Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Tips Pola Sahur Menyehatkan yang Tinggi Serat untuk Anak Kost

17 Maret 2024   17:00 Diperbarui: 18 Maret 2024   13:30 1562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sop bening, menu sahur tinggi serat yang dapat dibeli anak kost di Warteg. (Sumber: PIXABAY/KAVINDA F via kompas.com)

Bertahan hidup di tanah rantau bermodal tekad. Tanpa adanya teman. Jauh dari keluarga. Rasa sepi sering singgah menghampiri. Terutama di momentum tertentu yang biasanya diselimuti kebersamaan yang hangat.

Momentum bulan suci Ramadan yang selalu bikin rindu kampung halaman. Suasana ramah di bulan penuh suci. Diisi dengan berbagai kegiatan positif nun bermanfaat.

Suara teriakan Ibu membangunkan seluruh orang rumah untuk terbangun dan makan sahur. Ditambah lagi keseruan berburu takjil bersama sanak famili. 

Rentetan janji untuk buka bersama mulai berdatangan. Mulai dari teman SD, SMP, SMA, Kuliah, dan teman-teman komunitas lainnya. Saling melepas rindu sembari nostalgia pada zaman muda.

Hal-hal menyenangkan selama bulan Ramadan akan selalu dirindukan oleh anak kost yang merantau sendirian. Sulit untuk dapat kembali ke kampung halaman walau hanya sebentar saja. Bisa karena jarak yang tidak memungkinkan, ataupun padatnya pekerjaan yang tidak bersahabat dengan jadwal libur.

Begitulah kehidupan. Selalu ada pilihan yang harus diambil. Harus ada yang dikorbankan demi memperjuangkan sebuah pilihan.

Sebagai anak kost yang hanya bisa mengandalkan diri sendiri di tanah perantauan, sangat perlu untuk menjaga kesehatan. Fisik dan psikis yang sehat menjadi modal penting dan utama untuk dapat mencapai tujuan yang sudah direncakan di awal.

Sedih rasanya harus jauh dari keluarga dalam keadaan sakit. Tidak bisa berbuat apa-apa selain bertahan dan berusaha semampunya.

Meski rindu pada kampung halaman atas moment kebersamaan yang hangat di bulan suci Ramadan, tidak perlu berlarut-larut pada rasa rindu itu. Kerinduan dan kesedihan adalah hal yang wajar. Sebagai manusia biasa, bergejolaknya perasaan yang silih berganti datang dan pergi.

Anak kost harus memperhatian keadaan kesehatannya apalagi saat bulan Ramadan. Mulai dari bangun sahut tepat waktu sampai makanan berbuka yang bergizi dan menyehatkan.

Ilustrasi anak kost tidur sehingga terlambat sahur. (Sumber: Shutterstock via kompas.com) 
Ilustrasi anak kost tidur sehingga terlambat sahur. (Sumber: Shutterstock via kompas.com) 

Kebiasaan buruk yang anak kost lakukan adalah mengkonsumsi makanan cepat saji yang tidak sehat. Terutama pada saat makan sahur karena kesiangan bangun sahur.

Sontak kaget melihat jam yang tertera pada layar ponsel. Padahal sebelum tidur sudah menyeting alarm dengan volume yang kencang. Tetap saja tak terdengar dan berujung bablas tidak melaksanakan sahur.

Melihat jam yang sudah mendekati waktu imsak, anak kost akan memilih jalur cepat. Mulai dari menyantap makanan yang ada di kostan saja, memasak mie instan yang hanya dituang air panas dispenser, atau mungkin hanya menimun air putih saja karena sisa waktu sahur yang singkat.

Kebiasaan buruk tersebut akan berpengaruh pada kesehatan. Efek yang paling ringan kehilangan tenaga pada saat menjalankan aktivitas di pagi hari sampai menjelang adzan Maghrib. Badan menjadi lemas, kepala pusing, dan suara perut keroncongan.

Alhasil yang ada malah semakin menambah masalah baru dalam urusan pekerjaan ataupun perkuliahan. Tugas yang tidak dikerjalan dengan maksimal. Pengumpulan tugas yang tidak sesuai dengan deadline.

Melaksanakan sahur dengan asal juga bisa memberikan efek sampai jatuh sakit. Seperti telat makan atau lebih dikenal dengan sakit maag. Kalau sudah terkena maag, biasanya akan merangkap dengan asam lambung naik. Setelah asam lambung naik, gerd akut bisa saja terjadi.

Momentum bulan suci Ramadan yang seharusnya dimanfaatkan untuk melipat gandakan amal perbuatan baik, harus terhalang hanya karena pola sahur yang tidak baik. Kesendirian di tanah rantau tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak memperbaiki pola hidup yang sehat di bulan Ramadan.

Jika memang mencintai diri sendiri dan bersungguh-sungguh ingin mencapai tujuan yang tepat direncanakan, maka hal yang harus paling pertama dilakukan adalah dengan menjaga kesehatan sendiri. Termasuk menjaga pola sahur di bulan Ramadan.

Pastikan untuk bangun tepat waktu agar tubuh punya jeda sebelum menyantap makanan sahur. Dengan ada rentang waktu yang cukup, anak kost bisa memiliki space waktu untuk memasak sajian sahur atau mungkin membeli ke luar. 

Pengalaman pribadi penulis yang sudah merantau sejak tahun 2015, memang banyak kendala anak kost dalam menjaga pola sahur yang sehat. Mulai dari fasilitas memasak yang tidak mendukung, sampai tidak memungkinnya ke luar di jam sahur.

Perlu diingat bahwa tidak semua anak kost mendapatkan atau memiliki fasilitas memasak. Banyak anak kost yang tidak disediakan dapur umum. Banyak juga anak kost yang memang tidak membawa peralatan memasak. Memutuskan untuk selalu membeli makan di luar saja daripada harus memasak. Mengingat waktu yang lebih efektif efisien. 

Tidak semua anak kost berdekatan dengan tempat makan yang buka pada jam sahur. Sekalipun ada tempat makan yang buka sampai subuh, jaraknya cukup jauh dan harus memakai kendaraan roda dua. Mungkin ada yang berani mengendarai motor di jam subuh seperti itu. Namun ada pula yang memang tidak membawa atau memiliki kendaraan. Sengaja memilih tempat kost yang berdekatan dengan kampus atau kantor agar tidak mengeluarkan biaya ongkos tambahan.

Menu sayuran di warteg yang dapat dipilih anak kost untuk santapa sahur. (Sumber: KOMPAS.com/CITRA FANY SAMPARAYA)
Menu sayuran di warteg yang dapat dipilih anak kost untuk santapa sahur. (Sumber: KOMPAS.com/CITRA FANY SAMPARAYA)

Solusi terbaik adalah menyiapkan makanan sahur sebelum waktu sahur. Bertepatan pada saat menjelang berbuka puasa ataupun setelah sholat tarawih.

Jika memilih membeli makanan untuk sahur pada saat bersamaan membeli makanan untuk berbuka puasa, pastikan untuk membeli makanan yang tidak cepat basi. Terutama bagi anak kost yang tidak memiliki alat pemanas makanan ataupun lemari es untuk menyimpan sementara makanan untuk sahur.

Begitu pula untuk anak kost yang memilih membeli makanan untuk sahur setelah melaksanakan sholat tarawih. 

Sebelum pulang ke kostan, biasanya akan mampir ke tempat makan untuk membungkus makanan yang akan disantap di jam sahur. Pastikan pula bahwa makanan yang dibungkus akan tahan dan masih enak di makan pada saat sahur.

Menjaga pola sahur untuk anak kost tidak hanya sekadar memastikan tidak telat bangun ataupun memastikan makanan sahur tetap enak meski dibeli dalam kurun waktu yang berjam-jam. Anak kost juga memperhatikan gizi dari makanan sahur yang ia santap. Terutama makanan sahur yang tinggi serat.

Segala sesuatu yang di makan pada saat sahur menjadi cadangan tenaga dalam menjalankan aktivitas pada saat berpuasa. Apalagi bagi para pekerja yang membutuhkan tenaga untuk menjalankan aktivitas fisik. 

Mahasiswa atau pekerja yang sehari-harinya harus menggunakan otaknya untuk berpikir juga sangat membutuhkan makanan sahur yang tinggi serat.

Sebagai anak kost yang punya keterbatasan finansial, solusi yang paling tepat adalah membeli makanan di warteg! Memang masih banyak pilihan tempat makan lainnya yang lebih terjamin secara kualitas dan gizinya. 

Namun tentunya banyak kebutuhan yang harus dipenuhi oleh anak kost. Membayar kostan, listrik, air, sampai mengirim uang ke kampung halaman karena menjadi sandwich generation.

Makanan warteg sangat variatif dan murah meriah. Hanya dengan 10 sampai 15 ribu saja, perut bisa kenyang tanpa khawatir keroncongan di tengah malam. Terutama berbagai pilihan teman makan nasi yang bisa dijadikan opsi. 

Biasanya anak kost kesulitan menjaga nafsu makan karena bosan menyantap makanan yang itu-itu aja. Nah, dengan membeli makanan di warteg, anak kost dapat menyesuaikan dengan mood makan hari itu. Apakah sedang ingin makanan kering, berkuah, manis, atau mungkin pedas.

Ilustrasi sop bening, menu sahur tinggi serat yang dapat dibeli anak kost di Warteg. (Sumber: PIXABAY/KAVINDA F via kompas.com)
Ilustrasi sop bening, menu sahur tinggi serat yang dapat dibeli anak kost di Warteg. (Sumber: PIXABAY/KAVINDA F via kompas.com)

Biasanya di warteg akan selalu ada makanan tinggi serat yang dapat dijadikan pilihan untuk santapan sahur. Sayur mayur yang tinggi serat. Mulai dari cah kangkung, capcay kuah, capcay kering, sayur sop, dan sayur berkuah lainnya. Saya pribadi lebih senang memilih sayur sop untuk santapan saat sahur. Hanya dengan 3 sampai 5 ribu saja, anak kost dapat mendapatkan makanan sahur yang tinggi serat.

Pilihan teman makan lainnya juga banyak. Mulai dari ayam goreng, ayam suir, ayam kecap, telor dadar, telor balado, martabak telo9r, tempe, tahu, kentang, tongkol, dan lain-lain. 

Pastikan untuk membungkusnya secara terpisah dengan nasi. Insha Allah aman dikonsumsi pada saat sahur meski tidak dihangatkan. Jika ingin lebih pasti, anak kost bisa menanyakan langsung kepada pelayanan wartegnya langsung. Apakah memungkinkan untuk menyantap makanan tersebut di jam sahur.

Makanan tinggi serat juga bisa didapatkan dari buah-buahan. Banyak buah-buahan yang awet dan aman tanpa perlu disimpan di lemari es. Seperti jerul, apel, pir, dan lain-lain. Anak kost bisa menyimpan beberapa buah yang dapat disantap saat sahur ataupun berbuka.

Ilustrasi jus, minuman tinggi serat di bulan Ramadan. (Sumber: kompas.com)
Ilustrasi jus, minuman tinggi serat di bulan Ramadan. (Sumber: kompas.com)

Jika memang tidak terlalu suka makan buah-buahan atau tidak memungkinan membeli buah-buahan karena jauh ke supermarket, anak kost bisa memilih minuman jus yang di santap pada saat berbuka puasa atau sepulang tarawih.

Daripada berbuka dengan minuman sirup yang manis-manis dengan pewarna yang tidak terjamin keamanannya, lebih baik memilih minum jus buah yang sudah tentu tinggi serat. Pembeli juga bisa mengatur kadar gulanya pada jus yang akan dibeli. 

Nah, itulah tips pola sahur menyehatkan yang tinggi serat untuk anak kost ala pengalaman pribadi penulis yang sudah merantau sejak tahun 2015 sampai sekarang. Semoga membantu kegalauan para anak kost. Tetap jaga kesehatan karena di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun