Hitungan hari menuju Lebaran. Menyambut hari kemenangan dengan penuh suka cita. Memakai pakaian terbaik di Hari Raya Idul Fitri. Saling memaafkan satu sama lain. Bersalam-salaman ke rumah-rumah.
Momentum Lebaran yang indah dan menyenangkan terkadang akan berubah drastis menjadi mengjengkelkan hanya karena lontaran pertanyaan dari mulut-mulut usil. Bukan karena Lebarannya, justru karena pertanyaan yang diberikan tidak tepat waktu.
Niat ingin menjaga tali persaudaraan dengan tetangga atapun teman, tetapi justru dijatuhkan mentalnya hanya karena pertanyaan menyudutkan. Seolah-olah masih single atau sendiri tanpa adanya gandengan di momentum Lebaran adalah sebuah dosa besar.
Tidak hanya mulut tetangga atau teman lama yang begitu usil dan ingin tahu tentang kehidupan pribadi. Namun justru keluarga besar yang malah lebih pedas pertanyaannya.
Pertanyaan terkait pekerjaan, pencapaian dalam hidup, dan percintaan menjadi sorotan utama saat momentum lebaran. Memang tidak masalah juga sih menanyakan hal-hal itu. Mungkin memang pada dasarnya sebagai bentuk perhatian dan peduli sesama saudara.Â
Namun jengkelnya, jika pertanyaan akan dibarengi dengan pembanding. Misalnya saja menanyakan tahun ini umur berapa. Lalu saat kita menjawab, sang penanya akan memberi reaksi perbandingan bahwa dulu di umur segitu ia sudah menikah atau sudah mapan secara finansial. Duh, kayanya udah gak relate kalau kondisi saat ini dibandingkan dengan zaman puluhan tahun yang lalu.
Kalau tidak dibandingkan dengan kehidupan pribadi, maka objek perbandingannya adalah saudara lain. Misalnya kita disuruh melihat jejak sepupu yang lain. Yang sudah matang dan terlihat hidup bahagia dengan keluarganya.
Konyolnya lagi di saat si penanya terlihat begitu prihatin atas kesendirian kita. Padahal, kita begitu menikmati kehidupan saat ini. Ingin rasanya membalas, "Saya cuma belum nikah kok Om/Tante. Bukan tukang minta-minta yang harus dikasihani."
Sejauh ini, jawaban pamungkas itu belum pernah terlontarkan. Mengingat sang penanya juga umurnya terlampau jauh dengan kita. Mungkin kalau sudah benar-benar muak dengan pertanyaan yang sama di setiap momentum Lebaran, jawaban itu akan keluar juga haha.
Sebelum itu terjadi, para single dan pejuang pencari jodoh bisa menjawab dengan jawaban yang kocak dan lucu. Anggap saja tidak terlalu menanggapi serius pertanyaan itu. Sehingga memilih meladeninanya dengan candaan semata.