Semenjak saat itulah, Minako mulai beradaptasi dengan lingkungan dan suasana barunya. Perlahan, ia mencoba membuka diri dengan roh-roh di perkemahan itu.
Sampai akhirnya semuanya saling terbuka terkait dengan penyesalan selama mereka hidup. Mulai dari Akira yang menyesal karena tidak tahu lebih awal bahwa sang Ayah sanga mencintainya. Akira akan pergi sampai Ayahnya menyelesaikan novel tentang dirinya.
Lalu ada Michael sang sutradara film ternama di zamannya. Michael belum menyelesaikan sebuah film yang menceritakan kisah cinta dan perjalanan hidupnya.
Sampai akhirnya, semuanya saling tolong menolong untuk menyelesaikan misi. Saling mendukung, menguatkan, san melengkapi satu sama lain.
Meski menceritakan tentang kehidupan setelah kematian, film ini sama sekali tidak memberikan nuansa seram. Roh-roh yang gentayangan pun terlihat seperti manusia normal. Tidak ada bercak darah apalagi organ tubuh yang tidak lengkap.
Film The Parades malah menonjolkan sisi harunya. Mengisahkan roh-roh yang masih ingin menyelesaikan berbagai misinya semasa hidup. Tidak hanya tentang Minako yang mencari keberadaan putranya, tetapi juga misi para roh lainnya yang punya cerita tersendiri.
Minako memang tokoh utama dama film ini. Tetapi Minako sama sekali tidak mendominasi isi cerita secara keseluruhan. Para roh-roh di perkemahan memiliki cerita tersendiri yang tak kalah menariknya seperti cerita Minako. Cerita Minako hanya sebagai pengantar untuk memperjelas alur sebelum benar-benar ke tempat peristirahatan terakhir.
Yang paling menarik adalah cerita Michael yang ingin menyelesaikan film kisah hidupnya. Sampai akhirnya Michael mewujudkan impiannya dengan bantuan roh-roh di perkemahan itu.
Perlu diingat bahwa film ini hanyalah fiksi semata. Termasuk hal-hal ganjal yang terdapat di dalam alur cerita. Mungkin memang membuat penontonnya kebingungan. Namun menurut saya, penonton dapat melihat dari sisi lainnya yang ingin disampaikan oleh film ini.
Film ini menggambarkan betapa beratnya seseorang yang memasuki dunia setelah kematian harus pergi meninggalkan orang-orang yang ia cintai. Sebuah pengingat pula bahwa kapan saja kematian bisa datang. Tanpa diundang dan tanpa memberi aba-aba.