Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dear Gen Z, Jangan Terjebak Fenomena FOMO, YOLO, dan FOPO!

13 Agustus 2024   17:00 Diperbarui: 13 Agustus 2024   18:28 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi scroll media sosial. (Sumber: Diabetes.uk via kompas.com) 

Fenomena FOPO dapat ditempatkan pada tempatnya sehingga akan membawa dampat positif. Ketika merasa cemas dengan pandangan orang lain, maka kamu harus membuktikan bahwa pandangan negatif terhadap dirimu adalah tidak benar. Tunjukkan tanpa perlu mengundang masalah baru. Jadikan motivasi agar kamu bisa mendapatkan citra yang baik di mata orang dan menunjang masa depanmu ke depannya. 

Perlu diingat bahwa seberapa keras kamu berupaya untuk mendapatkan pandangan baik dari orang lain, akan selalu ada orang yang tidak menyukaimu. Itu semua karena keterbatasanmu yang tidak bisa mengontrol pendapat orang lain. Jangan terlalu terpaku atau fokus pada pandangan orang lain. Jadikan sebagai motivasi untuk membuktikan pada dirimu sendiri, bukan untuk orang lain.

Ilustrasi. (Sumber: SHUTTERSTOCK/Africa Studio via kompas.com) 
Ilustrasi. (Sumber: SHUTTERSTOCK/Africa Studio via kompas.com) 

Dengan adanya fenomena sosial ini, sudah semestinya generasi Z tidak terbuai begitu saja. Fenomena sosial yang mayoritas berasal dari pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, harus ditanggapi dengan serius. Jika tidak, generasi muda akan mudah terbawa arus dan hanya meninggalkan dampak negatif di kemudia hari.

Generasi Z yang turut menyuapi fenomena sosial ini, menyebabkan timbulnya perilaku implusif, konsumerisme berlebihan, dan pengambilan keputusan yang tidak perlu untuk diambil. Hanya untuk mendapatkan validasi orang lain dan memenuhi rasa cemas itu, seseorang memutuskan untuk mengikuti tren konsumen tanpa banyak pertimbangan. Tergiur dengan kesenangan sesaat yang tidak abadi. Hanya demi mendapatkan pengakuan dari komunitas. Perilaku ini akan mengarah pada perilaku konsumtif dan berujung pada masalah keuangan dalam jangka panjang.

Lebih parahnya lagi, demi memenuhi dari imbas fenomena sosial ini, seseorang menjadi melakukan apapun untuk memenuhi apa yang ia mau. Mulai dari pinjaman online dengan cara gali tutup lobang. Sampai bermain judi online agar mendapatkan uang secara instan dan cepat hanya bermodal keberuntungan.

Ilustrasi dampak FOMO, YOLO, dan FOPO. (Sumber: OcusFocus via kompas.com) 
Ilustrasi dampak FOMO, YOLO, dan FOPO. (Sumber: OcusFocus via kompas.com) 

Dilihat dari penjelasan di atas, sangat penting bagi generasi muda untuk mendapat pendidikan tentang manajemen keuangan yang baik. Seperti menabung untuk masa depan, memutuskan pembelian dengan bijak, sampai melakukan investasi yang sehat. 

Lewat artikel ini, semoga kita semua bisa mengenal fenomena-fenomena sosial ini sehingga tidak terjebak dengan dampak negatifnya. Khususnya bagi generasi Z yang gemar menggunakan istilah ini dalam melabeli teman atau bahkan orang lain di media sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun