Tidak terasa sebentar lagi bulan suci Ramadan akan berakhir. Itu tandanya umat muslim akan merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Tradisi menyambut Ramadan sangat beragam. Mulai dari membuat kue kering khas lebaran, menyiapkan santapan ketupat dan opor ayam, mempercantik rumah, pulang ke kampung halaman, dan berbagi bingkisan lebaran. Tradisi-tradisi ini memang selalu menarik dan selalu bikin rindu.
Dulu, saat masih kecil, tradisi menjelang lebaran sangatlah menyenangkan. Ikut membantu Ibu menyiapkan makanan lebaran. Mudik ke rumah nenek. Membantu Ayah mengantarkan bingkisan lebaran ke rumah kerabat.
Salah satu tradisi yang paling berkesan adalah berbagi bingkisan lebaran. Terasa berkesan karena setiap tahun mengalami banyak perubahan.
Saat kakek dan nenek masih ada, bingkisan lebaran disiapkan dalam sebuah wadah yang disebut rantang. Berisi masakan Ibu untuk diberikan kepada kakek, nenek, dan saudara-saudara lainnya.Â
Biasanya makanan khas lebaran adalah kupat tahu dan opor ayam. Entah mengapa, Ibu malah sering menghidangkan rendang khas makanan Padang. Bukan karena berasal dari Padang. Kami sekeluarga berdarah sunda. Hanya saja, kami memang menyukai masakan Padang.
Tradisi berbagi bingkisan lebaran menggunakan wadah rantang berubah lebih modern. Kemajuan zaman turut memengaruhi sajian bingkisan lebaran. Berbagi menggunakan rantang malah dikatakan kuno atau ketinggalan zaman.
Bingkisan lebaran beralih menjadi sebuah parcel yang dihias sangat menarik. Dilengkapi dengan pita warna-warni yang membuat binar mata anak-anak. Parcel lebaran juga beragam. Ada yang berisi sembako atau keperluan rumah tangga, cemilan anak-anak, sampai buah-buahan.
Menyiapkan parcel lebaran untuk dibagikan kepada kerabat dekat sangatlah menyenangkan. Mulai dari ikut membeli bahan-bahannya. Lalu membantu Ibu membuat parcelnya. Yang paling menarik perhatian adalah saat menghias parcel agar terlihat lebih cantik.Â
Namun ternyata, yang lebih menyenangkan adalah mendapatkan parcel lebaran hehe. Biasanya ada teman Ayah yang memberikan parcel lebaran dengan tema anak-anak. Parcel tersebut sudah terpajang di lemari sebelum lebaran.
Tak sabar membuka parcel lebaran itu. Membuat rengekan terdengar untuk meminta segera dibuka. Tetap saja. Ibu negara yang memiliki kuasa kapan parcel lebaran itu dibuka.
Setelah dewasa, bingkisan lebaran semakin beragam. Berbagai toko kue bahkan toko dadakan membuat hampers untuk lebaran.
Tidak lagi hanya berisi semabako, kue kering, cemilan anak, atau buah-buahan saja. Kini bingkisan lebaran semakin variatif. Saya sendiri memilih bingkisan lebaran yang unik untuk dibagikan kepada kerabat terdekat. Dua tahun berturut-turut membeli hampers lebaran fruit pie di UMKM yang berjualan di media sosial.
Banyaknya pilihan bingkisan lebaran, membuat pembeli malah semakin bingung. Lebih tepatnya, bingung menentukan akan membeli yang mana. Semuanya terlihat menarik dan menggoda. Mulai dari salad buah, cake, fruit pie, sushi, dimsum, dan lain-lain.Â
Tidak hanya isi bingkisannya yang variatif, kemasanannya pun tampak menarik. Ada yang dikemas menggunakan tas plastik transparan, goodie bag, box, tas anyaman, dan lain-lain. Dilengkapi dengan kartu ucapan selamat lebaran yang semakin menambah suasana lebaran terasa lebih hangat.
Sebenarnya, kita bisa memilih bingkisan lebaran sesuai dengan kebutuhan. Disesuaikan dengan kebutuhan sang penerima.Â
Saya pribadi memilih membagikan bingkisan lebaran yang berisi kebutuhan sembako untuk saudara-saudara. Sedangkan untuk teman-teman, saya memilih membagikan bingkisan lebaran dalam bentuk cake. Dan untuk anak-anak, biasanya saya membuat parcel sederhana yang berisi cemilan anak.
Pembeda ini bukan berniat pilih kasih. Namun karena disesuaikan dengan kebutuhan penerimanya. Sehingga bingkisan lebaran tidak berakhir mubazir. Dipergunakan oleh penerima dengan semestinya.
Tahun ini, saya sedang menyiapkan bingkisan lebaran yang berisi sembako dan kue lebaran. Dikemas dalam sebuah box besar agar mempermudah saat pengiriman. Lebih praktis dan aman meskipun menggunakan jasa pengiriman dalam kota ataupun luar kota.
Isi dari bingkisan lebaran yang disiapkan memang tidak seberapa. Yang terpenting adalah niat untuk berbagi. Berbagi kenikmatan dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Terakhir, berbagi bingkisan lebaran untuk mempererat hubungan kekerabatan. Sebagai pengingat bahwa di dunia ini kita tidak bisa hidup sendirian. Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan bantuan dari orang lain. Hubungan persaudraan dan pertemanan yang harus dijaga. Dipererat dengan membagikan kebahagiaan di Hari Raya Idul Fitri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H