Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Diselingkuhi? Bukan Kamu yang Salah, tapi Dia yang Tidak Bersyukur!

9 Agustus 2024   07:30 Diperbarui: 21 Agustus 2024   18:53 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang yang dikhianati pasti akan merasa sakit hati. Apapun bentuk pengkhianatannya tentu akan memberikan luka yang begitu dalam. Bahkan lebih parahnya lagi dapat meninggalkan trauma berat imbas dari pengkhianatan.

Dikhianati oleh seseorang yang begitu kita percaya tentu tak akan mudah. Ketika kita memberikan kepercayaan seratus persen kepada seseorang, tetapi ia malah mengkhianati kepercayaan itu. Ketika kita menaruh harapan besar kepadanya, tetapi ia dengan begitu mudahnya berkhianat.

Terutama saat dikhianati oleh pasangan sendiri. Seseorang yang sangat kita sayangi dan selalu diprioritaskan untuk apapun itu. Nyatanya malah sebaliknya. Bukannya memberikan feedback yang baik, justru malah memberikan luka yang entah seperti apa cara mengobatinya.

Ketika berkomitmen menjalani hubungan dengan seseorang, kita akan menaruh banyak pengharapan atas hubungan itu. Berharap akan selalu bersama. Berharap memiliki tujuan hidup yang selaras. Berharap bisa sama-sama saling membahagiakan di masa-masa yang akan datang.

Memang tidak mudah untuk dapat membaca isi hati dan pikiran seseorang. Termasuk pasangan sendiri. Meski kita sudah merasa sangat mengenalinya, bukan berarti dapat memahami seratus persen tentang dirinya. Bahkan orangtua sendiri yang sedari lahir hidup dengan anaknya, belum tentu dapat mengenali anaknya secara utuh.

Sepandai-pandainya tupai melompat, suatu saat nanti akan jatuh juga. Sepandai-pandainya bangkai disembunyikan, suatu saat nanti akan tercium juga. Kedua peribahasa itu begitu tepat sasaran tertuju pada pasangan yang berselingkuh.

Tanpa perlu repot-repot mencari tahu, selalu saja ada jalannya untuk kebenaran sebuah fakta. Bahwa kebenaran selalu ada caranya untuk terungkap. Bagaimana pun caranya. Entah memang keteledoran dari si tukang selingkuh, atau mungkin ada saksi mata yang memberikan informasi sebagai bentuk kepedulian dan empati.

Mungkin banyak korban perselingkuhan yang memberikan maaf untuk pengkhianatan yang pertama. Berharap pasangan tidak akan mengulangi lagi sehingga tak akan ada perselingkuhan berikutnya. 

Memang sekali lagi perlu diingat bahwa tidak mudah untuk membaca pola pikir dan isi hati seseorang. Entah mungkin memang sudah alamiah sehingga menjadi watak, perselingkuhan berikutnya tetap terjadi dan tak bisa dihindari. 

Dalam benaknya mungkin terlintas bahwa kata maaf begitu mudah ia dapatkan. Terbukti dari pemberian kata maaf pada saat awal ketahuan berselingkuh. Apa salahnya untuk kembali berselingkuh? Lebih gilanya lagi, melakukan kebohongan yang naik level. 

Ilustrasi selingkuh, pasangan selingkuh. (Sumber: SHUTTERSTOCK/PROSTOCK-STUDIO via kompas.com) 
Ilustrasi selingkuh, pasangan selingkuh. (Sumber: SHUTTERSTOCK/PROSTOCK-STUDIO via kompas.com) 

Berat sekali berada dalam fase tersebut. Kembali merasakan pengkhianatan atas kesempatan kedua dan kesempatan-kesempatan berikutnya yang sudah diberikan. Sedih dan menangis biasa terjadi. Kecewa berat tak dapat dihindari.

Selintas mungkin ada yang berpikir untuk kembali memaafkan. Namun bagaimana jika kembali terulang? Fase sakit hati akan terus menjadi sebuah kebiasaan rutin. Yang tentu rasanya begitu tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Rasa capek dan lelah akan pengkhianatan akan hadir. Tak mau kembali terluka. Tak mau kembali merasakan pengkhianatan.

Fase mempertanyakan sebab akibat adanya perselingkuhan pasti dilewati. Mencoba menerka-nerka mengapa pasangan memilih untuk berselingkuh daripada setia kepadanya. Daripada banyak menduga, lebih baik melontarkan langsung pertanyaan itu kepada pasangan yang berselingkuh.

Ilustrasi galau. (Sumber: Freepik.com via kompas.com) 
Ilustrasi galau. (Sumber: Freepik.com via kompas.com) 

Alasannya tentu beragam. Ada yang memberi alasan klise seperti khilaf, iseng saja, atau bahkan cuma untuk selingan semata. Ada juga yang menyalahkan si selingkuhan karena terus menggoda. 

Pastinya korban perselingkuhan turut geram sehingga menaruh amarah kepada si selingkuhan. Rasanya gemas dan geregetan ingin melabraknya. Namun perlu untuk disampaikan bahwa sekalipun ia menjadi penggoda, perselingkuhan tetap sebuah pilihan. Pasanganmu yang digoda bisa memilih untuk menolak godaan itu. Nyatanya, ia memilih untuk melanjutkan permainan api diantara keduanya.

Alasan yang lebih gila seseorang memutuskan berselingkuh adalah karena kekurangan yang dimiliki oleh pasangannya. Sehingga ia mencari orang lain yang memiliki kelebihan yang tak dimiliki oleh pasangannya. Misalnya lebih perhatian, lebih menarik secara fisik, atau bahkan lebih berduit sehingga dapat memberikan kontribusi lebih dalam memenuhi kebutuhannya.

Bukannya sadar diri dan lekas berkaca, si tukang selingkuh malah berusaha menyudutkan pasangan yang telah ia khianati. Berdalih bahwa perselingkuhan tidak akan terjadi jika pasangannya memenuhi apa yang ia mau.

Padahal sedari awal, sejak ia memutuskan untuk berkomitmen dalam sebuah hubungan, ia harus berkomitmen pula dengan segala sesuatunya. Termasuk menerima kekurangan pasangan.

Sekalipun memang ada hal-hal tang tidak disukai, apa salahnya untuk mengungkapkan secara langsung? Dengan begitu keduanya dapat mencari solusi bersama. Bukan malah mencari kesempurnaan pada orang lain.

Sejatinya dalam sebuah hubungan, bukan hanya tentang mencintai kelebihan pasangan saja. Namun juga mencintai kekurangannya.

Ilustrasi galau. (Sumber: Freepik.com via kompas.com) 
Ilustrasi galau. (Sumber: Freepik.com via kompas.com) 

Ketika mendapatkan alasan tersebut, berhentilah untuk menyalahkan dirimu sendiri. Tak perlu dan tak usah seperti itu.

Perselingkuhan yang pasanganmu lakukan itu di luar kendali dirimu. Kendali dan kemudi agar semua itu tidak terjadi ada padanya. Bukan kuasamu untuk mengendalikan itu semua.

Tak perlu mempertanyakan kesalahan dan kurangmu di mana. Toh semua manusia memang memiliki kekurangan masing-masing. Layaknya dirimu yang mau menerima kekurangan dari pasanganmu.

Berandai-andai waktu diulang kembali. Berandai-andai kamu bisa merubah segalanya. Berandai-andai kamu akan mengusahakan apapun yang pasanganmu mau. Itu semua tak membuat keadaan lebih baik. Justru malah semakin memperburuk suasa hati. 

Perselingkuhan yang terjadi murni atas kehendaknya. Pengkhianatan pada komitmen yang sudah ia bangun sejak awal. Maka tak perlu buang waktu untuk menyalahkan diri sendiri. Semua kesalahan murni terletak pada dirinya.

Kembali mengingat semua usaha yang sudah kamu berikan dalam hubungan ini. Semua hal-hal baik yang selalu kamu berikan kepadanya. Itu semua adalah bentuk nyata bahwa dirimu selalu memberikan yang terbaik dalam hubungan ini.

Maka perlu diingat dan dicatat bahwa perselingkuhan yang terjadi bukan karena dirimu. Melainkan pasanganmu yang memang tidak bersyukur. Ia yang memutuskan untuk mengkhianati komitmennya sendiri. Ia juga yang memiliki kendali untuk memutuskan setia pada dirimu atau berselingkuh dengan orang lain. 

Jadi stop untuk menyalahkan dirimu sendiri! Berhenti membuang-buang waktu untuk menyesali semua yang terjadi. Pasanganmu yang menghendaki perselingkuhan terjadi, maka biarkan ia merasakan konsekuensinya. Ia sama sekali tidak bersyukur memiliki berlian yang indah seperti dirimu.

Lekaslah sembuh dan tersenyum kembali. Banyak hal-hal positif di depan sana yang siap menyapa hari-harimu! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun