Yang paling melengkapi ketegangan adalah audio yang disajikan kepada penonton. Suara dan musik yang dipakai dalam setiap adegan mencekam, menambah adegan semakin menegangkan. Bisa dikatakan bahwa efek ketegangan dalam film paling dominan berkat audio yang paling cemerlang menghidupkan suasana.
Sayangnya, film ini tidak dieksekusi dengan baik oleh para pemainnya. Akting para pemain kurang gereget dan tidak menghidupkan setiap adegan.Â
Rasanya sayang sekali hal ini terjadi. Padahal, alur cerita sudah sangat oke dan audio pun sudah sangat mendukung suasana.Â
Jika kamu adalah penonton yang senang dengan jalan cerita realistis, sepertinya tidak perlu menonton film ini. Penyelamatan diri dari para penumpang berakhir dengan sangat tidak realistis. Atau bisa dibilang di luar nalar.
Sebenarnya hal ini sudah berlangsung sejak konflik muncul. Tepatnya ketika pesawat jatuh ke dasar laut.
Ketika pesawat jatuh ke dasar laut Pasifik, beberapa penumpang selamat dengan kondisi sadar. Dalam artian mereka tidak pingsan.
Padahal kalau kita berpikir memakai akal sehat, sepertinya hal yang tidak mungkin menghadapi tragedi tersebut dalam keadaan sadar sampai akhir.
Sejak pesawat itu terjun bebas dari udara menuju laut, jantung manusia rasanya akan copot. Kalaupun tidak serangan jantung, minimalnya akan pingsan.
Menghadapi tragedi mengerikan yang baru pertama kali dirasakan manusia. Ditambah lagi jatuhnya ke dasar laut yang seluas samudra Pasifik. Hal yang tidak logis jika penumpang menyaksikan sampai pesawat itu terhenti di dasar laut.
Bahkan ketika segerombolan hiu menyerbu, para penumpang bertahan hidup dengan penyelamatan yang tidak logis. Melawan semua rintangan dan ancaman itu, tampak sebuah kemustahilan.
Namun kembali lagi bahwa ini adalah film semata. Dan memang inti ceritanya terletak pada aksi penyelamatan diri para penumpang.Â