Perkembangan Pegipegi membuahkan hasil dengan mendapatkan rentetan penghargaan dari tahun 2015 sampai dengan 2018. Pada tahun 2015, Majalah SWA dan Hachiko memberikan penghargaan kepada Pegipegi sebagai Customer Loyalty Award 'Excellence' in Net Promoter Score (NPS) For Travel Portal Category. Tahun 2016 dan 2017 pun mendapatkan berbagai penghargaan dari banyak penyelenggara.
Di tahun 2018, Pegipegi mendapatkan 3 penghargaan yang cukup bergengsi. Salah satunya adalah Silver Champion untuk kategori Online Travel Agent dalam acara Indonesia WOW Brand 2018.
Nampaknya, dengan melakukan berbagai macam inovasi sampai mendapatkan berbagai penghargaan tidak menjamin ketahanan suatu bisnis. Terutama pada masa pandemi Covid-19 melanda membuat sektor pariwisata sangat terganggu.
Sebagai agen perjalanan daring, tentu Pegipegi turut mendapatkan imbasnya. Berkurangnya pendatang yang menginap di hotel berimbas pula pada seluruh agen perjalanan seperti Pegipegi. Adanya pembatasan sosial besar-besaran sampai ditutupnya berbagai fasilitas umum, sangat memberikan dampak pada sektor wisata dan perhotelan.
Di kutip dalam kemenparekraf.go.id bawah sebelum pandemic terjadi, yaitu pada bulan Januari-Februari, okupansi perhotelan masih di angka 49,17% dan 49,22%. Namun di bulan Maret menjadi 32,24%, dan semakin memburuk saat memasuki bulan April, yaitu hanya sebesar 12,67% saja.
Meski kondisi perekonomian berangsur membaik, tidak berati ada kemudahan untuk kembali menjalankan bisnis. Apalagi saat ini sudah banyak sekali kompetitor sejenis bahkan ada hotel atau transportasi tertentu yang memiliki jasa layanan khusus.
Misalnya untuk penginapan RedDoorz, sekarang sudah bisa dilayani lewat website resminya ataupun aplikasinya. Lalu ada Bobobox, penginapan untuk traveler sejati yang tidak bermitra dengan OTA manapun. Begitu pula dengan pelayanan transportasi. Misalnya aplikasi Access by KAI.
Terkadang, pelanggan lebih memilih untuk memesan di aplikasi resminya langsung daripada di aplikasi yang bermitra. Hal tersebut karena jumlah penawaran lebih banyak dan voucher promo juga lebih berlimpah.
Pengamat juga menilai bahwa Pegipegi sudah tidak mampu lagi bersaing dan faktor pendanaan yang semakin menipis. Dikutip dalam teknologibisnis.com, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengatakan bahwa saat ini sudah terlalu banyak platform yang memberikan layanan seperti Pegipegi. Apalagi banyak pesaing yang semakin menambah produk layanannya. Pesaing tidak hanya berfokus di penjualan tiket ataupun hotel.
"Beberapa maskapai penerbangan dan perhotelan juga mengembangkan sendiri website ataupun platform aplikasi untuk melakukan transaksi jasa mereka," ujar Huda, Selasa (12/12/2023 via teknologibisnis.com).