Data dari Badan Pusat Statistik (BSP) menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada 2023 sebanyak 278,69 juta jiwa. Namun jumlah penduduk Indonesia yang begitu banyak tidak sebanding dengan hasil tingkat literasi di Indonesia yang masih tergolong rendah.
Dikutip dalam kompas.com, berdasarkan data dari UNESCO, hanya 0,001 persen saja masyarakat Indonesia yang memiliki minat baca. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang suka dan aktif membaca. Angka yang sangat memprihatinkan mengingat banyaknya jumlah penduduk Indonesia.
Sebenarnya, apa sih yang membuat literasi orang Indonesia sangat minim? Tentu angka tersebut didapatkan dari hasil atas faktor-faktor yang menjadi penyebab sekaligus PR panjang bagi Indonesia.Â
Faktor penyebab rendahnya literasi penduduk Indonesia disampaikan langsung oleh Kemendikbud (via kompas.com pada 07/9/2023).
Penyebab pertama adalah karena kuranganya minat baca warga Indonesia. Sepertinya kebiasaan buruk ini tidak pernah terputus dari dulu. Meski sudah pada era digital, minat baca warga Indonesia yang sudah berbasis digital pun masih tergolong rendah.Â
Penyebab kedua adalah sarana prasarana yang kurang mendukung. Kalau perihal penyebab ini, urusannya dengan pemerintah. Menjadi tugas dan tanggungjawab pemerintah dalam memberikan dukungan literasi dengan memfasilitasi.
Misalnya dengan menyediakan perpustakaan yang memadai. Tidak hanya sekadar nyaman untuk dikunjungi, tetapi juga kelengkapan buku serta keterjangkauan yang dapat diakses oleh masyarakat.Â
Penyebab ketiga adalah peran keluarga dan kemiskinan. Lalu penyebab selanjutnya adalah pengaruh televisi dan ponsel serta kualitas pendidikan di Indonesia.
Dari kelima penyebab di atas, ada satu faktor yang dapat diatasi secara perlahan dalam skala kecil. Tidak terlalu membutuhkan bantuan pemerintah. Meskipun akan lebih lengkap dan sempurna jika pemerintah juga ikut terlibat mengatasi penyebab ini.Â
Faktor peran keluarga dapat diatasi mulai dari sekarang oleh kita yang mulai tersadar betapa pentingnya kemampuan literasi setiap generasi bangsa. Sebagai penerus sekaligus pencetak generasi selanjutnya, kita bisa memulai menerapkan pola asuh yang melibatkan kegiatan literasi.