Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Rumus Ketenangan Finansial, Kalkulator Manusia vs Kalkulator Tuhan

4 Juli 2024   08:00 Diperbarui: 9 Juli 2024   15:58 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersyukur. (Sumber: Freepik.com via kompas.com)

Ketenangan akan timbul ketika standar keuangan yang kita targetkan tercapai. Dalam mencapai standar keuangan tersebut, kita turut berusaha melakukan apapun untuk mencapainya. Yang paling realistis adalah dengan bekerja.

Ilustrasi. (Sumber: kompas.com)
Ilustrasi. (Sumber: kompas.com)

Pekerjaan dengan berbagai profesi tentu memiliki pendapatan yang berbeda-beda. Apalagi jika dikaitkan dengan rezeki yang sudah diatur Tuhan dan faktor keberuntungan pula, tentu akan sangat beragam pendapatan setiap orang. Meski misalnya memiliki profesi yang sama, belum tentu mendapatkan penghasilan yang sama jumlahnya.

Perhitungan manusia dalam mencapai standar keuangan yang ingin diraih adalah dengan melihat nominal pemasukan yang didapatkan dari sebuah pekerjaan. Misalnya kita bekerja pada sebuah perusahaan yang gajinya dibayar setiap bulan sesuai dengan ketentuan UMR di daerah tersebut.

Perlu diingat bahwa terjadi perbedaan pendapat meski berada dalam profesi yang sama. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Namun kita lebih sering membandingkan pendapatan yang kita dapat dengan penghasilan orang lain.

Memang ada benarnya bahwa rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau. Karena kita selalu saja membandingkan apa yang kita dapatkan dengan apa yang orang lain punya.

Misalnya kita membandingkan kendaraan yang kita miliki dengan rekan kerja kita di kantor. Atau misalnya kita melihat teman semasa kuliah yang kariernya jauh lebih cemerlang dibandingkan kita. Otomatis cuan yang dihasilkannya juga lebih banyak.

Perhitungan seperti itu kita sebut sebagai kalkulator manusia. Di mana dalam urusan keuangan, kita banyak membandingkan apa yang kita dapatkan dengan apa yang bukan kepunyaan kita. Lebih tepatnya, apa yang dimiliki oleh orang lain.

Ilustrasi membandingkan diri dengan orang lain.(Sumber: iStockPhoto/tuaindeed via kompas.com) 
Ilustrasi membandingkan diri dengan orang lain.(Sumber: iStockPhoto/tuaindeed via kompas.com) 

Lain halnya kita melihat kalkulator Tuhan. Di mana amat banyak indikator yang harus kita hitung. Tidak hanya perihal pendapatan yang kita dapat dari bekerja, tetapi kenikmatan lainnya yang dapat kita akses secara cuma-cuma.

Mulai dari oksigen yang kita hiorup bersih, sinar matahari yang menyehatkan, air bersih yang dapat dikonsumsi, sampai tentang sahabat yang tulus menemani dalam keadaan apapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun