Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Jatuh Cinta Seperti di Film-Film", Film Terbaik Tahun 2023

13 Desember 2023   07:00 Diperbarui: 13 Desember 2023   07:10 2249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (2023). (Sumber: imdb.com)

Sudah banyak yang membuat review film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film. Meski begitu, jika dilihat dari banyaknya jumlah penonton, masih banyak yang ragu untuk menjadikan film ini pilihan.

Bersaing dengan deretan film horor menjadi tantangan film ini. Namun walaupun begitu, dari 30 November 2023 sampai saat ini, masih banyak bioskop yang memutar film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film.

Sebenarnya, saya pun sudah dari lama menonton film ini. Tepatnya di hari pertama film ini tayang di bioskop. Membaca judulnya saja sudah menarik rasa penasaran saya untuk langsung menonton film ini di hari pertama tayang.

Tanpa melihat dulu spoiler yang sering bermunculan di TikTok, bahkan saya juga tidak menonton trailer atau sekadar membaca sinopsisnya. Hari itu, saya datang ke bioskop dengan menonton film pilihan saya tanpa menyimpan ekspektasi apa-apa.

Usai film ini mencapai akhir cerita, rasanya begitu lengkap dalam hati. Rasa senang bercampur kagum. Ditambah lagi penuh dengan kejutan. Seperti mendapatkan kejutan saat hari ulang tahun dari orang yang tak diduga. Ya, kurang lebih seperti itu rasanya.

Hanya dengan 118 menit saja, film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film menggeser posisi film terbaik yang sudah saya tonton di tahun ini. Bahkan, saya begitu yakin meskipun belum mencapai akhir tahun 2023, film ini akan menjadi film terbaik sepanjang tahun 2023 versi saya. Bisa juga versi banyak orang lain yang memang penikmat film Indonesia.

Saking bagusnya, saya sempat bingung untuk menuliskan review dari film ini. Karena sejujurnya saya tidak menemukan celah kekurangan selama menonton film ini. Biasanya, sesekali saya mencatat dalam ingatan atau dalam notes ponsel selama menonton film di bioskop. Tentunya untuk mengingat hal-hal penting yang perlu disampaikan dalam penulisan review film.

Lain halnya dengan film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film. Saya benar-benar dibuat masuk dalam ceritanya. Tidak bisa mata saya berpaling untuk tidak mengikuti kisah yang dipersembahkan.

Ternyata dalam realitanya, niat untuk langsung menulis review film ini sangat tidak mudah. Entah mengapa, saya benar-benar tidak tahu istilah apa yang tepat menggambarkan keindahan dan kejeniusan dari film ini. Bisa dibilang kini standar film romantis sangat tinggi karena punya pesaing film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film.

Niat untuk menuliskan review film ini pun saya urungkan. Terlebih sudah banyak yang menuliskannya di berbagai media online. Termasuk di Kompasiana.

Di salah satu review film yang saya tulis di Kompasiana, ada yang memberi komentar untuk meminta saya menuliskan review film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film. Entah memang hanya sekadar berkomentar, atau memang menunggu pandangan saya terkait film ini.

Well, akhirnya saya memutuskan untuk membuat review film ini. Film yang menggeser deretan calon kandididat film terbaik sepanjang tahun 2023. Lebih tepatnya lagi, film terbaik romantis sepanjang masa yang pernah saya tonton.

Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (2023). (Sumber: imdb.com)
Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (2023). (Sumber: imdb.com)

Film ini berkisah tentang asmara seorang penulis naskah. Namanya Bagus yang diperankan oleh Ringgo Agus Rahman.

Dari pilihan pemain pun sudah dapat disimpulkan bahwa film ini tidak menawarkan romansa anak mudah ala film Catatan Si Boy. Apalagi romansa yang dibangun antara Dilan dan Milea.

Bagus memasuki umur 40 tahun. Menyimpan perasaan kepada teman SMA-nya. Namanya Hana yang diperankan oleh Nirina Zubir.

Nampaknya semesta mendukung dan membukakan jalan untuk Bagus. Mereka tidak sengaja bertemu kembali di supermarket.

Tidak hanya pertemuan itu saja yang seolah membuat Bagus memiliki kesempatan. Saat itu, Hana sudah berstatus single atau lebih tepatnya sudah menjadi janda selama 4 bulan. Suaminya yang bernama  Deni, meninggal 4 bulan yang lalu karena sakit.

Bertemu kembali dengan Hana dengan kondisi sama-sama sendiri, membuat Bagus mantap untuk memperjuangkan cintanya. Sama seperti laki-laki pada umumnya yang berusaha menunjukkan perasaan kepada pujaan hatinya, Bagus pun memiliki perencanaan untuk menyatakan cinta kepada Hana lewat film. Sebagai penulis naskah, ia ingin karyanya yang menunjukkan begitu besar perasaannya kepada Hana.

Bagus menyampaikan rencananya itu kepada teman-temannya, yaitu sepasang suami istri yang merupakan rekan kerja Bagus dalam dunia film. Celine yang diperankan Sheila Dara, berprofesi sebagai editor. Suaminya bernama Dion yang diperankan oleh Dion Wiyoko, berprofesi sebagai aktor.

Mendengar perencanaan itu membuat Celine tertegun. Menurutnya, meski rencananya terlihat romantis, tetapi belum tentu Hana menerima cerita hidupnya diangkat menjadi cerita dalam film. Lebih tepatnya, cerita hidupnya menjadi konsumsi publik.

Celine menyarankan agar Bagus meminta izin terlebih dahulu untuk menggunakan kisah Hana menjadi sebuah naskah. Namun pendapat Celine tentu ditolak tegas oleh  Bagus, karena jika meminta izin dulu maka yang terjadi bukanlah sebuah kejutan.

Salah satu adegan dalam film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film karya sutradara Yandy Laurens (Sumber: Dok. Imajinari via kompas.com) 
Salah satu adegan dalam film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film karya sutradara Yandy Laurens (Sumber: Dok. Imajinari via kompas.com) 

Sosok pertama yang harus diapresiasi dari kejeniusan film ini adalah Yandy Laurens. Selaku sutradara sekaligus penulis naskah yang mengeksekusi film ini menjadi tontonan yang dalam. Meski alurnya terdengar sederhana, tetapi disajikan begitu menyentuh dan berkesan.

Kedua kalinya bagi Yandy menjadi sutradara sekaligus penulis untuk film panjang. Film panjang perdananya sebagai sutradara adalah drama keluarga film Keluarga Cemara (2019). Sama seperti film sebelumnya, Yandy kembali memilih Ringgo dan Nirina sebagai pasangan. Nampaknya Ringgo dan Nirina menjadi aktor langganan sekaligus favorit Yandy Laurens.

Chemistry antara Ringgo dan Nirina tidak perlu diragukan lagi. Mengenal satu sama lain sebagai sahabat membuat mudahnya jalinan untuk membangun karakter Bagus dan Hana. Mereka lepas dari karakter Abah dan Emak dalam film Keluarga Cemara (2019).

Paling menakjubkan adalah akting berkelas yang diberikan Nirina Zubir. Mungkin sebagian penonton hanya teringat dengan kualitas Nirina dalam film Heart (2006), Get Married (2007), atau Keluarga Cemara (2019). Dalam film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, Nirina menunjukkan bahwa kemampuan aktingnya tidak bisa dianggap remeh. Melihat sosok Hana yang dibawakan  Nirina, begitu terlihat natural dan penuh ketulusan. Nyaris Nirina tidak terlihat sedang akting. Nampak tidak dibuat-buat.

Para pendukung yang terlibat dalam ini juga tidak bisa terlupakan. Mereka memiliki perannya masing-masing yang mendukung cerita. Mulai dari Sheila Dara dan Dion Wiyoko yang tampil konyol meski mereka sepasang suami istri. Dion Wiyoko mengeluarkan humor tipis-tipis yang bikin senyum-senyum. Alex Abbad sebagai Yoram yang berprofesi sebagai produser film juga memberikan adegan humor yang gak garing, tapi juga gak lebay. Julie Estelle dan kru-kru dalam film juga turut diberi porsi yang pas dan sangat dipersiapkan dengan matang.

Tidak hanya para pemain, kualitas sinematografi film ini patut diberi jempol. Bahkan empat jempol. Disuguhkan hampir 80% berwarna hitam putih membuat film ini estetik. Namun yang perlu diingat bahwa pemilihan warna hitam putih bukan karena ingin mendapatkan nilai estetik saja, tetapi memang film ini menggambarkan bagaimana suasana dalam cerita yang dibawakan. Khususnya suasana duka yang sedang dirasakan oleh Hana. Hana seolah sudah mengubur semua perasaan senangnya bersama laki-laki yang pergi meninggalkannya seumur hidup.

Sebenarnya bukan kali pertama bagi saya menonton film Indonesia dengan nuansa hitam putih. Film Siti (2014) juga full ditampilkan dengan suasana hitam putih. Alasannya juga hampir sama, yaitu mendukung cerita dalam film.

Tentunya banyak sekali perbedaan. Film Siti tergolong film otentik karena dari segi tahun rilis pun sudah lumayan lama. Sedangkan film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film dibalut dengan pencahayaan yang bagus, sudut kamera yang pas, dan berbagai macam warna cinta. Mulai dari warna-warni seperti pelangi, sampai yang paling dominan adalah hitam putih.

Meski film ini tergolong dalam film romantis, tetapi tidak ada sentuhan fisik berlebihan yang klise. Penonton sudah sangat sering disuguhkan adegan pegangan tangan dan saling bertatapan karena tidak sengaja mengambil barang jatuh dalam waktu yang bersamaan. Tidak pula menyuguhkan pertemuan karena saling berpapasan lalu bertabrakan tanpa sengaja.

Film ini menyuguhkan romansa dewasa. Bukan kisah cinta remaja yang menye-menye. Film ini menunjukkan bahwa sebenarnya dalam mencari pasangan hidup itu sama artinya dengan mencari teman ngobrol seumur hidup. Karena dalam hubungan, yang paling dominan bukanlah adegan romantis, tetapi komunikasi. Dengan adanya film ini, sudah bisa merubah mindset bahwa film romansa orang dewasa bisa lebih romantis dibandingkan film romansa anak muda.

Latar lagu yang dipakai dalam film ini begitu pas dan menyatu dengan cerita. Apalagi saat lagu Bercinta Lewat Kata yang dibawakan Donne Maula diputar di tengah-tengah adegan. Munculnya lagu ini memberi nuansa baru yang menyegarkan setelah adegan film yang cukup bikin kaget. Tanpa sadar, penonton akan terbawa untuk ikut melafalkan lirik lagu tersebut, "Cerita kita takkan seperti di layar-layar kaca. Gemas romantis, tak masuk logika."

Menonton film ini menambah pengetahuan tentang membuat film. Terutama terkait dengan penulisan naskah film. Bagus seolah dosen yang sedang memberi kuliah untuk mahasiswanya. Memberikan gambarkan tahapan-tahapan dalam membangun alur. Mulai dari sequence pertama sampai terakhir.

Tidak hanya itu, penonton akan diberi gambaran point of view seorang editor yang dibawakan Sheila Dara. Sebagai editor film, ia berimajinasi seolah menggambarkan bagaimana hasil dari film garapannya. Yang paling memukau adalah saat adegan Bagus mengejar Hana ke rumahnya. Saya yakin semua penonton tidak berekspektasi akan mendapatkan adegan seperti ini.

Film ini menyentil orang-orang yang terlibat dalam dunia film. Terutama peran produser yang selalu ingin biaya promosi film yang hemat. Begitu juga dengan pemilihan genre film yang banyak diminati penonton. Seperti horor dan drama. Pemilihan aktor pun harus yang rupawan. Meski tidak lagi muda, tetap saja yang dipilih harus yang cantik dan tampan.

Hana yang diperankan Nirina Zubir dalam film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (2023). (Sumber: imdb.com)
Hana yang diperankan Nirina Zubir dalam film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (2023). (Sumber: imdb.com)

Secara keseluruhan film ini mengingatkan bahwa setiap orang memiliki pandangan dan caranya dalam memaknai perasaan cinta. Hana yang memilih untuk tidak jatuh cinta lagi. Sedangkan Bagus yang merasa bahwa cinta harus memiliki dan memberikan perasaan senang. Padahal menurut Hana, sudah bukan waktunya lagi untuk mendramatisasi perasaan karena usia mereka sudah tidak muda lagi.

Film ini nyaris tidak ada celah untuk diberi kritikan. Mungkin bagi kamu yang tidak suka menonton film yang dominan dialog akan merasa jenuh dan mengantuk. Tetapi bagi pecinta film Indonesia yang sudah explore berbagai genre, film ini menjadi standar tinggi untuk genre drama romansa komedi.

Usai menonton film ini, tidak banyak ekspresi yang dapat dikeluarkan, tetapi hati rasanya penuh sekali. Alur cerita yang mengalir pelan, membawa penonton hanyut dalam cerita. Menonton film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film seperti menemukan kotak di dalam kotak. Lalu menemukan kotak lagi di dalam kotak. Dan seterusnya tanpa henti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun