Mudah bagi mereka mendapatkan kepercayaan dari pihak bank untuk dapat melunasi rumah tersebut. Karena keduanya adalah Pegawai Negara Sipil meski hanya tingkat kabupaten.
Konflik tidak berakhir meskipun mereka sudah tinggal berpisah dari sang mertua. Cicilan rumah, pekerjaan rumah, pekerjaan di kantor, dan tekanan dari banyak pihak semakin memperumit keadaan.
Sampai akhirnya mereka sepakat untuk menunda memiliki keturunan. Bukan karena tak ingin menyegerakan, tetapi karena keadaan finansial yang memang belum stabil.
Sebagai istri yang berbakti, Adelia mengikuti permintaan dari Adimas terkait itu. Namun sayangnya, kesepakatan mereka tak sejalan dengan tuntutan dari keluarga besar.
Keputusan mereka tak disenangi oleh orang-orang yang ada di sekitar mereka. Sampai-sampai, Adelia berada dalam kondisi sangat tertekan atas pertanyaan yang terus dilontarkan kepadanya. Kapan hamil? Kok gak hamil-hamil?
Suatu hari, Adimas mengetahui bahwa istrinya telat datang bulan. Biasanya, perempuan yang sudah menikah lalau terlambat menstruasi berarti sedang dalam keadaan berbadan dua.
Berusaha untuk ke luar dari segala tekanan, Adimas langsung memgumumkan kabar bahagia itu kepada semua orang. Padahal belum tentu benar adanya. Hanya spekulasi dari Adimas saja.
Berniat ingin meringankan beban, Adimas justru menambah beban pikiran keluarga kecilnya. Ternyata, spekulasi Adimas tidak tepat. Adelia tidak dalam keadaan hamil. Hanya terlambat datang bulan biasa saja yang umum terjadi pada perempuan. Bisa karena stres, kecapean, pola tidur ataupun pola makan yang tidak teratur.
Sejak saat itulah, drama rumah tangga pasutri baru ini semakin menjadi-jadi. Mereka berusaha untuk mengubah situasi yang sudah terlanjur terjadi.
Film Pasutri Gaje tidak mau lepas dari embel-embel komik. Fajar Bustomi menambah unsur animasi yang mengingatkan penonton bahwa film ini diadaptasi dari komik webtoon.
Penambahan unsur animasi membuat film ini tampil beda. Dengan genre drama komedi, unsur animasi malah memperkuat komedi yang disajikan kepada penonton.