Kamu tumbuh di era 2000-an? Pasti mengenal lagu-lagu menyentuh dan bikin galau akut dari musisi legendaris Indonesia, Glenn Fredly. Salah satu lagu yang paling hits pada masanya adalah Januari yang rilis di tahun 2000.Â
Meski terbilang bersinar para era 2000-saja, tidak menutup kemungkinan banyak generasi z yang mengetahui lagu-lagu dari mendiang Glenn Fredly. Hingga kini, setelah sang legendaris tutup usia pada tahun 2020, lagu-lagunya masih sering diputar. Baik itu di platform musik ataupun di acara-acara televisi. Banyak penyanyi baru masa kini yang masih meng-cover lagu-lagu dari Glenn Fredly.
Kabar duka menyelimuti pecinta musik Indonesia. Musisi bertalenta, Glenn Fredly mengembuskan napas terakhirnya pada 8 April 2020 di Rumah Sakit Setia Mitra Jakarta.Â
Musisi dengan gaya topi yang khas ini harus menyerah dengan penyakit yang selama ini ia derita. Meningitis atau penyakit radang selaput otak merenggut musisi Indonesia yang berusia 44 tahun.
Tak bisa dipungkiri bagi penulis sendiri, era 2000-an musik Indonesia diramaikan dengan lagu-lagu hits dan suara emas talenta Indonesia. Dari mulai aransemen lagu sampai liriknnya yang menyentuh. Dibawakan dengan suara khas sang penyanyi. Era 2000-an bisa terbilang sulit bikin move on meskipun kini sudah banyak penyanyi baru dengan lagu-lagunya yang menyayat hati.
Kita masih mudah menemukan lagu-lagu era 2000-an diputar di kafe-kafe atau kedai kopi. Kemudahan mendengarkan lagu lewat platform musik yang dapat diakses secara online membuat siapapun mendapatkan berbagai genre lagu dari berbagai era. Mulai dari lagu lawas, sampai lagu masa kini.
Yang paling berkesan memang salah satunya adalah lagu-lagu dari mendiang Glenn Fredly. Mulai dari lagu Januari (2000), Sekali Ini Saja (2002), serta lagu yang fenomenal pada masanya yang berjudul Terserah (2008). Sampai saat ini, penulis masih sesekali memutar lagu-lagu tersebut.
Mendengar kabar akan film yang menceritakan mendiang Glenn Fredly, menjadi kabar baik bagi para penggemarnya. Khususnya pecinta musik Indonesia yang rindu pada sosok Glenn Fredly. Meskipun banyak penyanyi pendatang baru yang silih berganti muncul dengan lagu-lagu yang laku di pasaran, tetap saja tak ada yang bisa mengganti sosok Glenn Fredly.Â
Glenn seolah memiliki aura tersendiri yang jarang dimiliki oleh penyanyi tanah air lainnya. Terlalu memikat dan terkenang di dalam hati pendengar setianya.
Tidak ada alasan bagi pendengar setia musik Indonesia era 2000-an untuk tidak menonton Glenn Fredly The Movie. Penonton tidak hanya bernostalgia dengan lagu-lagu Glenn Fredly, tetapi juga mengenal lebih jauh sosok kepribadian idolanya.Â
Film yang rilis pada 25 April 2024 ini, merupakan garapan sutradara Lukman Sardi dan diproduseri oleh Daniel Mananta. Film ini merupakan kerja sama dua rumah produksi, yaitu Adhya Pictures dan Time International Film.Â
Marthino Lio yang mendapatkan kepercayaan memerankan karakter sang musisi legendaris Glenn Fredly. Marthino Lio merupakan aktor pemenang Piala Citra FFI 2022 dan 2023.
Sejumlah aktor dan aktris lainnya turut membintangi film ini. Mulai dari Ruth Sahanaya dan Bucek Depp yang berperan sebagai Ibu dan Ayah dari Glen Fredly. Lalu ada Zulfa Maharani, Alysaa Abidin, Sonya Alyssa, Sahira Anjani, Winky Wirayawan, Gilbert Pattiruhu, dan Aufa Assegaf.
Sebelum mengulas lebih dalam mengenai Glenn Fredly The Movie, simak terlebih dahulu sinopsis singkatnya di bawah ini!
Menceritakan perjalanan Glen Fredly menjadi sosok musisi legendaris yang dicintai oleh banyak orang. Di mulai ketika lagu Januari pada tahun 2000 laku dipasaran dan diminati banyak pendengar.Â
Namanya yang mulai muncul dari panggung ke panggung di Ibu Kota, tak pernah membuat dirinya lupa pada kampung halaman yang membesarkannya. Tanah Ambon yang teramat ia cintai.Â
Saat itu, ia mendengar kabar bahwa terjadi konflik antar agama di tanah kelahirannya. Hatinya tergerak untuk menghibur warga Ambon dengan niatan menebarkan kebaikan dan mendinginkan konflik yang terjadi.
Glenn yang beragama Kristen, beribadah ke geraja sekaligus ingin menyapa saudara se-agamanya di sana. Namun tiba-tiba ia dihentikan oleh penggemar yang memintanya tanda tangan. Ternyata penggemarnya itu adalah seorang penjaga gereja yang memeluk agama Islam.
Sayangnya, keributan di depan gereja tak terbendung. Suasana dalam gereja yang seharusnya khidmat berubah jadi kekacauan dan kepanikan. Glenn menyaksikan langsung kericuhan itu sampai hatinya tersayat harus menyaksikan sang penjaga gera yang muslim itu sekaligus penggemar beratnya harus tewas akibat kericuhan itu.
Tidak hanya konflik wilayah yang harus ia saksikan. Konflik keluarga pun tak dapat dihindari. Glenn pulang ke rumahnya dengan sambutan penuh hangat dari Ibu dan saudara-saudaranya. Namun tidak berlaku bagi Ayahnya. Sampai akhirnya Glenn memutuskan untuk pergi dari rumahnya sendiri.
Perjalanan karier Glenn sebagai musisi semakin bersinar. Sampai akhirnya ia jatuh hati pada penyanyi RnB bernama Dewi. Sayangnya rumah tangga Glenn dan Dewi harus kandar karena gosip yang digoreng media-media.Â
Meski keluarga dan percintaannya tak beruntung, Glenn tetap getol bermusik. Semakin rajin membuat lagu untuk mengisi kekosongan hatinya. Dan selalu saja lagu-lagu yang ia rilis laku dipasaran.
Sampai akhirnya Glenn kembali membuka hatinya untuk wanita baru bernama Muthia Ayu. Ia pun mantap untuk mempersunting pujaan hatinya.
Pernikahan bahagia antara Glenn dan Muthia Ayu harus diuji dengan penyakit yang menyerang kesehatan Glenn. Gleen didiagnosa menderita meningitis. Lambat laut penyakit yang ia derita membuat dirinya semakin mengurangi kegiatannya dalam bermusik.Â
Di tengah perjuangannya melawat sakitnya itu, Glenn menemani istri tercintanya melahirkan anak pertama mereka yang diberi nama Gewa. Gewa terlahir bagai mukjizat karena mempererat hubungan Glenn dengan ayahnya lagi.
Film ini benar-benar mengajak penonton untuk bernostalgia atau kembali merasakan kehadiran Glenn Fredly. Suasana ini terbangun berkat totalitas akting yang dibawakan oleh Marthino Lio.Â
Mulai dari gaya busananya yang khas, badannya yang sekilas hampir sama, sampai aksi panggungnya yang persis seperti mendiang Glenn Fredly. Marthino Lio terbilang sangat berhasil memerankan karakter asli Glenn Fredly.
Tentunya keberhasilan Marthino terbantu karena ia juga pernah berada di era masa jaya Glenn Fredly. Sepertinya tidak ada masyarakat yang tumbuh di era 2000-an tidak mengenal Glenn Fredly.Â
Istri tercinta, keluarga, dan sahabat-sahabat Glenn juga sepertinya berhasil menggambarkan sosok Glenn Fredly secara utuh. Apalagi jejak digital tentang mending Glenn masih banyak dan mudah ditemukan.
Sepanjang menonton film, penonton diajak untuk kembali berdendang dengan lagu-lagu mendiang Glenn Fredly. Tanpa sadar, penonton ikut bernyanyi saat lagu Glenn Fredly diputar dalam film itu. Seperti lagu Januari (2000), Sekali Ini Saja (2002), Terserah (2008), dan lagu-lagu lainnya.
Film ini juga memberikan fakta baru bahwa masih ada lagu karya Glenn Fredly yang belum sempat ia keluarkan kepada penggemarnya. Alhasil, soundtrack film ini adalah lagu terakhir karya Glenn Fredly yang dibawakan oleh sahabatnya, Yura Yunita. Lagu ini tersimpan pada ponselnya yang diperuntukkan untuk keluarga tercintanya.
Mulanya, saya berpikir bahwa film ini akan menceritakan bagaiman perjuangan Glenn Fredly dalam menggapai cita-citanya. Justru film ini ingin membuat penggemarnya mengenal lebih dalam karakter dan kepribadian sang idola. Tidak hanya kenal secara emosi, tetapi sampai ikut dilibatkan pada konflik-konflik yang mengitari Glenn Fredly semasa hidupnya.
Lewat film ini, penonton diajak berkenalan dengan cara pandang Glenn Fredly terhadap musik. Tidak hanya sebagai ungkapan hati saja, melainkan sebagai media untuk menciptakan kedamaian. Penonton diperlihatkan sisi lain dari Glenn Fredly yang sangat peduli pada Hak Asasi Manusia. Ia berupaya untuk ikut meredakan konflik agama di wilayahnya dengan menggelar konser amal perdamaian dari hasil honor bermusiknya sendiri.
Jelas kekurangan dari film terletak pada alur cerita yang begitu cepat. Membuat cerita tidak disajikan dengan mendalam. Perpindahan alur berlalu begitu cepat. Membuat penonton bertanya-tanya pada beberapa adegan yang terkesan dibiarkan menggantung begitu saja.
Hal tersebut sebenarnya bisa dimaklumi. Mengingat film ini hanya berlandas pada cerita orang tedekat, jejak digital, dan artikel pada berbagai media saja. Tidak seperti film yang mengangkat kisah tokoh nasional yang bersumber dari berbagai buku dan menekankan pada perjuangannya. Dengan segala keterbatasannya, film ini tetap dapat dinikmati dan berhasil menjadi obat penawar rindu pada sosok musisi Glenn Fredly.
Untuk kamu yang ingin mengenang sosok Glenn Fredly atau bahkan mengaku penggemar beratnya, sudah dipastikan wajib menonton Glenn Fredly The Movie. Film ini tidak hanya membuat kamu bernostalgia dengan lagu-lagunya saja, tetapi juga berkenalan lebih dekat dengan sosok idolamu. Glenn Fredly The Movie sudah dapat disaksikan di seluruh bioskop Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H