Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pegipegi Resmi Tutup, Apakah Imbas dari Kalah Saing dengan Kompetitor?

14 Desember 2023   07:00 Diperbarui: 14 Desember 2023   11:08 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PegiPegi.com resmi berhenti beroperasi di Indonesia per Senin, 11 Desember 2023. (Sumber: PegiPegi.com via kompas.com)

Kabar yang lumayan mengejutkan bagi penulis sendiri saat mendapat kabar bahwa Pegipegi tidak beroperasi lagi. Tepatnya hari Selasa (12/12/2023), berbagai akun di media sosial Instagram memberi informasi bahwa Pegipegi resmi tutup.

Sebagai pengguna Pegipegi, tentu saya kaget dengan kabar ini. Pasalnya, beberapa hari yang lalu, saya masih melakukan aktivitas dalam aplikasi Pegipegi. Saya berencana untuk mencari penginapan untuk tahun baru di Kota Cirebon.

Pegipegi adalah satu-satunya aplikasi digital perjalanan atau Online Travel Agent (OTA) yang ada di handphone saya. Meski sudah beberapa kali ganti ponsel, tetap saja Pegipegi menjadi aplikasi wajib yang harus ada di dalam ponsel saya.

Membaca kabar tersebut membuat saya langsung berselancar mengklik aplikasi Pegipegi. Ternyata kabar tersebut bukanlah rumor semata.

Saat membuka aplikasi, layar pengguna akan langsung menampilkan ucapan terima kasih dari Pegipegi untuk para pengguna setianya.

Saya cukup banyak menyimpan kenangan selama menggunakan OTA Pegipegi. Khususnya dalam mencari dan memesan penginapan selama berpergian di luar kota. Lewat Pegipegi, saya pernah memesan penginapan di daerah Pangandaran, Sumedang, Tasikmalaya, sampai Yogyakarta.

Cukup sedih mendapatkan kabar mengejutkan ini.  Apalagi Pegipegi tidak memberikan tanda-tanda berpamitan sebelumnya. Tidak ada rumor apapun sehingga saya masih mencari penginapan untuk merayakan libur tahun baru lewat Pegipegi.

PT. Go Online Destinations dengan aplikasi digitalnya yang diberi nama Pegipegi, diresmikan oleh Mari Elka Pangestu selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tanggal 7 Mei 2012. Mulanya, Pegipegi hanya fokus sebagai agen perjalanan daring yang melayani pemesan hotel di Indonesia. Namun, pada bulan Agustus 2013, Pegipegi menambah layanannya yaitu pemesanan tiket secara daring.

Tak puas dengan pencapainnya, Pegipegi terus melakukan inovasi. Terlebih semakin banyak kompetitor yang berusaha menggaet pelanggan. Bulan Juli 2015, Pegipegi menyediakan aplikasi gratis untuk Android. Disusul pada bulan Desember 2015, pengguna iOS pun sudah dapat menikmati Pegipegi lewat ponsel pintarnya masing-masing.

Jumlah penginapan yang ada dalam Pegipegi pun sangat banyak sekali dan tersebar luas hampir di seluruh daerah. Terdapat 7000 hotel yang terhubung dengan Pegipegi.  Selain penginapan, berbagai layanan transportasi juga terhubung. Terdiri dari 200 rute penerbangan dan 1.600 rute kereta api beserta kereta api bandara.

Perkembangan Pegipegi membuahkan hasil dengan mendapatkan rentetan penghargaan dari tahun 2015 sampai dengan 2018. Pada tahun 2015, Majalah SWA dan Hachiko memberikan penghargaan kepada Pegipegi sebagai Customer Loyalty Award 'Excellence' in Net Promoter Score (NPS) For Travel Portal Category. Tahun 2016 dan 2017 pun mendapatkan berbagai penghargaan dari banyak penyelenggara.

Di tahun 2018, Pegipegi mendapatkan 3 penghargaan yang cukup bergengsi. Salah satunya adalah Silver Champion untuk kategori Online Travel Agent dalam acara Indonesia WOW Brand 2018.

Nampaknya, dengan melakukan berbagai macam inovasi sampai mendapatkan berbagai penghargaan tidak menjamin ketahanan suatu bisnis. Terutama pada masa pandemi Covid-19 melanda membuat sektor pariwisata sangat terganggu.

Sebagai agen perjalanan daring, tentu Pegipegi turut mendapatkan imbasnya. Berkurangnya pendatang yang menginap di hotel berimbas pula pada seluruh agen perjalanan seperti Pegipegi. Adanya pembatasan sosial besar-besaran sampai ditutupnya berbagai fasilitas umum, sangat memberikan dampak pada sektor wisata dan perhotelan.

Di kutip dalam kemenparekraf.go.id bawah sebelum pandemic terjadi, yaitu pada bulan Januari-Februari, okupansi perhotelan masih di angka 49,17% dan 49,22%. Namun di bulan Maret menjadi 32,24%, dan semakin memburuk saat memasuki bulan April, yaitu hanya sebesar 12,67% saja.

Meski kondisi perekonomian berangsur membaik, tidak berati ada kemudahan untuk kembali menjalankan bisnis. Apalagi saat ini sudah banyak sekali kompetitor sejenis bahkan ada hotel atau transportasi tertentu yang memiliki jasa layanan khusus.

Misalnya untuk penginapan RedDoorz, sekarang sudah bisa dilayani lewat website resminya ataupun aplikasinya. Lalu ada Bobobox, penginapan untuk traveler sejati yang tidak bermitra dengan OTA manapun. Begitu pula dengan pelayanan transportasi. Misalnya aplikasi Access by KAI.

Terkadang, pelanggan lebih memilih untuk memesan di aplikasi resminya langsung daripada di aplikasi yang bermitra. Hal tersebut karena jumlah penawaran lebih banyak dan voucher promo juga lebih berlimpah.

Ucapan terima kasih Pegipegi untuk para pelanggan setianya. (Sumer: tangkapan layar instagram Pegipegi)
Ucapan terima kasih Pegipegi untuk para pelanggan setianya. (Sumer: tangkapan layar instagram Pegipegi)

Pengamat juga menilai bahwa Pegipegi sudah tidak mampu lagi bersaing dan faktor pendanaan yang semakin menipis. Dikutip dalam teknologibisnis.com, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengatakan bahwa saat ini sudah terlalu banyak platform yang memberikan layanan seperti Pegipegi. Apalagi banyak pesaing yang semakin menambah produk layanannya. Pesaing tidak hanya berfokus di penjualan tiket ataupun hotel.

"Beberapa maskapai penerbangan dan perhotelan juga mengembangkan sendiri website ataupun platform aplikasi untuk melakukan transaksi jasa mereka," ujar Huda, Selasa (12/12/2023 via teknologibisnis.com).

Pernyataan dari pengamat tidak dirasa cukup untuk menyimpulkan kondisi yang dialami Pegipegi. Menurut survei Populix yang dikutip dari databoks.katadata.co.id, sebanyak 38% responden yang berencana liburan akhir tahun berniat memesan akomodasi lewat aplikasi digital atau online travel agent (OTA). Riset ini merupakan hasil survei yang dilakukan melalui aplikasi Populix pada 9 sampai 11 November 2022.

Terdapat 1.010 responden dengan rentang usia 18 sampai 15 tahun yang tersebar di seluruh Indonesia. Mayoritas responden adalah seorang pekerja yang berasal dari ekonomi kelas menengah.

Aplikasi OTA  yang paling dominan dipilih oleh responden adalah Traveloka, dengan persentase mencapai lebih dari setengahnya, yaitu 67,5%. Posisi kedua adalah Tiket.com dengan hasil persentase 21%.

Untuk Aplikasi OTA lainnya mendapatkan presentase yang sangat kecil. Agoda dengan persentase 5,5%. Booking.com dan Airbnb 2%. Sedangkan Pegipegi dan aplikasi OTA lainnya hanya mendapatkan persentase 1% saja.

Responden menentukan pilihan aplikasi OTA berdasarkan kemudahan dalam menggunakan aplikasi.  Kemudahan dalam menggunakan aplikasi  OTA mulai dari kemudahan melihat ulasan orang lain, proses pemesanan mudah dan cepat  serta memilki beragam metode pembayaran yang dapat dipilih. Selain itu, responden juga mencari aplikasi OTA yang menawarkan harga paling murah bisa mendapat harga termurah dan mendapatkan banyak promo.

Menurut pengalaman saya, sebenarnya penggunaan aplikasi Pegipegi relatif mudah. Selama menggunakan Pegipegi, saya tidak pernah kesulitan ataupun mendapatkan kendala.

Kalau dari segi murah atau mahal, sebenarnya itu relatif. Terkadang di aplikasi A lebih murah dibandingkan aplikasi B untuk hotel Mawar (perumpamaan). Tetapi untuk hotel melati (perumpamaan), aplikasi B lebih murah dibandingkan A.

Memang untuk mendapatkan harga promo saya agak kesusahan. Bahkan terkadang saat saya cek mendapatkan harga promo. Namun pada saat saya akan melakukan transaksi, harga promo kembali berubah menjadi normal.

Menurut pengamatan saya, sebenarnya Pegipegi hanya kalah saing dari sisi promosi iklan. Coba sekarang kita renungkan, berapa kali dalam sehari Aplikasi OTA pesaing yang identik berwarna biru itu muncul di berbagai media? Mulai dari iklan di televisi sampai mengganggu saat kita asyik menonton video di YouTube. Tentunya dengan berdekatan dengan calon pelanggan, membuat aplikasi tersebut menjadi pilihan pertama pada saat calon pelanggan membutuhkan agen pemesanan hotel atau transportasi.

Meskipun Pegipegi tidak secara resmi menyebutkan apa yang menjadi alasan menghentikan operasinya, bukan berarti mereka lepas tangan akan jaminan kualitas pelayanan.

Selain mengucapkan terima kasih kepada pelanggan setia, Pegipegi menjamin bahwa transaksi sampai 10 Desember 2023 tetap berjalan dengan semestinya. Pemesanan kamar hotel ataupun transportasi udara dan darat tetap berlaku sesuai waktu yang tertera. Jika ada pertanyaan, permintaan dana kembali (refund), penggantian jadwal (reschedule) ataupun penyampaian keluhan, pelanggan tetap bisa menyampaikan lewat email ke cs@pegipegi.com.

Sudah 12 tahun lamanya Pegipegi menjadi solusi travel bahkan menyimpan banyak kenangan untuk para pelanggan setianya. Di penghujung keberadaannya pun, Pegipegi berusaha memberikan layanan terbaik untuk menjaga citra positifnya selama 12 tahun. Terima kasih Pegipegi sudah menemani kami dalam setiap perjalanan liburan kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun