Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Lampir", Horor yang Gak Berasa

16 Februari 2024   06:30 Diperbarui: 16 Februari 2024   06:33 2313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang ada dibenak kalian jika mendengar sosok Mak Lampir? Sosok Mak Lampir sering dijadikan bahan untuk menakut-nakuti anak-anak yang masih belum pulang karena keasyikan bermain di luar sampai menjelang Maghrib.

Dalam benak anak-anak yang percaya dengan perkataan orang tuanya, ia akan menerka bahwa sosok Mak Lampir yang sangat menakutkan. Ditambah lagi dengan embel-embel bahwa Mak Lampir senang menculik anak nakal yang masih berkeliaran di luar rumah sampai malam hari.

Sebenarnya, sosok Mak Lampir menjadi hantu iconic pada sinetron lawas yang booming pada tahun 1998. Misteri Gunung Merapi menampilkan Mak Lampir yang mengerikan sepanjang tahun 1998 sampai 2005. 

Keberhasilan sinetron Misteri Gunung Merapi yang menampilkan sosok Mak Lampir kembali ingin dirasakan oleh para pecinta film horor. Kali ini, sosok Mak Lampir tidak lagi dikemas dalam siaran televisi. Melainkan keseramannya dapat dirasakan di studio bioskop.

Tentunya banyak sekali perbedaan sosok Mak Lampir dalam sinetron Misteri Gunung Merapi dengan versi film Lampir. Wujud Mak Lampir yang ditampilkan dalam versi film, diberikan sentuhan yang lebih modern. Menyesuaikan dengan selera dan kondisi saat ini. 

Apalagi saat ini, sosok hantu dalam film-film horor Indonesia sangat beragam. Pilihan yang tepat untuk menghadirkan sosok Mak Lampir dengan versi baru.

Selain itu, sudah jelas perbedaan cerita dalam versi sinetron dengan film. Film Lampir sama sekali bukan adaptasi dari sinetron lawas Misteri Gunung Merapi. Hanya saja menampilkan kembali sosok hantu Mak Lampir yang menjadi hantu iconic dalam sinetron tersebut.

Meski begitu, bagi para penonton setia sinetron Misteri Gunung Merapi yang ingin nostalgia dengan sosok Mak Lampir, bisa mengikuti sosok Mak Lampir baru dalam film. Mengingat sinetron ini memang begitu jaya sepanjang 7 tahun penayangannya.

Film Lampir rilis pada tanggal 14 Februari 2024. Salah satu strategi yang tepat merilis film ini tepat di tanggal merah. Biasanya, usai mengikuti Pemilu, ada yang memanfaatkan dengan mencari promo di mall. 

Film Lampir hadir menjadi salah satu alternatif tontonan mengisi hari libur. Apalagi kini di bioskop hanya ada satu film horor yang sudah tayang sejak awal bulan. Film Lampir sepertinya bisa mendapatkan studio paling besar dengan jam tayang yang cukup banyak.

Selain itu, Film Lampir juga bersamaan liris dengan film yang berbeda genre. Dengan begitu, penonton tidak akan berada dalam situasi yang mengharuskan mereka memilih film saat di bioskop. Cukup dengan menyesuaikan selera saja. Antara film horor dengan drama.

Menariknya adalah nama Gandhi Fernando yang terlibat dalam film Lampir. Bagi pengguna TikTok, pasti kerap melihat konten Gandhi Fernando yang muncul di FYP. Nama Gandhi Fernando semakin bersinar lewat konten review filmnya di TikTok.

Generasi Z mungkin mengenal Gandhi sebagai konten kreator review film saja. Padahal sebenarnya ia sudah sering terjun dalam dunia film. Tidak asal memberikan review, Gandhi memang sering terlibat dan berpengalaman dalam dunia film.

Setelah vakum 7 tahun, Gandhi Fernando comeback menjadi produser sekaligus aktornya dalam film Lampir. Film Lampir disutradarai oleh Kenny Gulardi.

Pengikut setia konten-konten Gandhi tentang film dalam akun TikTok pribadinya, membuat penonton menyimpan harapan besar pada film Lampir. Mengingat sering mengomentari film, penonton ingin melihat hasil dari Gandhi dalam film Lampir.

Film Lampir (2024). (Sumber: Dok. Sinergi Pictures via kompas.c0m) 
Film Lampir (2024). (Sumber: Dok. Sinergi Pictures via kompas.c0m) 

Film Lampir berkisah tentang petualangan menegangkan calon pengantin dengan sahabatnya. Wendy dan Angga merupakan sepasang kekasih yang sedang mempersiapkan hari bahagianya.

Sama halnya seperti calon pengantin yang sibuk dengan kegiatan mempersiapkan pernikahan, mereka kerap capek bahkan hampir stres menjalaninya. Terutama Wendy. Sebagai calon suami yang pengertian, Angga merasa Wendy perlu istirahat sejenak dari persiapan pernikahan mereka.

Karakter Wendy diperankan oleh Jolene Marie. Sedangkan karakter Angga diperankan oleh Rory Asyari.

Sembari mempersiapkan pernikahan, Angga ingin mengajak Wendy liburan sejenak. Mereka pun sepakat untuk menyewa sebuah villa milik temannya sebagai tempat pre-wedding sekaligus tempat liburan mereka.

Kurang lengkap jika mereka hanya menikmati keseruan itu hanya berdua saja. Mereka pun mengajak teman-temannya untuk ikut ke villa. Selain itu, teman-temannya akan membantu kegiatan pre-wedding. Mulai dari merangkap sebagai fotografer, maupun sebagai make up artist.

Wendy dan Angga memilih villa megah dengan gaya classic dan vintage. Tentunya mereka sangat ingin mendapatkan hasil foto pre-wedding yang sempurna. Apalagi villa tersebut memiliki spot foto yang indah dan cocok untuk tempat pre-wedding mereka yang bertema klasik.

Sayangnya, mereka malah harus terjebak dalam sebuah teror yang mempertaruhkan nyawa. Villa itu bukan hanya sekadar villa yang indah. Melainkan tempat persemayaman Mak Lampir.

Teror dimulai ketika salah satu dari mereka menemukan kertas misterius dalam sebuah rubanah. Kertas itu adalah gulungan naskah yang menampilkan sejumlah gambar berurutan. Terdapat tulisan "Mereka yang datang, tak bisa kembali."

Mulanya mereka mengabaikan kertas itu. Namun di luar dugaan saat salah satu gambar yang mereka temukan dalam gulungan naskah menjadi kenyataan. Tidak hanya terjadi satu kali, tetapi ternyata berkali-kali.

Sejak saat itulah suasana berubah menjadi mencekam. Teror datang dari pemilik villa yang merupakan sosok Mak Lampir. Mak Lampir bernafsu ingin hidup dalam keabadian dengan kecantikan yang tiada tandingannya.

Ketegangan semakin menjadi-jadi ketika mereka harus ada dalam kondisi membunuh satu sama lain. Karena hanya akan ada satu orang saja yang berhasil selamat dari jebakan permainan Mak Lampir. Sedangkan yang lainnya akan menjadi santapan bagi Mak Lampir yang membutuhkan darah manusia.

Sejujurnya, sejak awal menonton trailer film Lampir, saya sama sekali tidak tertarik dan tidak merasakan unsur horor yang tersampaikan. Namun semuanya berubah ketika melihat beberapa konten kreator TikTok yang memberikan komentar bagus terkait film Lampir.

Tak ingin menyimpulkan dengan mudah, akhirnya tergerak untuk menikmati film Lampir. Dari sisi cerita, film ini sebenarnya cukup klise dengan alur cerita yang sudah sering digunakan film horor lainnya.

Sama seperti cerita rumah angker pada umumnya yang ternyata ada sosok makhluk yang menghuni rumah tersebut. Bedanya hanya dari alasan si hantu melakukan teror.

Biasanya, sang penunggu merasa terganggu dan terusik akan kehadiran orang baru dalam rumah. Tetapi dalam film Lampir, justru Mak Lampir menunggu momentum kehadiran manusia dalam villa itu. Tentunya agar mudah menjalankan misinya demi mendapatkan keinginannya.

Sosok Mak Lampir yang ditampilkan pun memang lebih modern dan nampaknya jauh dari benak penonton. Sosok Mak Lampir digambarkan sebagai wanita yang memiliki dua wajah yang berbeda. 

Di sebelah kiri, terlihat sebagai wanita muda. Namun berbeda saat melihat bagian sebelah kanan. Tampak menjadi sosok wanita tua bak nenek-nenek. Rambut putihnya panjang menjuntai dengan kuku-kuku yang panjang.

Potret syuting para pemain film horor Lampir. (Sumber: Dok. Sinergi Pictures via kompas.com) 
Potret syuting para pemain film horor Lampir. (Sumber: Dok. Sinergi Pictures via kompas.com) 

Dari deretan aktor yang terlibat dalam film Lampir, justru malah komika ternama yang menarik perhatian penonton. Ge Pamungkas tampil paling cemerlang dibandingkan yang lainnya. Meski berlabel sebagai komika, Ge Pamungkas memang kerap tampil di beberapa film dengan akting yang cukup menjanjikan.

Lewat film Lampir, Ge Pamungkas semakin mempertegas kemampuan aktingnya bahwa ia berhasil menjadi yang paling bersinar. Bahkan melebihi aktor utamanya.

Sayangnya, sosok Mak Lampir yang sudah tertanam begitu seram dalam ingatan, tidak tersampaikan dengan baik lewat film ini. Penonton seolah kehilangan unsur horor dalam film yang murni ber-genre horor. 

Film Lampir lebih cocok untuk penonton yang tidak suka film horor tapi ingin mencoba keberanian menonton film horor. Adegan seram yang ditampilkan tidak begitu seram bagi pecinta film horor sejati.

Sayang sekali rasanya. Mengingat film Lampir dibuka dengan adegan yang cukup menjanjikan. Namun justru malah kehilangan nyawanya saat alur cerita berjalan.

Masih banyak yang harus dibenahi dari film Lampir. Mengingat persaingan film horor sudah semakin ketat dan bahkan menawarkan kualitas di atas standar.

Usai membaca review ini, bukan berarti ingin menghalang para pembaca menonton film Lampir. Toh sangat banyak konten kreator di TikTok yang memberikan review bagus untuk film Lampir. Kembali lagi bahwa ini semua memang tergantung selera. Saya pribadi sudah terlanjur jatuh hati pada fim horor Munkar yang sudah saya review minggu lalu.

Review ini tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak menonton film Lampir. Khususnya bagi para penonton yang ingin nostalgia dengan sosok Mak Lampir dalam sinetron lawas tahun 2000-an. Sosok Mak Lampir dalam film dikemas dengan modern dan masih oke untuk menemani akhir pekan! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun