Awal Maret 2024, platform streaming Netflix menayangkan film Korea terbaru. Dilihat dari segi judul pun, film korea ini mampu menarik rasa penasaran penonton.
My Name is Loh Kiwan menjadi judul film korea terbaru yang sudah dapat disaksikan di Netfilx. Baru saja beberapa hari rilis di Netfilx, film korea ini sudah menjajaki posisi pertama sebagai film trending di Indonesia.
Membaca judulnya saja menimbulkan pertanyaan. Siapa sebenarnya sosok Loh Kiwan? Namanya terdengar misterius dan menyimpan tanda tanya besar di benak penonton.
Rasa penasaran semakin menjadi-jadi setelah mengetahui bahwa sosok Loh Kiwan diperankan oleh aktor tampan kesayangan fans drama Korea. Siapa lagi kalau bukan Song Joong-ki. Usai sukses dengan drama Korea Reborn Rich, ia kembali hadir membintangi film My Name is Loh Kiwan.
Sekilas membaca sinopsisnya yang tertera di Netfilx, semakin ingin segera menyelesaikan menonton film ini. Apalagi ketika mengintip trailer-nya. Ternyata bukan sekadar film romansa biasa. Namun menceritakan kisah pilu seorang pembelot Korea Utara yang mencoba mencari kehidupan baru di negara lain.
Menariknya, film My Name is Loh Kiwan diadaptasi dari novel terkenal karya penulis Cho Hae-jin. Namun untuk versi film, tidak menyamakan dengan judul novelnya. Yang semula berjudul I Met Loh Kiwan dalam versi novel, berubah menjadi My Name is Loh Kiwan dalam versi film.
Tidak hanya pengobat rindu bagi para penggemar karena menjadi film comeback-nya Song Joong-ki di tahun 2024, film ini menggaet aktris cantik bernama Choi Sung-eun.
Kim Hee Jin selaku sutradara seperti bisa meramalkan bahwa disatukannya Song Joong-ki dengan Choi Sung-eun adalah sebuah keputusan yang tepat. Apalagi mereka harus beradegan romantis di tengah-tengah ketegangan film ber-genre thriller.
Sebelum mengulas lebih lengkap lagi, simak sinopsis dari film My Name is Loh Kiwan!
Loh Kiwan yang diperankan oleh Song Joong-ki adalah seorang pria yang berasal dari Korea Utara. Ia memutuskan untuk menjadi pembelot bersama Ibunya dan melarikan diri ke Tiongkok.
Tidak mudah bagi para pembelot untuk melarikan diri dari segala ancaman. Meskipun sudah berhasil melarikan diri, Loh Kiwan harus terus bersembunyi dari kejaran polisi Tiongkok.Â
Berniat mencari kehidupan dan kebebasan baru di negara orang, malah berakhir dengan ketakutan yang terus mengancam. Loh Kiwan tak bisa bebas beraktivitas. Ia hanya bisa bersembunyi di dalam rumah petak.
Singkat cerita, Sang Ibu yang sedang bekerja sebagai pramusaji di sebuah tempat makan, didatangi oleh polisi. Ia ditanya terkait dengan keberadaan Loh Kiwan. Sang Ibu selama ini menggunakan identitas palsu sehingga tidak mengaku sebagai Ibunda dari Loh Kiwan.
Sialnya, Loh Kiwan saat itu muncul di pintu belakang restoran itu karena berniat menjemput Ibunya sepulang bekerja. Polisi langsung mengenali bahwa pria itu adalah Loh Kiwan.
Loh Kiwan dan Ibunya pun langsung berlari berusaha menghindari polisi. Naasnya, di tengah-tengah pelarian itu, sang Ibu tertabrak sebuah mobil.Â
Loh Kiwan berhenti berlari untuk melihat ke belakang. Betapa kagetnya saat melihat Ibunya sudah berlumuran darah dan tertimpa badan mobil.
Loh Kiwan berteriak meminta pertolongan orang-orang di sekeliling. Namun tidak ada yang berani mendekat karena kecelakaan itu memang mengerikan.Â
Sang Ibu masih dalam keadaan setengah sadar. Lalu meminta Loh Kiwan untuk lari dan pergi meninggalkannya. Jika Loh Kiwan tetap bersamanya, Loh Kiwan akan tertangkap oleh polisi Tiongkok.
Tak ada keputusan lain selain mengikuti perintah Ibunya. Dengan berat hati, Loh Kiwan harus meninggalkan Ibunya yang sedang sekarat.
Singkat cerita, Pamannya menemui dirinya di rumah persembunyian Loh Kiwan. Ia memberikan uang dan berkas-berkas untuk kabur ke Belgia. Sang Paman mengaku bahwa uang tersebut adalah hasil dari menjual jasad Ibunya ke sebuah rumah sakit.
Mendengar itu, Loh Kiwan sangat hancur dan merasa bersalah. Ia sangat ingin mengakhiri hidupnya. Namun Pamannya mengingatkan bahwa ini adalah mandat dan keinginan Ibunya untuk mau menukarkan nyawanya demi kehidupan Loh Kiwan yang lebih baik di Belgia.
Dengan modal seadanya, Loh Kiwan terbang ke Belgia dan berusaha untuk mendapatkan hak suaka di sana. Ternyata untuk mengurus perizinan tinggal di Belgia sangatlah susah dan butuh waktu yang panjang. Apalagi dirinya adalah seorang pembelot Korea Utara.
Tidak kenal siapa-siapa dan kesulitan berkomunikasi, membuat Loh Kiwan harus bertahan seorang diri dengan keadaan yang memprihatinkan. Memungut makanan sisa, sampai tidur di toilet umum agar tidak terkena badai salju di luar sana. Untuk bertahan hidup, ia memungut botol kaca bekas yang dapat ia tukar dengan uang koin di sebuah supermarket.
Suatu malam, wc umum tempatnya berteduh sedang diperbaiki. Ia pun kebingungan harus ke mana.Â
Saat menghangatkan tubuh di dekat perapian yang ia dirikan, datanglah segerombol preman yang menghajarnya sampai babak belur. Tak bisa melakukan perlawanan, Loh Kiwan berlari sempoyongan ke sebuah tempat laundry. Ia jatuh pingsan di dekat sebuah mesin cuci.
Saat tak sadarkan diri, Loh Kiwan didekati seorang wanita cantik yang mabuk berat dan berniat untuk mencuri dompetnya. Dalam sekejap mata, Loh Kiwan kehilangan uang peninggalan Ibunya.
Bermodal bukti cctv di tempat laundry tersebut, Loh Kiwan melapor ke polisi dan akhirnya bertemu dengan wanita pencuri itu. Ternyata wanita itu adalah orang Korea bernama Marie Lee.
Tentunya Marie Lee bukanlah seorang pembelot seperti Loh Kiwan. Sejak kecil Marie memang tinggal di Belgia. Ia lahir dari keluarga berada, namun memutuskan untuk hidup sendirian tanpa campur tangan Ayahnya. Marie dan sang Ayah tidak lagi menjalin hubungan harmonis sejak kematian Ibunya. Marie menyalahkan Ayahnya atas kematian sang Ibu. Sedangkan Sang Ayah masih berusaha untuk dapat menerima takdir kematian istrinya.
Pertemuan Marie dan Loh Kiwan merubah kehidupan mereka. Loh Kiwan banyak mendapatkan bantuan dari Marie. Mulai dari mendapatkan pekerjaan dari salah satu kantor kepunyaan Ayahnya, sampai mendapatkan pengacara untuk dapat membantunya di pengadilan.
Tidak hanya Loh Kiwan, Marie pun merasa hidup kembali. Ia bertemu dengan sosok yang dapat menenangkan dirinya di saat bergantung pada narkoba. Marie yang hidup dalam dunia kelam, harus berada dalam sebuah lingkaran setan yang memanfaatkan dirinya untuk kepentingan bisnis kotor.
Ketika kehidupan mereka mulai membaik, Marie malah terjebak dalam kasus pembunuhan. Tak ada cara lain selain pergi dari Belgia. Meninggalkan Belgia sama dengan meninggalkan Loh Kiwan yang sedang mengajukan hak tinggalnya di Belgia.
Dengan bantuan sang Ayah, Marie pergi meninggalkan Belgia. Sekaligus meninggalkan seluruh kehidupannya di Belgia, Ayahnya dan Loh Kiwan.
