajanan jadul. Biasanya ada event tertentu yang turut memeriahkan dengan kehadiran stand jajanan jadul. Meski memang tidak menjadi agenda rutin, setidaknya event jajanan jadul ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pembeli yang memang rindu dengan jajanan jadul.

Beruntungnya tinggal di kabupaten kecil yang sebelahan dengan kota besar seperti Bandung. Entah apa alasannya, stand jajanan jadul menjadi permanen atau selalu ada setiap hari dijajakan di mall-mall kabupaten Sumedang. Seperti di supermarket Griya Plaza Sumedang dan Asia Plaza Sumedang.

Jajanan Jadoel di Asia Plaza Sumedang (02/09/2024). (Sumber: Dok.Pribadi/Siska Fajarrany)
Jajanan Jadoel di Asia Plaza Sumedang (02/09/2024). (Sumber: Dok.Pribadi/Siska Fajarrany)

Untuk stand jajanan jadul di Griya Plaza Sumedang, pengunjung dapat menemukannya di samping food fresh. Sedangkan di Asia Plaza Sumedang, pengunjung dapat menemukan stand jajanan jadul di tengah-tengah supermarket. Tepatnya dekat etalase snack ringan yang dibandrol dengan harga promo.

Keduanya menawarkan jajanan jadul yang sama. Mulai dari keripik pedas, keripik asin, permen warna-warni, cokelat berbagai bentuk, dan berbagai jajanan jadul lainnya yang begitu khas di memori pengunjung semasa kecil.

Harganya tentu tidak sama seperti dulu. Rata-rata dibandrol dengan harga mulai dari sepuluh ribu rupiah. Namun harga segitu tidak hanya mendapatkan satu biji atau keping saja. Namun dijual dalam bentuk pack sehingga isinya rata-rata 10 atau 12 biji/keping.

IJajanan Jadoel di Asia Plaza Sumedang (02/09/2024). (Sumber: Dok.Pribadi/Siska Fajarrany)
IJajanan Jadoel di Asia Plaza Sumedang (02/09/2024). (Sumber: Dok.Pribadi/Siska Fajarrany)

Saya pun turut memasukan beberapa jajanan jadul ke keranjang belanjaan. Aneka kerupuk pedas dengan harga sebelas ribu rupiah, milk choco yang ada gambar ayam jagonya dengan harga delapan ribu rupiah saja, cokelat payung sepuluh ribu rupiah, permen hot-hot pop yang bikin lidah berwarna merah menyala hanya delapan ribu rupiah, serta jeli stik beraneka rasa dengan harga lima belas ribu rupiah.

Total belanjaan jajan jadul hanya lima puluh ribu rupiah. Tentu jauh berbeda berkali-kali lipat dengan harga dulu saat kita membelinya di tahun 90 atau 2000-an. Tetapi jika dulu hanya membeli satuan, kini langsung satu pack. Istilahnya bisa dijual kembali jika memang ingin membuka usaha jajanan jadul. 

Sedangkan saya memilih membawa belanjaan jajanan jadul untuk berkumpul bersama teman sewaktu SD yang sampai saat ini masih sering berkumpul. Momentum hangat ini semakin lengkap ketika kami kembali bernostalgia mencicipi jajanan jadul. Diiringi dengan celetukan zaman dulu yang bikin geli kalau diingat saat ini. Namun tentu menyimpan kerinduan akan suasana lucu itu.

Jajanan Jadoel di Asia Plaza Sumedang (02/09/2024). (Sumber: Dok.Pribadi/Siska Fajarrany)
Jajanan Jadoel di Asia Plaza Sumedang (02/09/2024). (Sumber: Dok.Pribadi/Siska Fajarrany)

Saya turut membagikan ke keponakan yang masih kecil untuk ikut mencicipi jajanan jadul tempo dulu. Ternyata anak zaman now juga turut menyukainya. Apalagi hot pop yang memberikan rasa manis di lidah sekaligus meninggalkan warna merah menyala.

Bagi anak-anak, hal itu seru dan unik. Berulang-ulang melihat pantulan dirinya di cermin untuk memastikan lidahnya sudah berubah menjadi warna merah menyala. Sedangkan bagi saya dan teman-teman, menjadi momentum untuk nostalgia ke zaman dulu. Rasanya pun masih sama persis seperti dulu. 

Jajanan jadul lainnya yang saya beli pun rasanya masih sama. Membawa ingatan zaman dulu ketika kembali merasakan sensasi jajanan jadul. Terutama ketika kembali merasakan jeli stik beraneka rasa yang segar dan asem. Rasanya ingin mencoba semua warna untuk bisa kembali mengingat ke zaman dulu.

Jajanan Jadoel di Asia Plaza Sumedang (02/09/2024). (Sumber: Dok.Pribadi/Siska Fajarrany)
Jajanan Jadoel di Asia Plaza Sumedang (02/09/2024). (Sumber: Dok.Pribadi/Siska Fajarrany)

Overall, semua jajanan jadul yang saya beli memuaskan. Tidak ada yang membuat saya kecewa. Rasanya seperti kembali ke zaman dulu sewaktu kecil. Saya merasa beruntung dapat dengan mudah menemukan jajanan jadul di mall karena tidak semua mall menawarkan jajanan jadul. Mungkin hanya pada saat event tertentu saja bahkan sama sekali tidak menjualnya. 

Namun tentunya jangan dikonsumsi rutin setiap hari atau berlebihan mengonsumsinya. Terdapat kandungan micin atau gula serta pewarna makanan yang bisa mengganggu kesehatan. Cukup untuk dinikmati sesekali saja ketika rindu dengan jajanan jadul. Saran saya bisa dinikmati lebih menyenangkan bersama teman sewaktu kecil ketika reunian. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun