Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Belajar Menormalisasi "Pakai Baju Itu-Itu Saja"

22 Agustus 2024   07:00 Diperbarui: 22 Agustus 2024   17:25 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membicarakan orang lain yang memakai baju itu-itu saja. (Sumber: Shutterstock kompas.com) 

Setelah menormalisasi memakai baju itu-itu saja, sangat mengurangi stres saat membuka lemari. Lebih mudah merapikan lemari baju karena hanya sedikit. Tidak lagi kebingungan memilih baju saat hendak bepergian yang biasanya menguras waktu hanya untuk menentukan baju mana yang akan dipakai.

Belum lagi ketika melihat orang lain yang membutuhkan bantuan kita menggunakan baju yang tidak layak. Sedangkan kita membiarkan lemari baju kita tidak bisa ditutup. 

Ilustrasi pakaian berantakan. (Sumber: shutterstock via kompas.com) 
Ilustrasi pakaian berantakan. (Sumber: shutterstock via kompas.com) 

Menormalisasi memakai baju itu-itu saja bukan berarti hanya memiliki satu baju saja. Mulai dari bangun pagi, berkegiatan, sampai menjelang tidur menggunakan baju yang sama. Maksudnya adalah memiliki pakaian secukupnya saja. Disesuaikan dengan kebutuhan setiap orang yang tentunya berbeda-beda.

Misalnya, pegawai kantoran hanya memakai baju kerja bebas di hari Kamis sampai Sabtu saja. Sedangkan hari Senin sampai Rabu menggunakan seragam yang menjadi ketentuan dari kantor.

Jadi, pegawai kantor itu bisa menyesuaikan baju kantor bebas yang harus ia miliki untuk dipakai pada hari Kamis sampai Sabtu. Tak lupa menyiapkan baju hari Minggu ketika berlibur atau jalan-jalan keluar untuk rehat dari aktivitas pekerjaan.

Lain halnya jika seseorang yang berprofesi sebagai selebriti. Tampil di televisi setiap hari. Membuat konten di media sosial. Membuat dirinya harus memperhatikan penampilan. Termasuk dalam hal berpakaian. Bisa terbilang hanya memakai baju sekali pakai. 

Ilustrasi lemari pakaian. (Sumber: Shutterstock via kompas.com) 
Ilustrasi lemari pakaian. (Sumber: Shutterstock via kompas.com) 

So, semuanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Terpenting adalah tidak berlebihan untuk apapun juga. Termasuk dalam berpakaian. Secukupnya saja sesuai dengan kegunaannya masing-masing. Seperti pakaian formal, santai, ke undangan, olahraga, dan pakaian lain sesuai kegunaannya.

Jangan sampai konsumtif dalam membeli pakaian sampai menimbulkan banyak permasalahan. Mulai dari lemari yang penuh dan pengeluaran yang tidak bisa dikontrol. Alhasil hanya meningkatkan stres hidup di tengah-tengah permasalahan hidup lainnya.

Lewat artikel ini, bukan serta merta untuk mengajak pembaca menerapkan prinsip ini. Namun mengingatkan untuk tidak menganggap aneh orang-orang di sekeliling yang hanya terlihat memakai baju atau barang itu-itu saja. Ada banyak alasan hanya memakai pakaian itu. Tidak sepatutnya untuk digunjingkan apalagi dicap orang aneh atau pelit. 

Yuk, normalisasi memakai baju itu-itu aja mulai dari sekarang!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun