Gunakan sikat gigi yang nyaman dipakai. Sikat bulu yang tidak kasar dengan bentuk yang menyesuaikan dengan pola gigi kita. Rutin untuk mengganti sikat gigi jika memang sudah tidak nyaman digunakan.
Simpan sikat gigi di tempat yang aman dan tidak terkena debu atau terjamah partikel-partikel yang menjadikannya sebagai sarang bakteri.
Pilihlah pasta gigi yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan gigi. Misalnya untuk gigi berlubang, maka pilihlah pasta gigi yang memberikan perlindungan untuk gigi berlubang. Begitupula untuk gigi sensitif ataupun gigi yang menguning.
Pastikan saat menggosok gigi, seluruh area gigi dan mulut dibersihkan. Termasuk area lidah juga harus disikat.
Kedua, setelah menggosok gigi, lengkapi dengan berkumur-kumur menggunakan obat kumur. Obat kumur memberikan kesegaran pada mulut sekaligus napas mulut akan tercium segar.
Ketiga, perbanyak mengkonsumsi air putih, buah-buahan, dan sayuran saat berbuka. Hindari makan atau minum yang meninggalkan bau mulut tidak sedap. Seperti sejenis bawang, petai, jengkol dan sebagainya.
Terkahir, mengurangi kebiasaan merokok. Apa salahnya untuk perlahan berpuasa dulu dari kebiasaan merokok. Meskipun sudah waktunya buka puasa. Selain demi kesehatan mulut, tentunya untuk kesehatan tubuh agar terhindar dari efek buruk rokok.
Secara keselurahan, itulah kiat yang penulis praktikan sendiri dalam menjaga kesehatan mulut di bulan suci Ramadan. Dengan begitu, puasa tetap lancar dan kesehatan mulut juga terjamin.
Apalagi dalam sehari-hari, penulis memang bekerja dengan bertumpu pada suara. Berinteraksi dengan mahasiswa. Menyampaikan dan menjelaskan materi kepada mahasiswa saat jam mata kuliah berlangsung.