Keempat anaknya memang nampak seperti anak baik-baik. Padahal, ada rahasia-rahasia yang disembunyikan oleh anak-anak mereka. Saleh yang diperankan oleh Rizky Fachrel, adalah anak yang terlihat paling baik dan selalu dibanggakan. Tanpa sepengetahuan orang tuanya, Saleh seling bermain judi sekaligus seorang penipu.
Anak kedua adalah Fajar yang diperankan oleh Keisha Alvaro. Fajar dikenal sebagai anak yang alim dan mudah bergaul dengan siapapun. Tetapi ternyata diam-diam dia berpacaran yang tentu melanggar ketentuan yang diberikan oleh orang tuanya. Berpacaran sama dengan mendekati maksiat. Fajar sampai melakukan aktivitas seksual dengan kekasihnya tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Anak ketiganya adalah perempuan cantik bernama Tyas yang paling spesial dibandingkan yang lain. Tyas yang diperankan oleh Ratu Sofya, memiliki kemampuan melihat makhluk gaib. Meskipun terlihat sebagai anak yang patuh dan penurut, sebenarnya Tyas merasa menjadi anak yang paling tidak disayangi oleh orang tuanya. Tyas berusaha memberikan yang terbaik dalam sisi akademik sehingga sangat rajin belajar. Jika mendapatkan nilai jelek, sudah dipastikan Tyas akan berusaha menyembunyikan dari orang tuanya.
Si bungsu adalah Azizah. Nayla Purnama yang memerankan karakter ini. Azizah adalah anak yang manja dan punya hobi menyanyi. Cita-citanya menjadi seorang penyanyi terkenal tak didukung oleh Ayahnya. Hal tersebut membuatnya dirinya kesulitan apabila ingin mengikuti ajang pencarian bakat bernyanyi.

Singkat cerita, Saleh sebagai kakak paling tua ingin membahagiakan adik-adiknya. Melihat adik bungsunya mempunyai potensi dalam bernyanyi, Saleh mendukung cita-cita Azizah. Berbanding terbalik dengan sikap Ayahnya.
Sampai akhirnya, Saleh mengajak adik-adiknya untuk mengantarkan Azizah mengikuti lomba bernyanyi secara sembunyi-sembunyi. Malam hari, ada kesempatan untuk meninggalkan rumah tanpa harus takut ketahuan orang tua mereka. Mereka pun dengan suka cita bergegas untuk mengantarkan Azizah.
Memiliki rumah di desa mengharuskan mereka melewati sungai hanya untuk sampai ke desa sebrang. Naasnya, saat melewati sungai itu, kakak beradik ini terseret arus sungai yang sangat deras. Sejak saat itulah mereka dinyatakan menghilang.
Mengetahui anak-anaknya serempak kabur dari rumah, membuat orang tua panik dan kebingungan mencarinya ke mana. Sampai akhirnya ada kabar bahwa keempat anaknya hanyut terbawa aliran sungai. Proses pencarian terus digencarkan. Tetap saja tak ada tanda-tanda keberadaan anak-anaknya.
Sampai akhirnya, Ustaz Syakir dan istrinya pasrah dan ikhlas jika memang anak-anaknya sudah meninggal. Pencarian tetap dilakukan, dan apapun hasilnya, sepasang suami istri ini sudah menerima takdir yang digariskan oleh Tuhan.
Kehilangan anak-anak yang tak kunjung ada kepastian membuat mereka begitu cemas. Melihat tidak ada harapan, Ustaz Syakir dan istrinya terus bertanya-tanya apakah anak-anaknya sudah punya bekal untuk di akhirat. Apakah sebagai orang tua sudah membekali anak-anaknya sesuai dengan syariat islam? Pertanyaan itu terus menerus ada di dalam benak Ustaz Syakir dan istrinya.