Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Film "Dinda", LDR Hanya Masalah Geografis

11 Juni 2024   12:33 Diperbarui: 14 Juni 2024   13:32 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Dinda (2024). (Sumber: prime video)

Akhirnya di tengah-tengah kesibukan ini, bisa kembali memberikan review film yang baru saja ditonton. Film yang sedang menjadi trending dalam platform streaming Prime Video. Sebuah film yang merupakan lanjutan dari serial Kisah untuk Geri tahun 2021 di platform straming WeTV dan Iflix.

Film Dinda yang rilis pada 06 Juni 2024 sudah dapat dinikmati pada Prime Video. Merupakan kisah kelanjutan antara Geri dan Dinda yang sebelumnya dikisahkan pada serial Kisah untuk Geri. Namun kini beralih platform streaming. Yang mulanya dalam WeTV atau Iflix, kini berganti hanya dapat dinikmati lewat Prime Video.

Sebelum membahas film Dinda, tentunya harus membahas terlebih dahulu serial Kisah untuk Geri. Serial ini diadaptasi dari novel Wattpad dari penulis ternama Erisca Febriani. Nama Erisca semakin melejit usai keberhasilannya dalam kisah Salma dan Nathan yang berhasil tembus dalam layar lebar sampai sinetron di televisi.

Lebih lengkap menonton film Dinda setelah menonton serial Kisah untuk Geri. Mengingat film Dinda adalah lanjutan dari Kisah untuk Geri. Serialnya juga terbilang bagus dan berhasil membuat susah move on para penontonnya.

Apa tidak terlalu lebay menyatakan bahwa serial Kisah untuk Geri susah bikin move on? Jawabannya tidak. Ya, penulis adalah salah satu penonton serial Kisah untuk Geri yang berkali-kali mengulang menonton serial ini. Bukan karena pernah membaca novelnya, justru saya tidak pernah membaca novelnya sama sekali. 

Menurut saya, pemilihan pemain utama dalam Kisah untuk Geri sangatlah tepat. Geri diperankan oleh Angga Yunanda. Sedangkan tokoh Dinda diperankan oleh Syifa Hadju. Kedunya tidak pernah gagal dalam membangun chemistry. Menjadi sosok Geri dan Dinda terbaik dalam serial itu.

Anggan Yunanda dan Syifa Hadju dalam Film Dinda (2024). (Sumber: MD Pictures)
Anggan Yunanda dan Syifa Hadju dalam Film Dinda (2024). (Sumber: MD Pictures)

Meski serialnya mengisahkan romansa anak SMA yang dibalut dengan konflik keluarga, serial Kisah untuk Geri berhasil mengoyak-ngoyak emosi penontonnya. Mulai dari rasa senang, sedih, kesal, sampai bikin senyum-senyum sendiri melihat tingkah konyol Geri dan Dinda. 

Dinda yang mulanya hidup dengan penuh kemudahan dan kemewahan, harus menghadapi keadaan sulit usai kasus Ayahnya yang ditangkap KPK. Ayahnya dijebak oleh atasannya sehingga menjadi kambing hitam pada kasus korupsi. 

Semua kekayaan keluarganya disita guna penyelidikan. Dinda sebagai anak satu-satunya harus pindah ke rumah kecil atas bantuan pembantunya bersama Ibunya. Sejak saat itu, kehidupan Dinda berubah. Ia tidak lagi menjadi primadona di sekolah. Justru mendapat hinaan dari teman-temannya di sekolah. Sampai dijauhi oleh teman dekatnya sendiri.

Geri teman satu sekolah Dinda, selalu membela dan melindungi Dinda ketika mendapatkan perundungan. Semua siswa di sekolah itu takut pada Geri, sehingga Geri memberikan pengumuman bahwa ia berpacaran dengan Dinda. Tentunya hanya sebagai pacar pura-pura saja. Demi melindungi Dinda dari perundungan teman-teman di sekolah.

