Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Peramalan dan Perencanaan Keuangan untuk Finansial Sehat di Bulan Ramadan

19 Maret 2024   19:00 Diperbarui: 19 Maret 2024   19:04 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pencatatan keuangan selama bulan Ramadan. (Sumber: freepik.com/chormail via kompas.com)

Bulan suci Ramadan dirayakan oleh seluruh umat Islam dengan menjalankan ibadah wajib puasa Ramadan. Tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus saja. Tetapi juga harus menahan hawa nafsu.

Di bulan Ramadan, berbagai pedagang dadakan hadir dan terlihat sangat menggiurkan. Berbagai takjil dijaul di pasar kaget yang hanya ada di bulan Ramadan saja.

Melihat makanan dan minuman yang dijajakan pedagang, terkadang membuat orang yang sedang berpuasa kehilangan kontrolnya. Membeli berbagai macam jenis takjil untuk disantap pada saat berbuka puasa.

Selama dihabiskan tanpa ada satupun yang tersisa, sebenarnya tidak menjadi masalah. Namun sering kali, orang yang sedang berpuasa hanya lapar mata saja melihat berbagai jajanan yang terlihat menggoda.

Belum lagi berbagai diskon gede-gedean yang ditawarkan mall-mall besar, toko-toko baju, dan toko online yang ada di e-commerce. Sering kali, kita berdalih "Kapan lagi dapat harga diskon?". Seolah bersembunyi akan alasan tidak mau menyesal memanfaatkan momentum berharga mendapatkan harga diskon.

Lagi-lagi sebenarnya tidak ada yang salah dengan berburu diskon gede-gedean. Memang realitanya, sangat jarang mendapatkan harga diskon untuk merek tertentu. Terutama pada barang atau sesuatu yang sudah lama diincar dan terus diidam-idamkan.

Nafsu untuk membeli barang-barang diskon sulit untuk dikendalikan. Sekalipun saat menjalankan ibadah puasa Ramadan yang seharusnya menahan hawa nafsu. Alhasil, banyak barang-barang yang dibeli, tetapi hanya memenuhi isi lemari saja. Tidak digunakan sesuai dengan kegunaannya. Hanya berakhir sebagai pajangan saja.

Godaan yang mencoba meruntuhkan hawa nafsu saat bulan suci Ramadan, ditambah juga dengan berbagai ajakan buka bersama di luar yang biasanya menghabiskan pengeluaran yang melebihi biasanya. Tidak hanya ajakan buka bersama dengan keluarga besar, tetapi dari teman SD sampai Kuliah, turut mengajak untuk buka bersama.

Ada rasa enggan untuk menolak. Mengingat reunian memang paling tepat dikemas dalam bentuk acara buka bersama. Namun yang jadi permasalahan adalah dana yang dikeluarkan untuk buka bersama di luar selalu melebihi dana biasanya jika berbuka puasa di rumah saja. Apalagi undangan buka bersama lebih dari satu ajakan. Apa gak bangkrut kalau semua ajakan buka bersama diberi anggkukan kepala sebagai tanda persetujuan untuk datang?

Ilustrasi berburu takjil. (Sumber: KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN)
Ilustrasi berburu takjil. (Sumber: KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN)

Banyaknya pengeluaran selama bulan Ramadan, menjadi tantangan untuk kita dalam mengatur atau mengelola keuangan. Tujuan pengelolaan keuangan ini adalah untuk menciptakan finansial yang sehat di bulan suci Ramadan.

Pengeluaran yang direncakan sampai yang tidak direncakan perlu untuk dicatat. Disesuaikan dengan kemampuan finansial yang dimiliki. 

Mulailah dengan mencatat pengeluaran-pengeluaran yang kemungkinan terjadi selama bulan Ramadan. Mulai dari pengeluarakan untuk buka puasa di rumah, buka puasa di luar, berburu takjil, nabung untuk bagi-bagi Tunjangan Hari Raya (THR), sedekan dan zakat, serta pengeluaran lainnya yang dirasa harus dikeluarkan selama bulan Ramadan.

Dengan melakukan peramalan pengeluaran, kita bisa menyesuaikan dengan kapasitas atau kemampuan finansial yang dimiliki. Hal ini akan bermanfaat jika peramalan pengeluaran ternyata membengkak dan tidak memenuhi kemampuan finansial kita.

Peramalan pengeluaran yang melebih kapasitas keuangan yang ada, bisa kita buat sebuah perencanaan pengeluaran di bulan Ramadan ini dengan menggunakan metode skala prioritas. Dari kategori peramalan keuangan yang sudah dicatat, kita bisa menyeleksi mana saya yang memang tidak bisa hindari atau tidak bisa dihapuskan. Sedangkan untuk kategori pengeluarkan yang bisa dipangkas dananya, bisa kita kurangi saja.

Misalnya saja untuk keperluan membeli takjil. Dalam peramalan tercatan setiap harinya akan mengeluarkan dana sebesar 20 ribu rupiah. Melihat dana yang dimiliki tidak bisa memenuhi peramalan pengeluaran yang membengkak, maka bisa kita pangkas untuk keperluan takjil hanya 10 ribu rupiah saja. Atau bisa saja diakali di momentum tertentu diperbolehkan untuk membeli takjil sebesar 20 ribu. Misalnya adalam keadaan terdesak di acara buka bersama atau sedang ada tamu yang ikut buka puasa di rumah.

Ilustrasi berbuka puasa di luar bersama teman. (Sumber: Dok. Shutterstock/dotshock via kompas.com)
Ilustrasi berbuka puasa di luar bersama teman. (Sumber: Dok. Shutterstock/dotshock via kompas.com)

Perencanaan keuangan di bulan Ramadan yang didapatkan dari hasil peramalaman keuangan, tidak akan terwujud tanpa adanya konsistensi untuk teguh dan komitmen dengan tujuan awal. Di mana tujuan dari adanya peramalan yang dilanjutkan dengan membuat perencanaan keuangan adalah untuk menciptakan finansial selama bulan Ramadan.

Konsisten dan komit dengan apa yang sudah direncakan jauh lebih sulit dibandingkan membuat perencanaannya. Apalagi banyak godaan seperti berbagai takjil yang menggiurkan, diskon gede-gedean, sampai ajakan buka bersama yang sulit untuk ditolak. 

Untuk bisa teguh menjalankan perencanaan keuangan selama bulan Ramadan, bisa didukung dengan perencanaan kegiatan selama bulan Ramadan. Kita juga perlu mencatat minimal dengan jangka waktu satu minggu akan menggunakan dana yang tersedia untuk pemenuhan kebutuhan apa saja.

Misalnya di minggu ini, kita ada undangan buka bersama dengan teman SMA di sebuah restoran. Kita dapat memperhitungkan nominal pengeluaran dari acara buka bersama itu. Sehingga sisanya bisa kita alokasikan untuk membuat perencanaan kegiatan dan pengeluaran di hari-hari lainnya.

Dengan mencatat buka puasa dengan menu apa saja, takjil apa saja, sampai membeli apa saja di hari-hari yang akan datang. Rencanakan secara spesifik agar menghindari transaksi yang percuma dan sebernanya tidak penting. Alhasil, kita punya panduann apa saja yang kita butuhkan selama satu minggu sehingga kita tahu apa saja yang harus kita beli.

Pencatatan keuangan selama bulan Ramadan. (Sumber: freepik.com/chormail via kompas.com)
Pencatatan keuangan selama bulan Ramadan. (Sumber: freepik.com/chormail via kompas.com)

Peramalan, perencanaan, dan catatan keuangan yang kita buat harus diiringi dengan komitmen teguh untuk mengimplementasikannya. Peramalan yang akurat, perencanaan yang sempurna, sampai catatan keuangan yang detail, tidak akan berhasil dengan baik tanpa dibarengi dengan aksi untuk mencapai tujuan pertama yang sudah dibuat.

Nah, itu dia tips sebagai kunci sukses finansial yang sehat selama bulan Ramadan. Semoga bermanfaat dan menginspirasi untuk seluruh pembaca! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun