Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Stimulasi Literasi Anak Sejak Dini Lewat Interaksi dengan Orangtua

24 Juni 2024   19:00 Diperbarui: 25 Juni 2024   13:16 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dongeng sebelum tidur. (Sumber: Thinkstockphotos via kompas.com) 

Pastikan menjelaskan dengan kalimat sederhana saja yang dapat dimengerti oleh anak. Untuk istilah-istilah rumit, lambat laun akan dikenalkan pada pelajaran yang disampaikan guru di sekolahnya. 

Biasanya, anak yang sudah mulai terbangun kemampuan literasinya, akan memberikan banyak pertanyaan kepada orangtuanya. Tidak lagi orangtua yang menjelaskan. Justru anak yang bertanya dan orangtua yang menjawabnya. Meski ada saja pertanyaan yang di luar prediksi, orangtua bisa memberikan penjelasan dan pemahaman yang sederhana.

Ilustrasi mengajak anak berkenalan dengan alam. (Sumber: imtmphoto via kompas.com) 
Ilustrasi mengajak anak berkenalan dengan alam. (Sumber: imtmphoto via kompas.com) 

Selain itu, berilah kepercayaan kepada anak untuk mengutarakan pendapatnya. Jangan sampai menjadi orangtua otoriter yang enggan mendengarkan pendapat sang anak. Biarkan anak menyampaikan apa kemauannya.

Setelah itu, orangtua dapat menanyakan mengapa anak memilih keputusan tersebut. Pola seperti ini membuat anak berani untuk mengutarakan pendapatnya. Tanpa ada rasa khawatir merasa malu apalagi mendapat cemooh.

Misalnya saat libur semester, tanyakan kepada anak ingin berlibur ke mana. Misalnya anak ingin berlibur ke Dufan. Tanyakan lagi mengapa memilih Dufan dan mengapa tidak memilih berlibur ke tempat lain seperti Taman Mini.

Pertanyaan itu membuat anak akan menjelaskan alasannya dan membandingkan antara Dufan dengan Taman Mini. Percakapan ini bisa lebih panjang lagi dengan menanyakan apa saja wahana di Dufan yang anak sukai dan apakah anak berani bermain wahana di sana. 

Dalam berinteraksi dengan anak, biasakan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Mulai dari bahasa, kosakata, logat, gaya bicara, artikulasi, dan intonasi yang tepat. Anak akan meniru apa yang ia dengar. Tanpa sadar, ia akan menyerap apa yang ia dengarkan paling pertama, yaitu orangtuanya. Maka ia akan menirukan gaya bicara orangtuanya.

Meski mungkin saat ini kita masih sering menggunakan kosakata yang semrawut dan intonasi yang tidak semestinya, minimalnya mulai sekarang membiasakan diri menempatkan diri pada saat berinteraksi dengan anak. Dengan begitu, anak akan melihat cara orangtuanya berbicara.

Ilustrasi mengenalkan alat musik pada anak. (Sumber: Thinkstockphotos via kompas.com) 
Ilustrasi mengenalkan alat musik pada anak. (Sumber: Thinkstockphotos via kompas.com) 

Biasakan untuk kegiatan membaca dan mendongeng. Tentang apa saja yang anak sukai. Jangan biasakan mengajarkan anak membaca pada gadget karena mudah menghilangkan fokusnya. Berikan buku fisik saja yang tidak terlalu panjang bacaannya. Meski hampir sebagian halaman full oleh gambar, tidak apa-apa. Justru bisa dijadikan sebagai bahan obrolan dengan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun