Film Layangan Putus berhasil bikin geregetan dan kesal dengan sosok laki-laki seperti Aris. Tabiatnya yang tidak pernah bersyukur atas apa yang sudah dimiliki. Tidak pernah merasa puas dan rakus karena ingin mendapatkan semuanya tanpa pernah mau memahami perasaan orang lain.
Film ini berhasil memberikan makna yang mendalam bagi penonton. Segala sesuatu yang didapatkan dengan cara curang dan pengkhianatan, tidak akan mendapatkan kebahagiaan. Bagaimanapun upayanya, tetap saja. Hukum tabur tuai akan berlaku. Apa yang kamu tuai, itu yang akan dipetik.
Jika sedari awal sudah melakukan kecurangan, kebohongan, dan pengkhianatan, maka yang dipanen adalah hal-hal negatif lainnya. Tidak akan mendapatkan kebahagiaan yang seutuhnya dan sepenuhnya.
Selain itu, film Layangan Putus mengingatkan penonton bahwa orang tulus tidak akan pernah datang dua kali. Syukuri apa yang sudah dimiliki termasuk segala kebaikan yang Tuhan berikan. Di luar sana memang banyak yang lebih kinclong, tetapi kalau perkara ketulusan, pemenangnya adalah orang yang ada di sebelah kita saat ini.
Sekali saja kamu berkhianat, maka ia tidak akan kembali menjadi orang yang sama seperti dulu kamu mengenalnya. Memaafkan adalah perkara mudah. Namun, melupakan luka di hati itu adalah urusan masing-masing.
Jika kamu berminat untuk menonton film Layangan Putus, saya sarankan untuk kembali menonton beberapa potongan adegan serial Layangan Putus. Bukan untuk mengingat alur ceritanya, tetapi agar emosi kesal menonton serial Layangan Putus dilanjutkan pada saat menonton film Layangan Putus.
Kamu bisa mengajak orangtuamu untuk menonton film ini. Bisa juga mengajak pasangan agar sebagai pengingat untuk tidak saling berkhianat, mengotori hubungan asmara yang selama ini sudah terjalin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H