Lambat laut, keduanya saling jatuh hati. Namun tidak mudah bagi Geri dan Dinda untuk menyadari perasaan itu. Dinda mendapatkan banyak sekali konflik. Begitupula Geri yang berusaha membantu Dinda, tetapi mulai jatuh hati pada siswi baru di kelasnya yang bernama Raini.

Naasnya ketika keduanya saling menyadari perasaan masing-masing, Dinda harus pindah ke Malaysia. Kepindahan Dinda ke Malaysia bukan tanpa sebab. Justru untuk melanjutkan kehidupan yang lebih layak karena Ibunya mendapatkan pekerjaan di Malaysia.

Mulanya Geri sulit menerima keadaan ini. Geri memiliki trauma akan kehilangan. Ia tidak pernah mau lagi kehilangan orang-orang yang ia sayangi, termasuk Dinda. Namun tidak pernah ada yang bisa mengendalikan keadaan. Geri dan Dinda akhirnya sepakat untuk menjalin hubungan jarak jauh.

Syifa Hadju dalam film Dinda (2024). (Sumber: MD Pictures)
Syifa Hadju dalam film Dinda (2024). (Sumber: MD Pictures)

Dalam film Dinda, penantian Geri menunggu Dinda pulang akhirnya berakhir. Dinda dan Ibunya kembali ke Jakarta. Memutuskan untuk memulai kehidupan di Jakarta lagi. Tentunya kabar tersebut disambut bahagia oleh Geri dan teman-temannya. Mereka menyambut Dinda dengan penuh suka cita.

Geri dan Dinda sudah berproses menjadi sosok yang lebih dewasa. Keduanya bukan lagi anak SMA yang bucin. Kini mereka berhadapan dengan kesibukan yang berbeda.

Dinda bekerja di sebuah toko bunga. Sedangkan Geri sebagai fotografer sebuah agensi model profesional. Keduanya saling mendukung satu sama lain. Namun waktu sepertinya tidak mendukung keduanya.

Kepulangan Dinda malah membuat mereka banyak kesalahpahaman. Geri cemburu pada Boss Dinda, pemilik toko bunga yang terlihat tertarik pada Dinda. Geri juga merasa dirinya terancam karena laki-laki baru dalam kehidupan Dinda itu lebih sering ada menemani Dinda dibandingkan dirinya sendiri sebagai pacarnya.

Sedangkan Dinda harus menerima dengan lapang dada atas kesibukan Geri di kantornya. Selain itu, ia juga selalu merasa takut dalam keramaian imbas perundungan yang pernah ia alami. 

Dinda merasa kehadirannya hanya menjadi penghalangan kemajuan Geri. Dinda takut labelnya sebagai anak koruptor malah merusak citra Geri yang saat itu sedang naik daun dalam dunia fashion.

Adegan dalam Film Dinda (2024). (Sumber: MD Pictures)
Adegan dalam Film Dinda (2024). (Sumber: MD Pictures)

Konflik memuncak ketika Geri mendapatkan kontrak sebuah projek selama dua tahun di Paris. Geri memberi kabar tersebut kepada orang-orang terdekatnya. Dan ia mendapatkan banyak dukungan. Namun Geri tak pernah berani memberitahu Dinda. Dinda baru saja kembali ke Indonesia. Ia tidak siap kembali berhubungan jarak jauh dengan kekasihnya itu.

Keputusan Geri yang menunda memberitahu Dinda malah berujung konflik besar. Dinda merasa sedih karena menjadi orang terakhir yang mengetahui kepergian Geri ke Paris. Ia merasa tidak diberi kesempatan untuk memproses semuanya dan menyiapkan pelepasan dengan Geri. Sedangkan orang lain, seperti model di tempat kerja Geri, mendapatkan kesempatan untuk merayakan keberhasilan Geri.

Sebagai penggemar serial Kisah untuk Geri, menayangkan film Dinda dalam platform streaming adalah pilihan yang tepat. Rumor yang beredar dulu bahwa film Dinda akan tayang di bioskop. Namun ternyata hanya ditayangkan pada Prime Video.

Saya rasa pemilihan tayangan dalam platform streaming adalah keputusan yang tepat. Mengingat film Dinda adalah lanjutan dari serial Kisah untuk Geri yang ditayangkan pada platform streaming juga. 

Mayoritas yang menonton film Dinda adalah para penonton setia serial Kisah untuk Geri. So far akan lebih banyak menarik perhatian penonton platform streaming dibandingkan bioskop.

Cast film Dinda (2024). (Sumber: MD Pictures)
Cast film Dinda (2024). (Sumber: MD Pictures)

Bagi penonton yang sudah mengikuti sejak Kisah untuk Geri, pasti akan berasa nostalgia saat menyaksikan film Dinda. Ada beberapa adegan yang dibuat hampir mirip seperti adegan dalam serial Kisah untuk Geri. 

Tokoh Geri dan Dinda juga seolah sedang mengenang masa-masa itu. Seperti sebuah tali yang mengikat keduanya dekat jembatan. Lalu ketika Dinda dipoles oleh Kakak Geri untuk menemani Geri ke sebuah pesta. 

Tidak hanya Geri dan Dinda yang memiliki kenangan itu. Penonton juga turut rindu pada adegan-adegan epik yang membekas itu. Membuat nyawa Geri dan Dinda terasa hidup seperti serialnya.

Meski begitu, ada beberapa kekecewaan saya sebagai penggemar kisah Geri dan Dinda. Dalam versi serial, kisah Geri dan Dinda jauh lebih terarah dan tersampaikan ke hati penonton. Namun dilanjutkan dalam bentuk film dengan durasi singkat yang memotong beberapa adegan penting. Membuat saya pribadi tidak terlalu puas dengan penyajian alur cerita yang berjalan cepat.

Rasanya belum puas menyaksikan sosok Geri dan Dinda dalam filmnya. Kurang gereget dan berasa ada yang kurang. Seperti kekurangan bumbu pelengkap.

Beruntungnya adalah keberhasilan Angga Yunanda dan Syifa Hadju yang kembali menghidupkan tokoh Geri dan Dinda. Keduanya tetap menjadi sosok Geri dan Dinda yang konyol dan bucin. Namun bedanya, kini merasa beranjak dewasa dengan konflik yang berbeda.

Geri dan Dinda dalam film Dinda (2024). (Sumber: MD Pictures)
Geri dan Dinda dalam film Dinda (2024). (Sumber: MD Pictures)

Film Dinda mengisahkan penerimaan pada fase baru. Menjadi sebuah pengingat bahwa ada hal-hal di luar kuasa manusia. Kuncinya hanya satu, sebuah penerimaan. Namun tidak semudah membalikan telapak tangan. Butuh proses untuk mencerna semua. Termasuk Geri dan Dinda yang butuh waktu untuk beranjak pada fase baru dalam hubungan keduanya.

Dari Geri dan Dinda, penonton seolah diingatkan bahwa perpisahan sementara tidak melulu tentang kepahitan saja. Justru terkadang kita memerlukan jarak agar menghargai pertemuan. Tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk saling menatap satu sama lain. Menghargai waktu satu sama lain.

Terkadang, kita kesulitan mencari jawaban tentang keyakinan dalam pemilihan pasangan hidup. Film Dinda mencoba mengingatkan bahwa keyakinan itu akan hadir ketika keduanya sama-sama berada dalam versi terbaiknya. Apapun jalan yang dipilih, lakukan secara totalitas menjadi versi terbaikmu. Entah itu menjadi Ibu Rumah Tangga, atau memilih bekerja. 

Terakhir, Geri dan Dinda mengajarkan kembali bahwa jarak atau hubungan jarak jauh itu hanya masalah geografis. Perpisahan yang terjadi sama sekali tidak merubah perasaan.

Di manapun jiwa berada, tetapi hati sudah berlabuh pada satu nama saja. Rasa percaya dan saling mendukung adalah kuncinya. Sampai hari pertemuan itu kembali memihak. Dan pada akhirnya bersama untuk selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun