Pada malam hari, sekelompok geng mahasiswa yang paling hits di kampus, memaksa Dara untuk ikut bergabung memainkan ular tangga. Mereka adalah Hanif yang diperankan oleh Fadly Faisal, Tiara yang diperankan Hana Saraswati, Valdo yang diperankan oleh Arya Varsco, Sisil yang diperankan Asha Assunaco, dan Fico yang diperankan oleh Ovan Rizki. Mereka memang terkenal paling hits di kampus dan gemar merundung Dara.
Fico memiliki otak mesum sehingga mengajak teman-temannya memainkan permainan ular tangga dengan aturan yang tidak biasa. Setiap pemain yang menapaki bidak yang terdapat ularnya atau mengharuskan pemain turun ke bawah, pemain harus membuka bajunya. Terus seperti itu. Tujuan Fico jelas ingin mengerjai Dara yang berparas cantik.
Sedangkan Tiara pun memang senang merundung Dara karena kesal kepada Dara yang menyukai Hanif. Tiara tidak suka jika ada yang mencoba mendekati Hanif karena baginya Hanif lebih dari sekadar sahabatnya. Meski sebenarnya Hanif tidak pernah membalas cintanya Dara. Sisil yang dekat dengan Tiara, selalu membantu Tiara untuk merundung Dara.
Permainan pun dimulai. Berjalan seperti biasa dengan suara tawa mereka yang memecah keheningan malam. Di tengah-tengah permainan, Dara melarikan diri. Mereka pun mengejar Dara karena tidak mau sampai Dara melaporkan hal-hal yang tidak mereka inginkan.
Esok harinya, Dara ditemukan mengambang di sungai. Dengan luka gigitan ular berbisa. Tiara dan kawan-kawan tentu ketakutan. Mereka khawatir akan disalahkan atas kematian Dara. Tiara memberitahu kepada teman-temannya agar tidak membocorkan bahwa mereka adalah orang terakhir yang bersama dengan Dara. Hanif paling merasa bersalah pada kejadian itu. Ia memiliki trauma mendalam sampai tidak pernah bisa tidur nyenyak dan harus mengonsumsi obat penenang.Â
Semuanya kembali menjalani hidup. Lulus bergelar sarjana. Menjalankan kehidupan normal seperti manusia pada umumnya. Setelah lulus kuliah, mereka bekerja. Hanif, Tiara, dan Fico bekerja di perusahaan yang sama. Sedangkan Valdo memiliki galeri fotografi sendiri. Sedangkan Sisil sebentar lagi akan bertunangan dan menikah dengan Valdo.
Ketika mereka merayakan kebersamaan Sisil dan Valdo, tiba-tiba kurir bunga memberikan bunga kepada Sisil dan Valdo. Anehnya tanpa nama memberikan pesan yang membingungkan. Mereka saling tuduh bahwa ini semua hanya kejailan salah satu dari mereka. Namun ternyata, bunga itu menjadi pertanda bahwa teror akan segera dimulai.
Satu per satu menerima teror aneh yang ditandai dengan sebuah dadu yang serupa dengan dadu yang mereka mainkan di permainan ular tangga dulu saat KKN. Teror yang datang terus menerus dan mengancam nyawa mereka membuat mereka hanya mempunyai dua pilihan, mengungkap kasus kematian Dara atau mati.
Hanif merasa sangat bersalah dan ingin mengakui semua perbuatannya. Ia menemui satu-satunya keluarga Dara yang tersisa, yaitu Kakeknya. Ternyata Kakek Dara mengalami depresi berat. Ia tidak bisa melakukan aktivitas, selain duduk di kursi roda sembari melihat jendela rumahnya. Kakek Dara dirawat oleh asisten pribadinya yang bernama Roy.
Teror semakin mengancam mereka. Sampai satu per satu mati mengenaskan. Mereka sadar bahwa kematian berdasarkan urutan permainan ketika mereka memainkan ular tangga saat KKN. Mulanya mereka menduga arwah Dara gentayangan dan ingin balas dendam kepada mereka. Namun mereka sadar bahwa ini bukan ulah setan, tetapi manusia yang bisa meneror dan membunuh.