Film My Name is Loh Kiwan memiliki ide cerita yang menarik terkait dari kisah pembelot Korea Utara. Loh Kiwan adalah salah satu contoh dari kisah para pembelot yang begitu susah untuk mendapatkan hak kehidupannya.
Sebagai manusia, kita memiliki hak untuk mendapatkan dan memiliki kebebasan yang akan diambil. Namun tidak semudah itu bagi para pembelot Korea Utara. Loh Kiwan harus mengalami banyak peristiwa tragis hanya untuk mendapatkan kehidupan manusia normal seperti yang lainnya.
Di tengah-tengah kisah pilu seorang pembelot, kisah pilu pun turut dirasakan oleh karakter Marie. Meski berbeda nasib, bukan berarti kehidupan Marie lebih baik dari Loh Kiwan. Marie hidup dengan penuh penyesalan atas kematian Ibunya. Penyesalan itu yang membuat hidupnya hancur sampai harus terlibat dalam dunia yang kelam.
Pertemuan Marie dan Loh Kiwan menjadi sebuah gambaran bahwa sebenarnya kita hanya perlu seseorang yang mau untuk memahami dan mendengarkan cerita-cerita kita. Loh Kiwan hadir untuk menjadi penenang keterpurukan Marie. Dan Marie hadir sebagai malaikat dalam kehidupan Loh Kiwan. Keduanya saling mengisi, melengkapi, mendukung, dan tentunya tolong menolong.
Dengan durasi fim yang cukup panjang, sekitar dua setengah jam, film ini sama sekali tidak membosankan. Kisah hidup Loh Kiwan yang menyayat hati dieksekusi dengan baik dan sampai ke hati penonton. Penonton seolah diajak untuk merasakan kepiluan Loh Kiwan dan juga Marie.
Ditambah lagi dengan berbagai pengambilan gambar yang sangat dramatis. Seperti saat Loh Kiwan membersihkan sisa darah di tempat kejadian Ibunya tertabrak mobil. Adegan itu menjadi salah satu adegan terbaik yang menyayat hati penonton.
Keberhasilan sebuah adegan tentunya harus disempurnakan oleh kualitas akting pemainnya. Song Joong-ki memang terbilang sangat berhasil berperan sebagai pembelot. Tanpa perlu banyak dialog, Song Joong-ki dapat memainkan sorotan matanya yang nampak sendu.Â
Salah satunya adalah ketika Ayah Marie meminta Loh Kiwan untuk menjauhi anaknya. Tanpa perlu merespon secara lisan, Song Joong-ki dapat mengeluarkan ekspresi kekecewaan mendengar permintaan Ayah Marie yang sudah banyak membantu dirinya selama tinggal di Belgia.
Tidak hanya Song Joong-ki, Choi Sung-eun juga tampil epic dalam film ini. Ia berhasil menjadi gambaran wanita kuat yang padahal sangat rapuh dalam menjalani kehidupannya.
Keduanya tampil klop menjadi pasangan dalam film My Name is Loh Kiwan. Tatapan teduh keduanya seolah saling mengingatkan bahwa dunia baik-baik saja jika mereka selalu bersama.
Kekurangan dari film ini mungkin di akhir cerita yang tidak disebutkan secara detail ke mana Marie pergi. Untungnya, film ini memberikan happy ending bagi Marie dan Loh Kiwan. Loh Kiwan memutuskan untuk kembali bersusah payah mendapatkan hak tinggal di negara barunya demi menyusul Marie.
Rumornya, Marie pergi ke Indonesia. Terlihat dari suasana daerah tropis yang menjadi tempat tinggal Marie. Tepatnya di Bali, karena terdapat pantai indah seperti di Bali. Ya meski begitu, sebenarnya tidak ada keterangan yang pasti dalam film tersebut.Â
Mungkin berbeda kalau membaca dalam versi novelnya. Barangkali teman-teman membaca ada yang sudah membaca versi novelnya dan dapat berbagi kisah di negara mana sebenarnya Marie tinggal.
Tidak ada alasan untuk tidak menonton film My Name is Loh Kiwan. Kisah thriller yang dibalut dengan peristiwa-persitiwa pilu yang harus dilalui oleh para pemain utama. Sangat layak untuk ditonton.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
