Review film kali ini berbeda dari biasanya. Mungkin ada pembaca yang mengira bahwa penulis akan kembali memberikan review film atau serial lokal. Paling jauh, menulis review film atau drama Korea.
Kali ini, penulis akan memberikan review pada salah satu film yang baru tayang di akhir Februari 2024 pada platform streaming Netflix. Film yang berasal dari negeri Sakura.
Film The Parades menjadi salah satu film yang saat ini banyak ditonton oleh para pelanggan setia Netfilx. Mulanya, penulis mengira bahwa film ini berasal dari Korea.
Toh memang biasanya film Korea yang paling laku di berbagai platform streaming manapun. Tidak hanya di Netflix.
Ternyata, saat membaca sinopsis sekaligus para pemainnya, ternyata The Parades adalah film dari Jepang. Hampir mengurungkan niat untuk menonton film ini. Penulis tidak ingat kapan terakhir menonton film Jepang, sekalipun itu anime.
Namun, ketika membaca sinopsisnya secara sekilas, ternyata cukup menarik perhatian. Mengisahkan kehidupan setelah kematian yang harus dilewati oleh roh-roh sebelum benar-benar istirahat di tempat terakhirnya.
Tidak hanya ide cerita yang menarik, sederet cast yang terlibat pun sering terdengar di berbagai film. Sekalipun penulis bukanlah pecinta film Jepang, tapi ada beberapa nama yang cukup familiar di telinga.
Seperti Masami Nagasawa, Kentaro Sakaguchi, Ryusei Yokohama, Lily Franky, Shinobu Terajima, Tetsushi Tanaka, Nana Mori, dan sederet aktor ternama lainnya. Jika kamu mengikuti perkembangan film di negeri Sakura, sepertinya akan mengenal nama-nama aktor ternama ini.
Tanpa berlama-lama, simak sinopsis singkat dari film The Parades!
Tokoh utama dalam film ini adalah Minako yang diperankan oleh Masami Nagasawa. Minako terbangun di pesisir pantai yang dikelilingi dengan porak-poranda bangunan, pepohonan, dan serpihan lainnya.
Dengan kepala yang sakit, ia mencoba mengingat apa yang terjadi. Sampai akhirnya tersadar bahwa putranya tak ada di sebelahnya.
Minako berlari sembari memanggil nama anaknya. Ia melihat banyak relawan yang sedang merapikan puing-puing yang menghalangi jalanan sembari mengevakuasi warga yang tertimpa reruntuhan.Â
Melihat keadaan yang tidak baik-baik saja, membuat Minako tersadar bahwa telah terjadi bencana dahsyat yang menimpa kota tempuh ia tinggal.
Minako terus berlari mencari anaknya. Sampai akhirnya ia sampai di tenda pengungsian. Ia mencari nama anaknya di daftar korban selamat, hilang, ataupun tidak selamat yang tertempel di sebuah papah pengumuman. Nihil, tak ada nama putranya.Â
Ia masuk ke kerumunan para pengungsi. Mencari-cari dan terus berharap putranya yang baru berusia 7 tahun itu ada di sana.Â
Minako memang tidak menemukan anaknya, tetapi ia menemukan beberapa orang yang ia kenal. Namun anehnya, mereka sama sekali tak bisa melihat, mendengar, dan merasakan kehadiran Minako. Sampai akhirnya Minako tersadar bahwa tak ada satupun manusia yang dapat merasakan kehadirannya.
Minako yang putus asa berlari menuju rumahnya. Rumahnya hanya tersisa puing-puing bangunan yang sudah tak berbentuk sebagai rumah ternyaman bersama anaknya dulu. Ia memunguti sisa-sisa kenangan bersama anaknya yang masih bisa diselamatkan.
Tiba-tiba terdengar suara mobil melintasi dirinya. Dan terdengar seseorang berteriak kepadanya untuk berhati-hati. Sontak Minako kaget karena untuk pertama kalinya setelah bencana itu, seseorang mengajaknya untuk berbicara.
Tak mau kehilangan kesempatan l, Minako berlari mengejar mobil itu. Beruntungnya mobil itu berhenti karena melihat Minako berlari mengejar.
Mobil itu dikendarai oleh seorang pria yang ramah bernama Akira. Akira diperankan oleh Kentaro Sakaguchi.
Minako menanyakan kejanggalan yang terjadi. Termasuk bertanya mengapa Akira dapat melihatnya sedangkan yang lain tidak bisa.
Akira tak mau membuat Minako semakin kebingungan. Sebelum menjawab semua pertanyaan Minako, ia meminta MK Minako untuk ikut dengannya ke suatu tempat.
Sebuah perkemahan yang tampak menyenangkan. Akira tinggal di sana bersama beberapa teman lainnya. Ada Katsutoshi, Michael, Kaori, dan Tanaka. Tidak hanya Akira, teman-temannya juga dapat melihat Minako.
Minako akhirnya mendapatkan jawaban bahwa dirinya sudah mati imbas dari bencana dahsyat itu. Itulah yang membuat orang-orang di pengungsian tak dapat melihatnya.
Jika Minako sudah mati, maka orang-orang yang ada di perkemahan itupun bernasib sama. Mereka sudah lebih dulu mati dibandingkan Minako.
Lantas Minako keheranan, mengapa dirinya dan yang lainnya masih ada di sini. Bukan berakhir di alam yang berbeda.
Akira dan teman-temannya menjawab bahwa belum saatnya untuk pulang ke tempat istirahat terakhir. Masih ada misi yang harus mereka lakukan. Yaitu untuk melaksanakan sebuah penyesalan semasa mereka hidup.
Minako mengerti bahwa dirinya tak bisa pergi begitu saja tanpa mengetahui keberadaan putranya. Itu adalah satu-satunya alasan mengapa dia masih ada di alam ini.
Namun Minako begitu kesal melihat orang-orang di perkemahan yang begitu terlihat santai dan hanya bersenang-senang. Menurut Minako, seharunya mereka sibuk untuk menyelesaikan misi masing-masing.
Setiap hari, Minako mencari keberadaan putranya dengan mencari informasi di kantornya. Minako adalah seorang jurnalis di stasiun televisi. Daftar nama korban yang selamat, hilang, ataupun tidak selamat akan terdata di sana. Termasuk namanya yang terdaftar di korban hilang yang masih dalam pencarian.
Sudah hampir sebulan, dan tak kunjung membuahkan hasil. Minako tak kunjung mendapatkan petunjuk keberadaan anaknya.
Di suatu malam, Akira dan teman-temannya mengajak Minako untuk ikut melakukan parade. Parade dilakukan oleh roh-roh gentayangan sebulan sekali untuk saling mencari. Mereka mengitari kota untuk saling menemukan jawaban dari setiap misi mereka.
Semenjak saat itulah, Minako mulai beradaptasi dengan lingkungan dan suasana barunya. Perlahan, ia mencoba membuka diri dengan roh-roh di perkemahan itu.
Sampai akhirnya semuanya saling terbuka terkait dengan penyesalan selama mereka hidup. Mulai dari Akira yang menyesal karena tidak tahu lebih awal bahwa sang Ayah sanga mencintainya. Akira akan pergi sampai Ayahnya menyelesaikan novel tentang dirinya.
Lalu ada Michael sang sutradara film ternama di zamannya. Michael belum menyelesaikan sebuah film yang menceritakan kisah cinta dan perjalanan hidupnya.
Sampai akhirnya, semuanya saling tolong menolong untuk menyelesaikan misi. Saling mendukung, menguatkan, san melengkapi satu sama lain.
Meski menceritakan tentang kehidupan setelah kematian, film ini sama sekali tidak memberikan nuansa seram. Roh-roh yang gentayangan pun terlihat seperti manusia normal. Tidak ada bercak darah apalagi organ tubuh yang tidak lengkap.
Film The Parades malah menonjolkan sisi harunya. Mengisahkan roh-roh yang masih ingin menyelesaikan berbagai misinya semasa hidup. Tidak hanya tentang Minako yang mencari keberadaan putranya, tetapi juga misi para roh lainnya yang punya cerita tersendiri.
Minako memang tokoh utama dama film ini. Tetapi Minako sama sekali tidak mendominasi isi cerita secara keseluruhan. Para roh-roh di perkemahan memiliki cerita tersendiri yang tak kalah menariknya seperti cerita Minako. Cerita Minako hanya sebagai pengantar untuk memperjelas alur sebelum benar-benar ke tempat peristirahatan terakhir.
Yang paling menarik adalah cerita Michael yang ingin menyelesaikan film kisah hidupnya. Sampai akhirnya Michael mewujudkan impiannya dengan bantuan roh-roh di perkemahan itu.
Perlu diingat bahwa film ini hanyalah fiksi semata. Termasuk hal-hal ganjal yang terdapat di dalam alur cerita. Mungkin memang membuat penontonnya kebingungan. Namun menurut saya, penonton dapat melihat dari sisi lainnya yang ingin disampaikan oleh film ini.
Film ini menggambarkan betapa beratnya seseorang yang memasuki dunia setelah kematian harus pergi meninggalkan orang-orang yang ia cintai. Sebuah pengingat pula bahwa kapan saja kematian bisa datang. Tanpa diundang dan tanpa memberi aba-aba.
Manusia memang dapat berencana. Seolah menuliskan sebuah takdir indah dengan orang-orang yang terkasih. Tetap saja, takdir sudah ditulis oleh yang Maha Kuasa. Bukan ditulis oleh manusia yang menjalani kehidupan.
Dengan durasi film yang terbatas, masih ada beberapa pertanyaan yang belum dijawab tuntas oleh film ini. Mungkin kalau dikemas dalam bentuk serial akan lebih sempurna untuk menjawab rasa penasaran penonton.
Kabar baiknya, film ini memberikan ending yang menyenangkan dan tidak terbaca. Membuat para penontonnya tersenyum manis melihat akhir kisah dari film The Parades.
Film The Parades sudah tayang di Netfilx. Buat kamu yang tertarik untuk mencoba menonton film Jepang, The Parades bisa menjadi film pembuka untuk menarik perhatian kamu pada film Jepang. Ide cerita yang menarik dengan kisah yang menyentuh hati para penontonnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H