Didukung pula oleh sederet aktor dan komedian, seperti Indra Jegel, Indro Warkop, Rigen, Tora Sudiro, Aming, Tarzan, Andre Taulany, TJ Ruth, hingga warga asli Thailand yang menjadi artis di Indonesia, yaitu Jirayut.
Melihat deretan aktor yang menjadi sentral cerita dalam film ini, mengingatkan pada film Miracle in Cell No.7Â yang diadaptasi dari film Korea. Film yang rilis pada tahun 2022 ini menyatukan Vino G Bastian, Indra Jegel, Indro Warkop, Rigen, dan Tora Sudiro. Kini mereka kembali beradu akting pada judul film yang sama.Â
Sebenarnya film Kang Mak form Pee Mak memiliki cerita yang sama persis seperti film Pee Mak. Hanya saja ada beberapa unsur yang dihilangkan ataupun ditambahkan. Tentunya menyesuaikan dengan budaya lokal di Indonesia. Termasuk selera humor orang Indonesia.
Menceritakan tentang Makmur yang diperankan oleh Vino G Bastian. Makmur adalah orang sunda sehingga dipanggil Kang Mak oleh istrinya. Kang adalah singkatan dari Akang, yang merupakan nama panggilan untuk laki-laki asli sunda.
Makmur rela meninggalkan istrinya Sari yang sedang hamil tua untuk pergi ke medan perang demi membela NKRI. Dengan berat hati, ia harus meninggalkan istrinya yang sebentar lagi akan melahirkan anak pertama mereka.
Saat berjuang demi negara, Makmur bertemu dengan tentara lainnya. Mereka adalah Supra yang diperankan oleh Indro Warkop, Fajrul yang diperankan oleh Indra Jegel, Solah yang diperankan oleh Rigen, dan Jaka yang diperankan oleh Tora Sudiro. Mereka selalu bersama-sama dan istirahat pada tenda yang sama. Berjanji akan menjadi saudara sehidup semati.
Uniknya, mereka memiliki karakter masing-masing yang menonjol. Supra adalah pimpinan bagi mereka karena yang paling dituakan. Supra jarang turun ke lapangan secara langsung, tetapi membuat strategi berperang. Fajrul memiliki badan yang paling kecil tetapi aksinya paling lucu. Solah yang paling menyebalkan. Jaka sepertinya paling waras diantara mereka. Sedangkan Makmur memang yang paling polos diantara teman-temannya.
Beruntungnya, mereka selamat dari perang dan dijemput oleh tim penyelamat. Meski mereka sudah berdarah-darah terhantam tembakan dan bom yang melukai tubuh mereka.Â
Singkat cerita, mereka menyewa sebuah perahu untuk berlayar menuju rumah mereka. Pertama, mereka akan ke kampung Makmur karena yang paling dekat sehingga lebih baik ke sana dulu.
Namun anehnya, kampung Makmur begitu sepi. Rumah-rumah yang berdiri di pinggiran danau terlihat tertutup rapat. Tidak ada aktivitas kehidupan seperti biasanya.