Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Cara Ampuh Curi Perhatian Rekruter agar Memilihmu!

20 Juni 2024   07:00 Diperbarui: 21 Juni 2024   02:00 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wawancara kerja. (Sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com) 

Proses pencarian kerja menjadi salah satu fase terberat bagi kebanyakan orang. Khususnya bagi orang-orang yang tidak memiliki banyak relasi yang dapat membantu dalam pencarian pekerjaan. Meski terkadang pesimis melihat fenomena yang ada, bukan berarti kita berdiam diri tak ada perjuangan. Tetap berusaha dan yakin bahwa kesempatan itu akan ada dan memang rezeki harus dijemput.

Kesulitan berikutnya adalah perihal tingkat pengangguran yang tinggi. Khususnya kini Indonesia sedang memasuki masa emas. Di mana mayoritas masyarakatnya berusia pada usia produktif. Artinya, banyak masyarakat Indonesia membutuhkan pekerjaan di usia produktifnya.

Rekruter atau perusahaan yang membutuhkan jasa atau tenaga manusia, mempunyai banyak pilihan sumber daya manusia yang dapat menempati jabatan yang dibutuhkan. Tentunya, rektruter akan memilih pelamar yang dianggap paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan terlihat paling berkompeten di bidangnya.

Pada tahap pertama, pelamar akan diminta mengirimkan surat lamaran pekerjaan dengan berkas-berkas lainnya yang harus dilampirkan. Seperti scan ijazah dan transkrip nilai, KTP, surat keterangan kelakuan baik, portofolio, resume, CV, dan berkas lainnya.

Bagi perusahaan berskala besar atau yang membuka lowongan pekerjaan secara online lewat bantuan aplikasi pencarian kerja, biasanya jumlah pelamar akan membludak. Di mana perusahaan hanya membutuhkan satu karyawan saja. Namun pelamar mencapai ratusan orang.

Tentunya tidak mudah bagi rekruter atau pihak HRD dalam membuka berkas satu per satu. Memastikan secara detail dan terperinci, mana yang paling sesuai dengan keinginan perusahaan atau lolos ke tahap selanjutnya setelah dinyatakan lolos seleksi administrasi.

Biasanya, yang dilakukan oleh rektruter adalah mengecek kelengkapan berkas pelamar. Pastikan kamu sudah memenuhi berkas sesuai dengan apa yang diminta oleh rekruter. Rekruter cenderung mengabaikan surat lamaran kerja karena dinilai hanya sebagai surat pernyataan permohonan saja.

Yang dilihat adalah kesesuain persyaratan yang diminta dengan pelamar. Misalnya, lowongan pekerjaan dikhususkan untuk lulusan S1 program studi Akuntansi. Bagi pelamar yang bukan dari lulusan S1 Akuntansi tidak dinyatakan lolos administrasi.

Meski begitu, bukan berarti dilarang atau tidak diperbolehkan melamar jika tidak sesuai dengan kualifikasi. Siapapun bisa melamar, tetapi peluangnya tidak sebesar pelamar yang memenuhi kualifikasi. 

Jika memang rezekinya, pasti kesempatan itu ada. Misalnya saja perusahaan tersebut tidak meneumkan satu pun pelamar dari lulusan S1 Akuntansi. Sedangkan perusahaan harus secepatnya mendapatkan karyawan baru. Rekruter akan menurunkan kualifikasinya. Misalnya memilih pelamar yang dianggap masih relevan dengan prodi Akuntansi, seperti Manajemen Keuangan.

Perbedaannya adalah ketika tahap orientasi, calon pegawai dengan kualifikasi yang sesuai dinggap tidak membutuhkan banyak pelatihan. Karena dianggap sudah sesuai dengan kualifikasi perusahaan. Sedangkan calon pegawai yang tidak sesuai dengan kualifikasi, membutuhkan program pelatihan terlebih dahulu sebelum diberikan tugas pertamanya. 

Hal tersebut akan berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan. Berpengaruh pula pada efesiensi waktu pekerjaan. Di mana calon karyawan yang sudah sesuai kualifikasi hanya membutuhkan proses adaptasi saja sehingga bisa langsung bekerja. Sedangkan calon pegawai yang tidak sesuai kualifikasi, membutuhkan pendampingan terlebih dahulu.

Ilustrasi CV, contoh CV. (SHUTTERSTOCK/MARIIA KORNEEVA via kompas.com) 
Ilustrasi CV, contoh CV. (SHUTTERSTOCK/MARIIA KORNEEVA via kompas.com) 

Selanjutnya, rekruter akan melihat CV yang dilampirkan oleh pelamar. Sebenarnya sudah banyak contoh CV di internet. Formatnya juga sudah banyak dengan format baik dan benar. Apalagi kemajuan teknologi sangat memberikan peranan sehingga membantu pelamar dalam pembuatan CV. Misalnya saja dalam platform desain grafis seperti canva yang menyediakan banyak desain menarik untuk membuat CV.

Seringkali orang menyebuitnya sebagai daftar riwayat hidup. Khususnya zaman dulu para pelamar masih mengumpulkan berkas secara fisik. Biasanya pelamar tinggal membeli selembar daftar riwayat hidup yang dibeli dari toko fotocopy terdekat. Pelamar tinggal mengisi secara manual menggunakan pulpen pada kolom-kolom yang telah disediakan.

Namun kini zaman sudah berkembang. Perusahaan menuntut kreatifitas dan melek teknologi bagi para calon karyawannya. Di mulai sejak pelamar mencari informasi saja sudah secara online. Pembuatakan berkar pun menggunakan bantuan teknologi. Sampai pengumpulannya juga secara online.

CV dengan kepanjangan Curriculum Vitae adalah dokumen yang berisi gambaran diri/biodata/profil seseorang secara lengkap. Melihat dari pengertiannya saja, sudah dapat dipastikan bahwa CV menjadi salah satu penentu diterima atau tidaknya seorang pelamar pada tahap selanjutnya.

Dalam membuat CV, tidak boleh asal atau sekadar melampirkan saja. Karena kemudahan adanya bantuan platform desain grafis, bukan berarti pelamar tidak membuatnya dengan penuh pertimbangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuataan CV.

Ilustrasi CV. (Sumber: SHUTTERSTOCK/KITTISOPHON via kompas.com) 
Ilustrasi CV. (Sumber: SHUTTERSTOCK/KITTISOPHON via kompas.com) 

Pertama, pastikan CV yang dilampirkan dapat dibaca jelas oleh rekruter. Banyaknya pilihan desain yang bisa digunakan secara graris ataupun berbayar memang membuat bingung. Namun, bayangkan saja kamu sebagai seorang rekruter. Pasti akan memilih CV yang mudah dan nyaman untuk dibaca.

Pilihan desain CV yang terlihat profesional. Tidak ada oranamen-ornamen yang menganggu. Apalagi sampai membuat informasi penting tidak terbaca jelas. Pilihlah warna-warna yang membuat mata nyaman membacanya. Hindari warna-warna yang terlalu kontras.

Kedua, lengapi CV dengan foto formal yang terlihat jelas. Bukan foto selfie dengan gaya yang biasanya dipajang di media sosial. Gunakan foto formal terbaikmu yang menunjukkan etika dan profesionalisme dirimu.

Jika memang tidak menyematkan foto, kamu bisa melampirkan link yang secara otomatis dapat diklik oleh rekruter pada lama Linkedin pribadimu. Dengan begitu, rekruter akan mengetahui profil dirimu secara lebih lengkap lewat akun Linkedin yang tercantum pada CV.

Ketiga, cek ejaan pada CV sebelum dikirimkan kepada perusahaan yang dituju. Pastikan tidak ada kesalahan penulisan. Apalagi pada informasi penting yang dapat merubah penafsiran jika terjadi kesalahan penulisana. Biasakan untuk selalu melakukan tahapan editing sebelum menyimpan file secara permanen.

Terakhir, pastikan informasi yang tercantum pada CV benar-benar informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Jangan sampai ingin menarik perhatian rekruter dengan menambahkan informasi fiktif. Mulai dari kualifikasi pendidikan, pengalaman kerja, dan informasi pendukung lainnya yang bisa menambah nilai diri di mata rekruter.

Ilustrasi. (Sumber: FREEPIK/IJEAB via kompas.com) 
Ilustrasi. (Sumber: FREEPIK/IJEAB via kompas.com) 

Mungkin pada tahap seleksi administrasi, CV dengan informasi fiktif akan lolos ke tahap selanjutnya. Namun tentunya akan kecium kebohongannya pada tahap wawancara. Biasanya rekrutrer akan memvalidasi terkati keakuratan informasi yang tercantum pada CV pelamar. Jawaban pelamar yang memanipulasi data diri akan diketahui dengan mudah oleh rekruter. So, jangan pernah memberikan bumbu kebohongan sebagai tambahan data pada CV yang kamu buat.

Pelamar yang dinyatakan lolos administrasi, akan melanjutkan ke tahap selanjutnya. Permintaan setiap perusahaan berbeda-beda. Ada yang masuk pada tahap potensi akademik, tes psikotes, tes kesehatan, ataupun praktik secara langsung. Nah, pada tahap ini, pastikan kamu dapat memenuhi dan lolos seluruh tahapan. Tentunya dengan persiapan yang matang.

Sampai akhirnya memasuki tahap terakhir pada tahap wawancara. Pada tahap wawancara, pelamar harus dapat menarik perhatian rekruter. Jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan pada tahap terakhir ini. Pastikan kamu memberikan kesan baik dengan menunjukkan kesungguhan dalam pekerjaan ini.

Pelamar yang memasuki tahapan wawancara, harus menyiapkan fisik dan psikologis. Persiapan secara fisik agar dapat maksimal. Berikan kesan baik di awal pertemuan dengan rekruter. Hal tersebut dapat kamu persiapkan dengan menggunakan busana yang formal dan sopan atau sesuai dengan ketentuan. Berikan ekspresi dan sikap yang ramah. Tunjukan etika dan profesionalitas dalam etika berbicara, berjalan, duduk, sampai menatap lawan bicara.

Selain itu, pastikan mempersiapkan diri dengan jawaban atas kemungkinan pertanyaan yang diajukan. Cari tahu tentang perusahaan tersebut. Informasi yang umum saja tentang perusahaan. Dengan begitu, kamu bisa terlihat antusias dan bersungguh-sungguh karena terlebih dahulu mempelajari latar belakang perusahaan.

Ilustrasi wawancara kerja. (Sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com) 
Ilustrasi wawancara kerja. (Sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com) 

Nah, itulah tips dan trik agar mendapatkan perhatian dari para rekruter. Memang secara teori terlihat mudah. Namun pada saat mengimplementasikannya akan terlihat lebih sulit.

Tidak ada yang mudah dalam mendapatkan apa yang diinginkan. Semuanya juga penuh usaha, perjuangan, dan pengorbanan. 

Yang terpenting adalah tetap berusaha dan jangan sampai putus harapan. Tunjukkan bawah kamu pantas dan sosok yang berkompeten. Perusahaan yang akan menjadi tempatmu bekerja akan diuntungkan jika menjadikan dirimu sebagai karyawannya.

Terakhir, jangan lupa untuk berdoa. Meminta restu kepada keluarga, seperti orang tua dan istri atau suami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun